AS dan Filipina Gelar Latihan Militer di Tengah Meningkatnya Ketegangan dengan China

Selain AS dan Filipina, sejumlah negara di antaranya Australia, Kanada, Prancis, Jepang, Inggris dan Malaysia juga ikut bergabung dalam latihan militer yang bernama "Sama Sama" ini.

oleh Khairisa Ferida diperbarui 04 Okt 2023, 10:04 WIB
Latihan militer kedua negara ini merupakan yang pertama kalinya dalam melakukan latihan tembak-menembak bersama di perairan yang diperebutkan dengan panas, yang hampir seluruhnya diklaim China. (AFP/TED ALJIBE)

Liputan6.com, Manila - Militer Amerika Serikat (AS) memulai latihan multilateral selama dua pekan dengan sekutunya Filipina dan beberapa mitra internasional pada Senin (2/10/2023). Latihan berlangsung di tengah meningkatnya ketegangan antara Filipina dan China mengenai sengketa wilayah di Laut China Selatan.

Siaran pers Angkatan Laut AS menyebutkan bahwa kegiatan Pelatihan Maritim Sama Sama 2023 adalah latihan yang ketujuh dan terbesar, di mana pesertanya selain AS dan Filipina adalah Australia, Kanada, Prancis, Jepang, Inggris dan Malaysia.

Latihan di lepas pantai Filipina akan mencakup latihan anti-kapal selam, peperangan permukaan dan udara serta fase darat.

"Dalam bahasa Tagalog 'Sama Sama' adalah frasa yang berarti 'bersama' dan tidak ada frasa yang lebih baik untuk menggambarkan semangat latihan ini," kata Kapten Sean Lewis, komodor Skuadron Penghancur 7 Angkatan Laut AS dalam pernyataan tertulis, seperti dilansir CNN, Rabu (10/4).

"Bersama-sama kita dapat mengatasi spektrum ancaman keamanan dan meningkatkan interoperabilitas dan dengan lebih banyak negara yang berpartisipasi dibandingkan sebelumnya, kita dapat meningkatkan inovasi dan membangun kekuatan yang siap dan bersatu untuk menjamin stabilitas di kawasan."


Filipina: China Berperilaku Pengganggu

Gambar menunjukkan penghalang terapung dijaga oleh kapal China di wilayah yang dikenal di Filipina sebagai Bajo de Masinloc di Laut China Selatan. (Dok. Philippine Coast Guard)

Stabilitas di kawasan ini dinilai semakin terancam oleh konfrontasi antara penjaga pantai dan unit milisi maritim China versus kapal Filipina di sekitar wilayah yang disengketakan di Laut China Selatan.

"Dari pertahanan teritorial hingga melawan kejahatan transnasional, 'Sama Sama' (membantu) kami menghadapi serangkaian ancaman bersama-sama," kata Panglima Angkatan Laut Filipina Laksamana Madya Toribio Adaci Jr pada Senin.

Dalam wawancara eksklusif dengan CNN pekan lalu, Menteri Pertahanan Filipina Gilberto Teodoro Jr. menyamakan perilaku China di wilayah tersebut dengan perilaku pengganggu di sekolah.


China: Filipina yang Salah

Hampir 18.000 tentara telah mengambil bagian dalam latihan tahunan yang dijuluki Balikatan, atau “bahu bahu” dalam bahasa Filipina. (AFP/JAM STA ROSA)

Sejumlah insiden sepanjang tahun 2023 membuat kawasan ini gelisah, termasuk meriam air China yang menghalangi pasokan logistik ke pos terdepan militer Filipina dan seorang penyelam Filipina yang menerobos penghalang terapung China. Awal tahun ini, penjaga pantai Filipina juga menuduh kapal penjaga pantai China mengarahkan laser "level militer" ke beberapa awaknya, sehingga membutakan mereka untuk sementara.

"Saya tidak bisa memikirkan kasus penindasan yang lebih jelas dari ini," kata Menhan Teodoro. "Ini bukan soal mencuri uang makan siang Anda, tapi ini sebenarnya soal mencuri tas makan siang Anda, kursi Anda, dan bahkan pendaftaran sekolah."

Sebaliknya, China mengatakan Filipina-lah yang memicu ketegangan.

"Konflik maritim antara China dan Filipina saat ini sebagian besar disebabkan oleh pihak Filipina yang terus-menerus menimbulkan masalah dan menyebarkan informasi palsu," kata Kementerian Luar Negeri Tiongkok kepada CNN.


Latihan Militer Sama Sama Libatkan 1.800 Personel

"Tidak ada efek Hollywood pagi ini, ini adalah pelatihan kuno," kata Letnan Kolonel Nick Mannweiler, pejabat urusan publik Korps Marinir AS. (AFP/TED ALJIBE)

China mengklaim bahwa kapal-kapal Filipina mengganggu wilayahnya di rangkaian Pulau Spratly, meskipun keputusan pengadilan internasional tahun 2016 menolak klaim Beijing.

Tiongkok mengklaim "kedaulatan yang tak terbantahkan" atas hampir seluruh 1,3 juta mil persegi Laut China Selatan, dan sebagian besar pulau serta gundukan pasir di dalamnya, termasuk yang berjarak ratusan mil dari China daratan.

Selain Filipina, Malaysia, Vietnam, Brunei Darussalam, dan Taiwan juga memiliki klaim atas Laut China Selatan.

Sama Sama menampilkan lebih dari 1.800 personel dari negara-negara peserta, banyak yang menaiki kapal perang dari Filipina, AS, Inggris, Jepang, dan Kanada. Latihan akan berlangsung di wilayah Luzon Selatan hingga 13 Oktober.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya