Liputan6.com, Jakarta - Penggunaan plastik sebagai wadah penyimpan makanan jamak dilakukan. Namun, apakah jenis plastik yang benar-benar aman untuk wadah makanan?
Prof. Dr. Nugraha Edhi Suyatma, STP, DEA, dosen dan peneliti Departemen Ilmu dan Teknologi Pangan dan SEAFAST Center, IPB, menyebutkan bahwa Polyethylene (PE) dan Polipropilena (PP) adalah jenis plastik yang direkomendasikan untuk digunakan sebagai wadah penyimpanan makanan karena dinilai lebih aman dari segi bahan pembuatnya.
Advertisement
"Saat membuat plastik jenis PP dan PE itu, relatif tidak ada bahan kimia yang berbahaya digunakan," jelas Prof. Edhi kepada Liputan6.com, saat ditemui di Media Gathering Chandra Asri, Cooking Class & Plastic Packaging Talk Show, Jakarta Selatan, Rabu, 4 Oktober 2023.
Ia juga menyebutkan bahwa pada plastik jenis PP dan PE mungkin ditambahkan bahan aditif jika produk yang dihasilkan berwarna. "Sementara saat membuat plastik PP dan PE tidak perlu ditambah aditif, mungkin akan ditambahkan jika perlu pewarna dan sebagainya," terangnya.
Ia membandingkan bahan pembuat plastik lainnya yang membutuhkan bahan kimia aditif dalam pembuatannya, "Kalau kita buat plastik dengan jenis PVC itu, kita membutuhkan plasticizer yang banyak sampai hampir 50 persen agar bisa menjadi plastik kemasan," ia menjelaskan.
Selain plastik PP dan PE, ada beberapa jenis plastik lain yang relatif aman sebagai wadah makanan jika tidak memiliki migrasi spesifik yang terlalu banyak. "Sebenarnya yang lain juga aman, karena industri kan membuat plastiknya aman. Migrasi spesifiknya mungkin tidak akan banyak, karena telah ditetapkan batas maksimumnya," ujar Edhi.
Jenis Plastik yang Tak Direkomendasikan sebagai Wadah Makanan
Prof. Edhi lebih lanjut menjelaskan, plastik akan tetap aman jika digunakan dengan bijak. "Tidak dengan air panas misalnya," sambungnya.
Namun, ia mengingatkan tidak seluruh jenis plastik aman digunakan sebagai wadah makanan. Tiga jenis plastik yang berbahaya masuk dalam kategori itu, yakni PET (Polyethylene Terephthalate) dengan kode nomor 1, PVC (Polyvinyl chloride) dengan kode nomor 3, dan PS (Polystyrene) dengan kode nomor 3. Alasannya, karena memiliki migrasi spesifik yang cukup tinggi dan berisiko untuk kesehatan.
Ia juga menjelaskan bahwa batas toleransi dari migrasi spesifik plastik ditetapkan untuk menjaga kesehatan konsumen. "Batas toleransi artinya dengan sejumlah batas maksimum yang telah ditetapkan, tubuh mampu untuk mendetoks secara natural bahan-bahan itu," jelasnya lagi.
Selain jenis plastik, Prof. Edhi juga menjelaskan bahaya penggunaan peralatan plastik dengan kondisi yang kurang baik. "Kerusakan itu bukan hanya karena migrasi, tapi juga kalau sudah ada goresan pada plastik, itu juga dapat menjadi sarang mikroba untuk tumbuh," jelasnya.
"Kalau masih mulus, bagus, boleh dipakai terus. Namun, jika sudah ada goresan waktunya ganti," jelasnya.
Advertisement
Larangan Penggunaan Plastik Sekali Pakai di Inggris
Sementara itu, penggunaan plastik diatur dengan cukup ketat di Inggris. Larangan terhadap beberapa barang plastik sekali pakai baru saja diberlakukan di seluruh Inggris. Hal ini berarti dunia usaha tidak lagi diperbolehkan memasok beberapa barang seperti gelas polistiren dan peralatan makan plastik.
"Larangan baru ini merupakan langkah besar berikutnya dalam misi kami untuk menindak limbah sampah berbahaya," kata Menteri Lingkungan Hidup Rebecca Pow, dilansir dari Euro News, Selasa (3/10/2023).
Pemerintah telah menerapkan "larangan terdepan di dunia" dan mengenakan pajak terhadap bentuk plastik lainnya, tambahnya. "Aturan baru ini akan melindungi lingkungan dan membantu mengurangi sampah menghentikan polusi plastik yang mengotori jalanan dan mengancam satwa liar kita," sambung Rebecca.
Pertama kali diumumkan pada Januari 2023, kebijakan ini merupakan bagian dari tujuan untuk menghilangkan semua "sampah plastik yang dapat dihindari" pada 2042. Peraturan di Inggris berbeda dengan Skotlandia yang menerapkan kebijakan serupa tahun lalu dan Wales yang akan menerapkan larangan tersebut pada akhir bulan ini.
Cakupan Larangan Penggunaan Plastik di Inggris
Lalu apa saja yang termasuk dalam larangan tersebut? Mulai tanggal 1 Oktober 2023, bisnis seperti toko, restoran, dan layanan bawa pulang tidak akan dapat memasok, menjual, atau menawarkan barang-barang plastik sekali pakai tertentu kepada pelanggan.
Mereka bisa dikenai denda dan tuntutan pidana apabila tidak mematuhi aturan baru. Larangan tersebut mencakup peralatan makan termasuk cangkir dan wadah makanan berbahan polistiren yang dianggap tidak ramah lingkungan.
Larangan ini mencakup semua jenis plastik sekali pakai termasuk plastik yang dapat terbiodegradasi, dapat dibuat kompos, dan didaur ulang. Dampaknya, perusahaan tidak akan dapat memasok barang-barang ini meskipun mereka memiliki sisa stok sebelum pelarangan.
Ada juga pembatasan pada piring, nampan, dan mangkuk plastik sekali pakai, tetapi makanan yang dibawa pulang masih dapat menggunakan wadah, nampan, dan pembungkus yang dipakai ulang. Dan, disebutkan bahwa pengecer masih dapat memberi Anda tutup polistiren pada cangkir kopi selama cangkirnya tidak terbuat dari bahan tersebut.
Hal ini menambah larangan terhadap sedotan plastik sekali pakai, pengaduk, dan cotton bud yang diperkenalkan pada 2022. Pemerintah mengatakan pihaknya berencana untuk melarang semua kemasan plastik di kemudian hari, tetapi tanggal pastinya belum ditentukan.
Advertisement