Liputan6.com, Kharkiv - Peperangan akan memberikan dampak pada berbagai bidang sektor di negara yang turut ambil peran dalam konflik tersebut. Tak terkecuali pada konflik perang Rusia dan Ukraina yang hingga kini tengah berlangsung.
Sektor pendidikan menjadi salah satu yang terdampak sehingga pemerintah Ukraina luncurkan upaya inovasi untuk menyediakan akses pendidikan khususnya bagi anak-anak di Kharkiv.
Advertisement
Atas dasar itu, Ukraina akan membangun sekolah bawah tanah pertama di kota metropolitan Kharkiv sebagai upaya melindungi siswa dari bahaya serangan bom dan misil dari Rusia yang kerap kali terjadi di wilayah tersebut.
Keputusan ini diumumkan secara resmi oleh Wali Kota Ihor Terekhov melalui aplikasi pesan Telegram. Ia ingin ada keberlanjutan pendidikan anak-anak Kharkiv dalam lingkungan yang aman di tengah konflik yang terjadi.
"Shelter (tempat penampungan) seperti itu akan memungkinkan ribuan anak-anak Kharkiv untuk melanjutkan pendidikan tatap muka mereka dengan aman bahkan ketika ada ancaman misil," tulisnya seperti dikutip dari The Straits Times, Sabtu (7/10/2023).
Meskipun kondisi perang mengharuskan sebagian besar sekolah di wilayah garis depan untuk mengadopsi sistem pembelajaran online, Kharkiv telah melangkah lebih jauh dengan menyediakan sekitar 60 ruang kelas terpisah di stasiun metro sebelum dimulainya tahun ajaran pada 1 September. Langkah ini diharapkan memberikan ruang bagi lebih dari 1.000 anak untuk belajar dengan aman di tempat-tempat tersebut.
Kota Kharkiv, yang merupakan kota terbesar kedua di Ukraina dengan populasi lebih dari 1,4 juta jiwa sebelum invasi Rusia pada Februari 2022 lalu terus menjadi sasaran serangan misil dan rudal hampir setiap harinya.
Lebih dari 300 Sekolah Hancur
Dalam 24 jam terakhir hingga hari Senin kemarin, seorang warga sipil tewas dan sejumlah rumah rusak akibat serangan Rusia di wilayah Kharkiv, seperti yang diungkapkan oleh Oleh Sinehubov, gubernur wilayah Kharkiv.
Perang yang belum berakhir ini telah menelan korban ribuan jiwa dan memaksa jutaan warga sipil untuk mengungsi.
Kementerian Pendidikan Ukraina mencatat bahwa sebanyak 363 institusi pendidikan telah hancur, dengan hampir 3.800 lainnya mengalami kerusakan di seluruh negeri.
Sementara rincian lebih lanjut mengenai proyek sekolah bawah tanah ini masih belum jelas, Wali Kota Terekhov menegaskan bahwa sekolah baru tersebut akan memenuhi persyaratan peraturan paling modern untuk struktur pelindung bangunannya.
Kendati demikian, belum jelas seberapa besar sekolah itu akan dibangun dan kapan akan dibuka untuk dapat menyalurkan ilmu pengetahuan kepada anak-anak di tengah kondisi perang Ukraina dengan Rusia yang sedang berlangsung.
Advertisement
Anak SD Terbiasa dengan Perang Rusia Ukraina, Ini Efeknya
Pembangunan sekolah bawah tanah oleh Pemerintah Ukraina merupakan efek dari perang dengan Rusia.
Dampak personal juga dirasakan anak-anak SD akibat konflik ini. Hal itu terkuak pada Jumat 24 Februari, menandai satu tahun sejak Rusia meluncurkan invasi ke Ukraina.
Dalam 365 hari sejak perang Rusia Ukraina dimulai, ribuan orang telah terbunuh, jutaan telah meninggalkan rumah mereka dan kota-kota di seluruh Ukraina telah menjadi puing-puing.
Wanita, anak-anak, lansia, dan pelajar asing mulai mengungsi mencari perlindungan di negara tetangga Hongaria, Moldova, Polandia, Rumania, dan Slovakia.
Bagi yang tidak mengungsi, serangan rudal dan pemadaman listrik sudah menjadi hal yang biasa. Itu merupakan kenyataan baru yang harus diadaptasi oleh masyarakat yang masih tinggal di Ukraina, termasuk siswa-siswi yang masih bersekolah di sana.
Dilansir CNA, Senin (6/3/23) Di salah satu sekolah dasar berlokasi di ibu kota Ukraina, Kyiv, para siswa tidak hanya membawa tas buku mereka tetapi juga koper darurat yang disebut sebagai "go-bags".
Klik disini untuk baca selengkapnya...
Kisah 2 Anak Ukraina Disambut Hangat di Sekolah Italia Usai Kabur dari Invasi Rusia
Sementara itu, tak hanya berjuang mendapatkan akses pendidikan di wilayah negaranya yang sedang berlangsung perang, siswa asal Ukraina ini rela pergi ke luar negeri.
Dua anak Ukraina disambut hangat ketika mereka tiba di sekolah baru di Italia. Keduanya melarikan diri dari Lviv, sebuah kota di Ukraina Barat yang terletak di dekat perbatasan Polandia.
Dikutip dari People, Kamis (17/3/2022), dua anak Ukraina ini menerima dukungan saat mereka berjalan bersama ke sekolah baru, menurut CNN, yang memperoleh rekaman momen mengharukan yang juga dibagikan secara luas di media sosial. Hari itu, "ratusan guru dan siswa" di Institut Don Milani di Naples berkumpul untuk menyambut Dimitri (8) dan Victoria (10) menurut MSNBC.
Rekaman menunjukkan anak-anak berjalan ke ruangan yang penuh sorak-sorai dan tepuk tangan. Beberapa siswa bahkan membawa bendera Ukraina dan ada juga balon biru dan kuning yang tergantung di langit-langit.
Anak-anak ini pindah ke Italia bersama ibu mereka setelah Rusia menginvasi Ukraina, CNN melaporkan, mengutip Maria Barone, kepala sekolah. Barone mengatakan nenek mereka juga tinggal di negara Mediterania.
Advertisement