Liputan6.com, Jakarta - PT Astra International Tbk (ASII) akan membagikan dividen interim tahun buku 2023 sebesar Rp 98 per saham. Total pembagian dividen interim 2023 sebesar Rp 3,9 triliun.
Dikutip dari keterbukaan informasi ke Bursa Efek Indonesia (BEI), Selasa (3/10/2023), PT Astra International Tbk membagikan dividen interim untuk tahun buku 2023 sebesar Rp 3,98 triliun. Pembagian dividen interim setara Rp 98 per saham. Keputusan pembagian dividen ditetapkan direksi yang telah disetujui dewan komisaris Astra International pada 29 September 2023.
Advertisement
Pembagian dividen itu berdasarkan laporan keuangan per 30 Juni 2023 antara lain laba bersih yang dapat diatribusikan kepada entitas induk sebesar Rp 17,44 triliun. Selain itu, saldo laba ditahan yang tidak dibatasi penggunaannya sebesar Rp 176,20 triliun dan total ekuitas Rp 233,31 triliun.
Berikut jadwal pembagian dividen interim 2023:
- Tanggal cum dividen di pasar regular dan negosiasi pada 11 Oktober 2023
- Tanggal ex dividen di pasar regular dan negosiasi pada pada 12 Oktober 2023
- Tanggal cum dividen di pasar tunai pada 13 Oktober 2023
- Tanggal ex dividen di pasar tunai pada 16 Oktober 2023
- Tanggal daftar pemegang saham yang berhak atas dividen tunai pada 13 Oktober 2023 waktu 16.00
- Tanggal pembayaran dividen pada 31 Oktober 2023
Pada penutupan perdagangan saham Selasa, 3 Oktober 2023, saham ASII melemah 1,2 persen ke posisi Rp 6.200 per saham. Saham ASII dibuka stagnan Rp 6.275 per saham. Saham ASII berada di level tertinggi Rp 6.300 dan terendah Rp 6.200 per saham. Total frekuensi perdagangan 6.325 kali dengan volume perdagangan 265.476 saham. Nilai transaksi Rp 165,4 miliar.
Berkat GIIAS, Penjualan Mobil Astra International Melonjak pada Agustus 2023
Sebelumnya diberitakan, PT Astra International Tbk (ASII) membukukan penjualan mobil yang moncer pada Agustus 2023. Hal ini cukup dipengaruhi oleh perhelatan Gaikindo Indonesia International Auto Show (GIIAS) 2023 yang digelar bulan lalu.
Tercatat penjualan mobil Astra International mencapai 50.816 unit pada Agustus 2023 atau naik 4,52 persen dibandingkan realisasi penjualan pada Juli 2023 sebanyak 48.618 unit.
Secara akumulatif, penjualan mobil Astra International menyentuh 377.358 unit pada Januari-Agustus 2023 atau meningkat 5,57 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya yakni sebanyak 357.442 unit. ASII pun kokoh menjadi pemimpin pasar otomotif nasional dengan market share 56 persen hingga Agustus 2023.
Toyota dan Lexus masih menjadi kontributor utama penjualan ASII hingga Agustus 2023 dengan capaian sebanyak 221.981 unit. Setelah itu disusul oleh penjualan Daihatsu sebanyak 132.542 unit, Isuzu sebanyak 21.440, UD Trucks sebanyak 1.245 unit, dan Peugeut sebanyak 150 unit.
Di segmen Low Cost Green Car (LCGC), ASII mencatatkan penjualan sebanyak 13.378 unit pada Agustus 2023 atau tumbuh 5 persen dibandingkan penjualan pada Juli 2023 sebanyak 12.740 unit. Dari Januari-Agustus 2023, penjualan LCGC ASII mencapai 103.535 unit atau melonjak 24,19 persen dibandingkan penjualan LCGC ASII pada periode yang sama tahun lalu sebanyak 83.362 unit.
"Pelaksanaan GIIAS pada Agustus 2023 lalu, menjadi salah satu faktor pendorong peningkatan penjualan mobil nasional pada Agustus sebesar 11 persen dan penjualan mobil Astra sebesar 5 persen dibandingkan bulan sebelumnya,” ujar Head of Corporate Communications Astra International Boy Kelana Soebroto dalam keterangan tertulis, dikutip Kamis (14/9/2023).
Pada GIIAS 2023, ASII juga menghadirkan beragam produk mobil berbasis elektrifikasi untuk mendukung ekosistem kendaraan listrik nasional. "Kami berharap industri otomotif hingga akhir tahun ini masih tetap bertumbuh secara positif,” ujar Boy.
Advertisement
Belanja Modal Semester I 2023
Sebelumnya, PT Astra International Tbk (ASII) telah menyerap belanja modal (capital expenditure/capex) Rp 14 triliun hingga semester I 2023. Angka tersebut meningkat dari realisasi belanja modal periode yang sama tahun sebelumnya Rp 7,6 triliun.
Head of Investor Relation Astra International Tira Ardianti menuturkan, realisasi belanja modal hingga semester I 2023 mencapai Rp 14 triliun. Dana tersebut sebagian besar untuk replacement alat berat di bisnis kontraktor penambangan Astra di Grup United Tractors.
"Realisasi capex semester pertama sebesar Rp 14 triliun dan sebagian besar untuk replacement alat berat di bisnis kontraktor penambangan kami di Grup UT," kata Tira kepada Liputan6.com, Kamis (24/8/2023).
Di samping itu, Astra International juga bakal fokus melakukan investasi yang berpotensi memperkuat bisnis perusahaan dalam jangka panjang.
