Liputan6.com, Jakarta Pasca Rapat Kerja Nasional (Rakernas) PDI Perjuangan (PDIP), langkah bakal calon presiden Ganjar Pranowo dipandang semakin percaya diri.
Pasalnya, apa yang ditontonkan oleh acara partai terbesar di Indonesia itu seolah bertolak belakang akan isu politik terjadi.
Advertisement
Di mana, disebut hubungan Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri merenggang dengan Presiden Joko Widodo atau Jokowi, yang membuat mantan Gubernur DKI Jakarta itu mengambil jarak dengan kubu Ganjar.
"Ada beberapa hal yang memperlihatkan tanda tentang gesture harmoni baik antara Presiden Jokowi dan Megawati dan semakin menguatnya sinyal dukungan Presiden Jokowi ke Ganjar Pranowo," kata Dosen Departemen Politik Universitas Airlangga, Airlangga Pribadi Kusman dalam keterangan yang diterima, Rabu (4/10/2023).
Menurut dia, selain di Rakernas Megawati menggandeng baik Presiden Jokowi dan Ganjar, juga Megawati menjelaskan istilah petugas partai yang selama ini diidentikkan Jokowi adalah petugas partai.
"Megawati menegaskan bahwa bukan hanya presiden Jokowi sebagai petugas partai, namun juga dirinya adalah bagian petugas partai. Maksud Megawati agaknya bahwa baik dirinya maupun Presiden Jokowi sama-sama berkomitmen terhadap garis ideologi partai yang menjadi framework dalam kebijakan publik," jelas Airlangga.
Dia menuturkan, pernyataan yang memperlihatkan semakin tegasnya Jokowi dalam mendukung Ganjar Pranowo terutama terucap dalam pernyataannya soal apabila sebagai Capres Ganjar terpilih sebagai presiden, maka hari pertama dia terpilih langsung menegaskan program kedaulatan pangan untuk Indonesia.
"Orientasi kedaulatan pangan sebagai saran dari Presiden Joko Widodo terhadap Ganjar Pranowo ini menjadi sangat penting, karena ancaman krisis yang dihadapi baik dunia dan Indonesia kedepan adalah krisis pangan, dan Presiden menekankan program krusial tersebut pada Ganjar Pranowo sebagai kandidat presiden apabila terpilih menjadi presiden," ungkap Airlangga.
"Seruan tentang program krusial ini belum pernah Presiden Jokowi tekankan pada kandidat presiden lainnya, dan pernyataan tentang program presiden kedepan baru pertama kali diutarakan kepada Ganjar Pranowo," sambungnya.
Singgung Food Estate
Airlangga menuturkan, satu hal pula yang penting untuk ditekankan bahwa seruan kedaulatah pangan ini diutarakan kepada Ganjar Pranowo, ketika sebelumnya muncul kepermukaan isu tentang tidak berhasilnya program food estate yang dikelola oleh Menteri Pertahanan Prabowo Subianto yang kebetulan menjadi kandidat presiden pula dalam pilpres 2024.
"Beberapa sinyalemen yang terungkap dalam rakernas PDI Perjuangan kemarin merupakan isyarat dukungan yang lebih tegas dari sebelumnya yang diutarakan oleh Presiden Jokowi kepada Ganjar Pranowo," kata dia.
Sebelumnya, Bakal Capres PDI Perjuangan Ganjar Pranowo mengungkap bisik-bisik dengan Presiden Joko Widodo saat Rakernas IV PDIP di JIExpo Kemayoran, Jakarta, Jumat (29/9). Jokowi menitipkan sebuah wejangan kepada Ganjar.
"Beliau tadi bisik-bisik ke saya, pada saat mendengarkan pidato Bu Mega sangat serius. Terus beliau colek saya, 'pak gub harus ada visi taktis, itu konsentrasi aja di situ,' betul," ujar Ganjar ditemui usai Rakernas IV PDIP.
