Terkuak, Isi Rekaman CCTV di Lokasi Tewasnya Brigadir Setyo Pengawal Pribadi Kapolda Kaltara

Karopenmas Divisi Humas Polri, Brigjen Pol Ahmad Ramadhan menyampaikan, hasil terbaru dari analisa rekaman CCTV. Terekam di tempat kejadian perkara (TKP) hanya terlihat Brigpol SH dan tidak ada orang lain di sekitarnya.

oleh Liputan6.com diperbarui 04 Okt 2023, 04:20 WIB
Karo Penmas Polri Brigjen Ahmad Ramadhan memberikan keterangan perkembangan terbaru penyidikan kasus penyelewengan dana kemanusiaan lembaga Aksi Cepat Tanggap (ACT) di Gedung Humas Polri, Jakarta Selatan, Senin (25/7/2022). Adapun ACT belakangan menuai sorotan lantaran adanya penyelewengan dana donasi umat yang diduga untuk kepentingan pribadi para pejabat yayasan kemanusiaan tersebut. (Liputan6.com/JohanTallo)

Liputan6.com, Jakarta - Mabes Polri turun langsung menyelidiki kasus tewasnya Brigadir Polisi (Brigpol) Setyo Herlambang (SH), pengawal pribadi (Walpri) Kapolda Kalimantan Utara (Kaltara) Irjen Pol Daniel Adityajaya.

Karopenmas Divisi Humas Polri, Brigjen Pol Ahmad Ramadhan menyampaikan, hasil terbaru dari analisa rekaman CCTV. Terekam di tempat kejadian perkara (TKP) hanya terlihat Brigpol SH dan tidak ada orang lain di sekitarnya.

"Hasil analisa CCTV dari sebelum kejadian sampai terjadinya peristiwa kejadian tersebut dari CCTV tidak ada orang lain yang masuk ke dalam kamar tersebut," kata Ramadhan saat jumpa pers, Selasa (3/10/2023).

Fakta baru itu, terkuak setelah Tim Asistensi Bareskrim Polri turun langsung melakukan olah TKP pada 26 September 2023 lalu. Dengan mengamankan dua unit CCTV yang merekam ke arah pintu masuk kamar dan bagian samping jendela kamar.

"Tim telah turun dengan membawa alat-alat lengkap dengan metode scientific crime investigation untuk mengungkap kejadian untuk mengungkap peristiwa tersebut diantaranya untuk melakukan olah TKP," kata dia.

Selain hasil analisa CCTV, Tim Asistensi Bareskrim Polri juga telah mengambil sidik jari mengamankan sampel proyektil, selongsong peluru, sisa residu, DNA, sampai gawai dari Brigpol SH yang ditemukan di sekitar TKP.

"Hasil sidik jari dan hasil dna, DNA itu diambil di bagian magazine. Kemudian senpi yang ada di TKP dimana sedang dalam proses, hasil DNA tersebut untuk menguatkan dengan sidik jari yang ada di TKP nanti ini membutuhkan waktu 10-14 hari kedepan (analisa)," jelas Ramadhan.

"Ya, hp juga, hp sedang diperiksa, sudah dalam proses. Ini menggunakan password ya. Nanti kita akan sampaikan," tambah dia.


Tidak Periksa Kapolda Kaltara

Kapolda Kaltara Irjen Pol Daniel Adityajaya.

Disisi lain, Ramadhan juga menegaskan penyidik sampai saat ini telah memeriksa sebanyak 14 saksi. Mereka diantaranya 13 Anggota Polri dan 1 orang pegawai harian lepas yang merupakan saksi peristiwa tewasnya Brigpol SH.

"Tentu saksi-saksi yang dimintai keterangan, tentu adalah saksi yang mendengar, saksi yang melihat, melihat itu bisa jadi sebelumnya dan mengetahuinya. Tentu kalau tidak ada hubungan tidak akan diambil keterangan," terangnya.

Sehingga, Ramadhan menyampaikan penyidik tidak akan memeriksa Kapolda Kaltara Irjen Pol Daniel Adityajaya. Sebab, jenderal bintang dua itu tidak ada kaitannya saat insiden tewasnya Brigpol SH.

"Tidak, sekali lagi 13 anggota Polri dan 1 PHL. Nah saksi ini yang ada kaitannya dengan peristiwa. Tentu mengetahui sebelum kejadian dan sesudah kejadian. Ada 13 anggota Polri dan 1 PHL. Sekali lagi ini masih dalam tahap penyelidikan," tuturnya.


Insiden Tewas Brigpol SH

Sebelumnya, Ajudan Kapolda Kaltara Irjen Daniel Aditya Jaya ditemukan tewas di dalam kamar rumah dinas daerah Kalimantan Utara (Kaltara). Dia meninggal dunia diduga akibat tembakan senjata api.

Kabid Humas Polda Kaltara Kombes Budi Rachmat menyampaikan, korban atas nama Brigadir Setyo Herlambang merupakan anggota Banit 3 Subden 1 Den Gegana Satuan Brimob Polda Kaltara yang diperbantukan menjadi ajudan Kapolda Kaltara.

"Di rumah dinas dalam kamar, korban SH ditemukan bersimbah darah," kata Budi kepada wartawan, Jumat (22/9/2023).

Menurut Budi, korban ditemukan hari ini, Jumat (22/9) sekitar pukul 13.10 Wita. Dia diduga tertembak senjata api jenis HS-9 dengan nomor Senpi HS178837 yang tengah dibersihkannya.

"Meninggalnya Brigpol Setyo Herlambang akibat kelalaian senjata api," jelas dia.

 

Reporter: Bachtiarudin Alam

Sumber: Merdeka.com

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya