Liputan6.com, Jakarta - Upaya penyelamatan badak Sumatera dari kepunahan mendapatkan secercah harapan setelah seekor anak badak lahir di Taman Nasional Way Kambas (TNWK). Kelahirannya bahkan sampai disorot oleh media internasional CNN.
Dalam keterangan tertulis yang diterima Liputan6.com, Senin, 2 Oktober 2023, bayi badak Sumatera lahir dari induk bernama Ratu. Proses persalinannya berlangsung sekitar 17 menit, mulai dari terlihat kantong allantois sampai bayi badak lahir dengan selamat.
Advertisement
Zulfi Arsan, Koordinator Tim Dokter Hewan SRS TNWK, menambahkan badak Ratu mulai menunjukkan tanda-tanda perilaku akan melahirkan dimulai dari pukul 00.04 WIB. Sang induk berhasil melahirkan bayi badak Sumatera betina dengan selamat pada Sabtu, 30 September 2023, pukul 01.44 WIB. Bobot bayi badak itu tercatat seberat 27 kilogram.
"Sama seperti kebuntingan badak di SRS TNWK sebelumnya, pada kebuntingan kali ini badak Ratu mendapatkan tambahan hormon penguat kehamilan, yang diberikan setiap hari, serta jenis, variasi, dan jumlah asupan pakan yang diberikan sangat diperhatikan untuk mencukupi kebutuhan badak Ratu," tutur Zulfi.
Zulfi juga menjelaskan bahwa selama masa kebuntingan, badak Ratu rutin diperiksa kesehatannya setiap 10--14 hari sekali dengan alat ultrasonografi (USG), sejak umur kebuntingan awal (20 hari pasca-kawin) sampai tiga hari menjelang persalinan. Badak Ratu mulai dipantau secara intensif selama 24 jam oleh tim dokter hewan, paramedik, dan perawat satwa SRS TNWK sejak seminggu menjelang kelahiran sampai dua bulan ke depan.
Perkembangan Awal Bayi Badak
Dedi Candra, dokter hewan dari Direktorat Konservasi Keanekaragaman Hayati Spesies dan Genetik (KKHSG) KLHK menambahkan, sekitar 45 menit setelah lahir, bayi badak tersebut sudah mulai berdiri. Dua jam kemudian, bayi badak mulai mencari puting susu induknya untuk menyusu.
Sama halnya dengan anaknya, kondisi badak Ratu pasca-melahirkan juga terpantau sehat dan normal. "Sejak melahirkan hingga saat ini, badak Ratu menunjukkan sikap overprotektif terhadap anaknya," imbuh Dedi.
Tim dokter hewan akan terus memantau kondisi kesehatan dan 'ikatan batin' antara induk-anak badak secara intensif. Sejak Minggu, 1 Oktober 2023, badak Ratu mulai mengajak anaknya untuk menjelajahi hutan dan belajar berkubang.
Kelahiran bayi badak itu merupakan kelahiran anak badak keempat di TNWK. Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Siti Nurbaya Bakar menyebut kelahiran anak badak itu membuktikan komitmen Pemerintah Republik Indonesia dalam upaya konservasi badak di Indonesia, khususnya badak Sumatera.
Indra Exploitasia, Plt. Direktur KKHSG KLHK menambahkan, Pemerintah Republik Indonesia melalui Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) berencana mengintegrasikan metode Assisted Reproductive Technology (ART) atau Teknologi Reproduksi Berbantu untuk propagasi (perbanyakan) badak Sumatera, selain melalui upaya perkembangbiakan alami.
Advertisement
Akan Pakai Ibu Pengganti
Indra menjelaskan untuk tujuan tersebut, KLHK dibantu oleh tim ART dan Biobank IPB University telah mengambil jaringan tali pusar tak lama setelah kelahiran anak ketiga badak Ratu untuk dijadikan sumber sel punca (stem cells). "Saat ini, jaringan tali pusar tersebut telah berada di Laboratorium Pusat ART dan Biobank Badak Sumatera Sekolah Kedokteran Hewan dan Biomedis IPB University untuk dilakukan perbanyakan sel punca," katanya.
Dr. Muhammad Agil menyampaikan bahwa Laboratorium Pusat ART dan Biobank Badak Sumatera dengan dukungan Leibniz Institute for Zoo and Wildlife Research (Leibniz-IZW) Jerman didedikasikan untuk mendukung program propagasi badak sumatera yang dilaksanakan KLHK.
"Laboratorium Pusat ART dan Biobank Badak Sumatera diharapkan dapat memproduksi embrio badak sumatera dan program transfer embrio untuk menghasilkan individu badak sumatera baru melalui induk pinjam (surrogate mother)," tambah koordinator tim ART dan Biobank IPB University ini.
Mengutip CNN, Selasa (3/10/2023), populasi badak Sumatera di Asia Tenggara menyusut drastis. International Rhino Foundation (IRF) menyebut kurang dari 80 ekor badak hidup di alam liar di Indonesia.
Populasi Badak Sumatera di Alam Liar
Sementara di Malaysia, spesies ini dinyatakan punah secara lokal pada 2019. Maka itu, kelahiran bayi badak tersebut memberikan harapan hidup bagi spesies yang terancam punah karena perburuan liar dan hilangnya habitat alami.
Badak Sumatera adalah badak terkecil di dunia, yang memiliki tinggi sekitar 1,5 meter dengan panjang tubuhnya hanya sekitar 2,5 meter. Hewan itu memiliki hubungan kekerabatan lebih dekat dengan badak berbulu yang telah punah.
Badak Sumatera biasanya hidup di hutan tropis Sumatera yang lebat, baik dataran rendah maupun dataran tinggi. Mereka umumnya hidup soliter, menurut IRF. Betina melahirkan satu anak setiap tiga hingga empat tahun dengan masa kehamilan berlangsung antara 15 hingga 16 bulan.
Hilangnya habitat telah mendorong mereka untuk menempati wilayah yang lebih kecil di hutan Indonesia sehingga para pegiat konservasi mengkhawatirkan kelangsungan spesies tersebut. Karena keberadaannya sulit terlacak karena mendiami tengah hutan, penampakan langsung menjadi langka.
"Tanda tidak langsung seperti jejak kaki semakin sulit ditemukan," kata IRF. "Puncak harapan bagi spesies ini adalah program pembiakan di Suaka Badak Sumatera… yang telah menghasilkan tiga anak badak dan melanjutkan upaya pembiakannya untuk menciptakan populasi badak yang terjamin."
Advertisement