Advertisement
Berbincang Politik Pangan
Ganjar mengungkap pernah berbincang dengan Jokowi cukup lama ketika di Solo, Jawa Tengah. Pembahasan utamanya soal politik pangan
"Karena saya pernah berbincang di Solo berdua bersama beliau, cukup lama, bicara tentang politik pangan. Jadi beliau itu ada kegalauan, kerisauan dari kondisi pangan dunia, maka beliau sangat concern," kata mantan gubernur Jawa Tengah ini.
"Bahkan ketika saya di Solo bertemu dengan utusan presiden Uni Emirat Arab waktu itu, pak Zuhail itu, menteri energinya Uni Emirat, kami berbincang, berdua ditemani Mas Gibran waktu itu dengan duta besar uni, salah satu yang kami omongan adalah soal kerjasama pertanian pangan," jelas Ganjar.
Karena itu, Jokowi meminta Ganjar untuk segera menyiapkan teknisnya untuk program kedaulatan pangan.
"Maka tadi beliau tadi colek saya, pak gub siapkan teknisnya sekarang, maka pada saat begitu dilantik, percis yang diomongkan tadi, kerjakan itu karena itu lebih strategis dalam konteks politik dunia," jelas Ganjar.
Tak Mudah Terkelupas
Pengamat komunikasi Universitas Pelita Harapan (UPH) Emrus Sihombing menilai hubungan Presiden Joko Widodo (Jokowi) dengan bakal calon presiden (capres) Ganjar Pranowo tak mudah terkelupas seperti teori lapisan bawang.
Hal ini tercermin saat Presiden Jokowi melakukan "bisikan" kepada Ganjar dalam pembukaan Rapat Kerja Nasional (Rakernas) IV PDIP di JIExpo Kemayoran, Jakarta, Jumat (29/9/2023) seperti dilansir Antara.
Emrus menilai dari sisi ilmu komunikasi, ketika seseorang membisiki orang lain, maka keduanya telah memiliki hubungan relasional yang sangat dekat.
Menurut dia, dari ilmu sosiologis dan psikologis, pesan komunikasi dengan berbisik itu menandakan orang tersebut saling mendukung dan memberikan penghormatan.
"Dari perspektif komunikasi, tidak mungkin seseorang membisikkan sesuatu kepada orang lain kalau tidak dekat, artinya relasional mereka sangat dekat. Pesan komunikasi dari berbisik itu keduanya saling mendukung, memberikan penghargaan, dan penghormatan," ujar Emrus.
Emrus merinci terkait bahasa verbal Presiden Jokowi ketika membisiki Ganjar, yaitu menangani kedaulatan pangan untuk segera diimplementasikan. Poin itu, menurut dia, Presiden tidak sekedar menyampaikan pesan verbal terkait kedaulatan pangan, namun menyampaikan strategi dan waktu pelaksanaannya.
"Boleh dong Ganjar Pranowo mengatakan bahwa dia mengkampanyekan terkait kedaulatan pangan atas masukan atau bisikan dari Presiden Jokowi," katanya.
Advertisement
Keinginan Jokowi
Emrus menilai bisikan Jokowi terkait rancangan mewujudkan kedaulatan pangan yang hanya disampaikan kepada Ganjar, itu menegaskan bahwa Jokowi sangat berkeinginan kuat bahwa Ganjar yang jadi Presiden 2024-2029.
Dia juga menilai masukan orang nomor satu di Indonesia melalui bisikan kepada Ganjar menandakan kecintaan Jokowi kepada Ganjar untuk menjalankan langkah strategis sebagai pemimpin agar persediaan pangan bangsa Indonesia tidak terganggu.
"Kalau dari teori lapisan bawang, bisikan itu cermin kenyataan relasi antara Presiden (Jokowi) dengan Ganjar berada pada lapisan paling dalam atau inti. Hubungan mereka bukan seperti lapisan kulit bawang yang mudah terkelupas, hubungan mereka tidak bisa terpisahkan," jelas Emrus.