"Kami aktif menjajaki berbagai peluang investasi pada bisnis-bisnis yang dapat mendukung pertumbuhan bisnis kami dalam jangka panjang," kata dia.
Astra International meraup pendapatan Rp 162,39 triliun hingga semester I 2023. Pendapatan tumbuh 13 persen dari periode sama tahun sebelumnya Rp 143,69 triliun.
Sementara itu, laba yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk mencapai Rp 17,44 triliun hingga semester I 2023. Laba turun tipis 3,9 persen dari periode sama tahun sebelumnya Rp 18,17 triliun.
Dengan melihat kondisi itu, perseroan mencatat laba per saham susut menjadi Rp 431 hingga semester I 2023 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 449.
Total liabilitas perseroan naik menjadi Rp 186,38 triliun pada 30 Juni 2023 dari Desember 2022 sebesar Rp 169,57 triliun. Sementara itu, total ekuitas tercatat Rp 233,31 triliun hingga 30 Juni 2023 dari Desember 2022 sebesar Rp 243,72 triliun.
Astra International mencatat aset Rp 419,69 triliun hingga semester I 2023 dari Desember 2022 sebesar Rp 413,29 triliun. Perseroan kantongi kas dan setara kas Rp 51,87 triliun pada 30 Juni 2023 dari periode Desember 2022 sebesar Rp 61,29 triliun.
Belanja Modal
Sebelumnya, PT Astra International Tbk (ASII) telah menyerap belanja modal (capital expenditure/capex) Rp 14 triliun hingga semester I 2023. Angka tersebut meningkat dari realisasi belanja modal periode yang sama tahun sebelumnya Rp 7,6 triliun.
Head of Investor Relation Astra International Tira Ardianti menuturkan, realisasi belanja modal hingga semester I 2023 mencapai Rp 14 triliun. Dana tersebut sebagian besar untuk replacement alat berat di bisnis kontraktor penambangan Astra di Grup United Tractors.
"Realisasi capex semester pertama sebesar Rp 14 triliun dan sebagian besar untuk replacement alat berat di bisnis kontraktor penambangan kami di Grup UT," kata Tira kepada Liputan6.com, Kamis (24/8/2023).
Di samping itu, Astra International juga bakal fokus melakukan investasi yang berpotensi memperkuat bisnis perusahaan dalam jangka panjang.
"Kami aktif menjajaki berbagai peluang investasi pada bisnis-bisnis yang dapat mendukung pertumbuhan bisnis kami dalam jangka panjang," kata dia.
Astra International meraup pendapatan Rp 162,39 triliun hingga semester I 2023. Pendapatan tumbuh 13 persen dari periode sama tahun sebelumnya Rp 143,69 triliun.
Sementara itu, laba yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk mencapai Rp 17,44 triliun hingga semester I 2023. Laba turun tipis 3,9 persen dari periode sama tahun sebelumnya Rp 18,17 triliun.
Dengan melihat kondisi itu, perseroan mencatat laba per saham susut menjadi Rp 431 hingga semester I 2023 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 449.
Total liabilitas perseroan naik menjadi Rp 186,38 triliun pada 30 Juni 2023 dari Desember 2022 sebesar Rp 169,57 triliun. Sementara itu, total ekuitas tercatat Rp 233,31 triliun hingga 30 Juni 2023 dari Desember 2022 sebesar Rp 243,72 triliun.
Astra International mencatat aset Rp 419,69 triliun hingga semester I 2023 dari Desember 2022 sebesar Rp 413,29 triliun. Perseroan kantongi kas dan setara kas Rp 51,87 triliun pada 30 Juni 2023 dari periode Desember 2022 sebesar Rp 61,29 triliun.
Advertisement
Kinerja Semester I 2023
Sebelumnya, PT Astra International Tbk (ASII) membukukan kinerja keuangan beragam selama semester I 2023. PT Astra International Tbk mencatat pertumbuhan pendapatan, tetapi laba turun tipis selama enam bulan pertama 2023.
PT Astra International Tbk (ASII) meraup pendapatan Rp 162,39 triliun hingga semester I 2023. Pendapatan tumbuh 13 persen dari periode sama tahun sebelumnya Rp 143,69 triliun. Sementara itu, laba yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk mencapai Rp 17,44 triliun hingga semester I 2023. Laba turun tipis 3,9 persen dari periode sama tahun sebelumnya Rp 18,17 triliun.
Mengutip laporan keuangan yang disampaikan ke Bursa Efek Indonesia (BEI), Jumat (28/7/2023), Astra International mencatat beban pokok pendapatan tercatat Rp 125,76 triliun hingga semester I 2023. Beban pokok pendapatan naik 14,18 persen dari periode sama tahun sebelumnya Rp 110,41 triliun.
Dengan demikian, laba bruto perseroan tumbuh 9,1 persen menjadi Rp 36,63 triliun hingga semester I 2023. Pada periode sama tahun sebelumnya Rp 33,55 triliun.
Dengan melihat kondisi itu, perseroan mencatat laba per saham susut menjadi Rp 431 hingga semester I 2023 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 449.
Total liabilitas perseroan naik menjadi Rp 186,38 triliun pada 30 Juni 2023 dari Desember 2022 sebesar Rp 169,57 triliun. Sementara itu, total ekuitas tercatat Rp 233,31 triliun hingga 30 Juni 2023 dari Desember 2022 sebesar Rp 243,72 triliun.
Astra International mencatat aset Rp 419,69 triliun hingga semester I 2023 dari Desember 2022 sebesar Rp 413,29 triliun. Perseroan kantongi kas dan setara kas Rp 51,87 triliun pada 30 Juni 2023 dari periode Desember 2022 sebesar Rp 61,29 triliun.