Pasar Kripto Masih Belum Stabil Sejak Terdampak Runtuhnya FTX

FTX adalah salah satu dari serangkaian kehancuran industri yang menyebabkan bitcoin jatuh ke harga terendah sejak 2020

oleh Gagas Yoga Pratomo diperbarui 04 Okt 2023, 09:00 WIB
Ilustrasi Kripto (Foto: Traxer/unsplash)

Liputan6.com, Jakarta Pasar mata uang kripto global masih mengalami kerusakan parah setelah jatuhnya bursa kripto FTX dan pemain besar lainnya tahun lalu, dengan harga, volume, dan investasi modal ventura kripto jauh di bawah puncaknya pada 2021.

Mantan CEO FTX, Sam Bankman-Fried, diadili di New York pada Selasa, 3 September 2023 didakwa dengan tujuh tuduhan penipuan dan konspirasi yang berasal dari keruntuhan mendadak bursa pada November 2022. 

Dilansir dari Yahoo Finance, Rabu (4/10/2023), FTX adalah salah satu dari serangkaian kehancuran industri yang menyebabkan bitcoin jatuh ke harga terendah sejak 2020. Meskipun bitcoin dan token utama lainnya telah pulih sebagian, sektor ini masih jauh dari puncaknya yang melanda pada akhir 2021.

Gerak Harga Bitcoin Usai Keruntuhan FTX

Bitcoin, sejauh ini merupakan mata uang kripto terbesar dan barometer utama sentimen pasar kripto, telah bangkit kembali sekitar 37 persen sejak 1 November 2022. 

Mata uang kripto ini melonjak tinggi pada 2021, mencapai rekor USD 69.000 atau setara Rp 1 miliar (asumsi kurs Rp 15.596 per dolar AS) pada November tahun itu. 

Namun ketika bank sentral mulai menaikkan suku bunga pada awal 2022, aset berisiko seperti mata uang kripto mulai merasakan dampaknya karena investor mencari keuntungan yang lebih baik di tempat lain.

Bitcoin kehilangan lebih dari 65 persen nilainya tahun lalu, terpukul oleh jatuhnya stablecoin terraUSD, yang menyebabkan dana lindung nilai Singapura Three Arrows Capital mengajukan kebangkrutan dan menyebabkan kekacauan yang lebih luas di pasar kripto.

Beberapa perusahaan lain juga bangkrut, tetapi jatuhnya FTX mendorong bitcoin di bawah USD 16.000 atau setara Rp 249,5 juta pada November tahun lalu. Bitcoin kembali terpukul awal tahun ini ketika Silvergate Bank, mitra populer perusahaan kripto di AS, mengatakan akan ditutup.

Disclaimer: Setiap keputusan investasi ada di tangan pembaca. Pelajari dan analisis sebelum membeli dan menjual Kripto. Liputan6.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi.

Tag Terkait

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya