Cuaca Panas Bikin Nyamuk Makin Banyak, Waspadai Risiko Penyakit Ini

Saat cuaca panas, maka jumlah nyamuk makin meningkat hal ini bisa menyebabkan sederet permasalahan kesehatan

oleh Fitri Haryanti Harsono diperbarui 04 Okt 2023, 21:10 WIB
Risiko penyakit dari adanya nyamuk selama cuaca panas berlangsung. (merdeka.com/Imam Buhori)

Liputan6.com, Jakarta Jumlah nyamuk ternyata semakin banyak selama cuaca panas berlangsung.  Ini lantaran masa berkembang biak nyamuk menjadi lebih panjang.

Peneliti Global Health Security Dicky Budiman mengingatkan untuk mewaspadai risiko sejumlah penyakit infeksi dari adanya nyamuk.

"Ada dampak dari cuaca panas ini, timbulnya penyakit infeksi yang diakibatkan peningkatan perkembangbiakan aktivitas dari vektor seperti nyamuk pada suhu panas," jelas Dicky kepada Health Liputan6.com baru-baru ini.

"Nyamuk sebetulnya suka suhu yang cenderung hangat, bukan panas banget sih ya. Dengan adanya peningkatan suhu panas ini akan membuat nyamuk itu bergerak ke arah yang ke daerah yang lebih relatif hangat."

Dalam hal ini, nyamuk tidak bisa mengatur suhunya sendiri dan ini berdampak peningkatan penyakit tertentu.

Potensi Demam Berdarah dan Malaria

Risiko penyakit yang timbul akibat nyamuk saat cuaca panas, yakni demam berdarah dan malaria.

"Karena selama musim panas, masa nyamuk ini untuk berkembang biak menjadi jauh lebih panjang sehingga jumlah nyamuk akan jauh lebih banyak," sambung Dicky.

"Ini yang bisa meningkatkan potensi penyakit demam berdarah, malaria, bahkan kalau di beberapa wilayah ada Zika. Ini yang harus diperhatikan mitigasinya."


Pakai Kelambu dan Krim Anti Nyamuk

Dicky Budiman menambahkan, mitigasi nyamuk dapat dilakukan dengan sejumlah upaya. Misalnya, pemberantasan jentik nyamuk dan memakai krim anti nyamuk.

"Mitigasi dengan pemberantasan jentik nyamuk, kemudian memakai kelambu tidur dan juga di sini kita lakukan mitigasi lain ya seperti menghindari sengatan nyamuk dengan memakai krim anti nyamuk," tambahnya.

Muncul Penyakit Saluran Cerna

Dari sisi lingkungan, dampak lain dari cuaca panas adalah kekurangan air bersih. Hal ini memunculkan risiko penyakit saluran cerna.

"Selain itu, akibat panas ini adalah karena kurangnya air bersih atau sedikitnya sumber air bersih. Jadi ada penyakit seperti kolera demam, tifoid itu akan bisa berpotensi," beber Dicky.

"Karena apa? Mungkin secara sanitasi hygiene juga orang jarang cuci tangan, cuci sisa alat makan juga tidak bersih akan meningkatkan potensi penyakit saluran cerna. Ini tentu harus dimitigasi dengan penyediaan air bersih dan kebiasaan melakukan cuci tangan."


Cegah Penyakit Akibat Gigitan Nyamuk

Ilustrasi salah satu cara mencegah penyakit akibat gigitan nyamuk seperti demam berdarah menurut Kementerian Kesehatan RI dikenal dengan 3M Plus. Sumber foto: unsplash.com/Eka Kamelev.

Salah satu cara mencegah penyakit akibat gigitan nyamuk seperti demam berdarah menurut Kementerian Kesehatan RI dikenal dengan 3M Plus, antara lain:

  1. Menguras tempat penampungan air
  2. Menutup tempat-tempat penampungan air
  3. Mendaur ulang berbagai barang yang memiliki potensi untuk dijadikan tempat berkembang biak nyamuk Aedes aegypti yang membawa virus DBD pada manusia.

Selain 3 M di atas yang dimaksud pada poin Plus antara lain:

  1. Menanam tanaman yang dapat menangkal nyamuk
  2. Memeriksa tempat-tempat yang digunakan untuk penampungan air
  3. Memelihara ikan pemakan jentik nyamuk
  4. Menggunakan obat anti nyamuk
  5. Memasang kawat kasa pada jendela dan ventilasi yang ada di rumah
  6. Melakukan gotong royong untuk membersihkan lingkungan secara bersama
  7. Meletakkan pakaian yang telah digunakan dalam wadah yang tertutup
  8. Memberikan larvasida pada penampungan air yang susah untuk dikuras
  9. Memperbaiki saluran dan talang air yang tidak lancar

Nyamuk Makin Ganas

Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI Imran Pambudi pada Senin (12/6/2023) mengungkapkan, bahwa nyamuk dengue akan semakin ganas bila berada di suhu cuaca yang tinggi.

Masyarakat diminta semakin waspada terhadap gigitan nyamuk dengue.

"Kalau dilihat jumlah kasusnya dari tahun 1968, pola terjadinya kasus-kasus yang tinggi ini pada saat adanya El Nino. Suhu udara meningkat dan ada penelitian bahwa nyamuk itu semakin ganas kalau dia berada di suhu yang panas," jelas Imran.

“Jadi frekuensi dia menggigit itu akan meningkat 3 sampai 5 kali lipat pada saat suhunya meningkat di atas 30 derajat."

Tahun ini, Imran mengimbau masyarakat perlu meningkatakan kewaspadaan terhadap DBD yang juga berkaitan dengaan fenomena El Nino. Tidak hanya itu, musim hujan pun perlu diwaspadai. Sebab, akan ada banyak genangan air atau tempat berkembang biak nyamuk dengue.

Infografis Journal Dunia Kepanasan, Akibat Perubahan Iklim Ekstrem?. (Liputan6.com/Tri Yasni)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya