Liputan6.com, Jakarta Ditjen Bea Cukai memperingati Hari Bea Cukai (HBC) ke-77 pada Rabu (4/10/2023). Direktur Komunikasi dan Bimbingan Pengguna Jasa Bea Cukai, Nirwala Dwi Heryanto mengatakan bahwa peringatan Hari Bea Cukai menjadi salah satu momentum untuk instansi ini mengintrospeksi diri, mengevaluasi kinerja, dan meningkatkan kualitas pelayanan untuk masyarakat.
Advertisement
Hak itu, kata Nirwala, sesuai dengan slogan 'Pelayanan Semakin Mudah', yang menjadi slogan HUT Bea Cukai ke-77 ini.
“Pelayanan publik merupakan wajah konkret dari hadirnya negara dalam kehidupan masyarakat sehari-hari, termasuk Bea Cukai sebagai garda terdepan dalam pelayanan di bidang kepabeanan dan cukai,” ujarnya.
Nirwala menyampaikan, di usia 77 tahun perjalanannya, Bea Cukai telah mengantisipasi berbagai tantangan lokal dan global, mulai dari pandemi Covid-19, perang dagang, ketegangan geopolitik, perlambatan ekonomi dunia, hingga pembatasan ekspor komoditas.
Untuk mengatasi tantangan-tantangan tersebut, berbagai respons kebijakan pun diberikan Bea Cukai, di antaranya melalui pelayanan kepabeanan secara konsisten, pemberian fasilitas fiskal untuk impor vaksin dan alat kesehatan, serta pemberian insentif fiskal untuk dunia usaha yang terdampak pandemi.
Di sisi pengawasan, HBC ke-77 ini juga menjadi momentum untuk memperkuat pengawasan pemasukan barang-barang dari luar negeri yang dapat mengganggu pengembangan industri, UMKM, serta ekonomi Indonesia.
Pengawasan akan terus diperkuat, baik di pelabuhan, bandara, kawasan berfasilitas, maupun perbatasan antarnegara. Sejalan dengan hal tersebut, regulasi dan kebijakan terkait pun akan terus direviu bersama kementerian/lembaga lainnya, untuk dapat melindungi dan memperkuat ekonomi Indonesia yang merupakan tanggung jawab bersama.
Perkembangan zaman dan kemudahan akses media sosial saat ini juga menjadi tantangan lain yang nyata mengemuka di masyarakat. Kritik terhadap kualitas pelayanan Bea Cukai dapat dengan mudah disampaikan, bahkan ramai di masyarakat. Hal ini, menurut Nirwala menjadi tantangan bagi Bea Cukai untuk terus memperbaiki proses bisnis, menetapkan standar layanan yang lebih terukur, serta mengubah budaya layanan menjadi makin sopan, ramah, responsif, dan berintegritas.
Upaya tersebut tercermin dalam quick win transformasi kelembagaan Bea Cukai, yang mencakup layanan barang penumpang, barang kiriman, barang pekerja migran Indonesia, rush handling, serta National Logistic Ecosystem (NLE).
"Sesuai pesan Menteri Keuangan (Menkeu), Sri Mulyani Indrawati dalam peringatan HBC ke-77, reformasi menjadi kerja besar bersama, sehingga dibutuhkan dukungan dan partisipasi dari seluruh jajaran Bea Cukai. Dalam konteks perubahan, seluruh pegawai Bea Cukai harus memiliki kecerdasan dalam membaca situasi yang dinamis dan bertempo tinggi. Situasi ke depan pun dinilai tidak akan mudah, karena perekonomian Indonesia terus berkembang, kondisi masyarakat semakin kompleks, dan informasi akan menyebar lebih cepat, sehingga Bea Cukai harus menyiapkan diri terhadap perubahan ini," ungkap Nirwala.
Tingkatkan Pelayanan Masyarakat
Selain itu, sebagai pengelola fiskal yang melayani kepentingan seluruh masyarakat Indonesia, jajaran Bea Cukai dituntut untuk melakukan tugas dan kewajibannya secara amanah dan penuh integritas.
Capaian Bea Cukai dari sisi pengawasan dan pelayanan saat ini bukanlah titik akhir, melainkan sebuah bagian dari perjalanan yang setiap saat memerlukan kontrol, masukan, dan evaluasi hingga mampu menciptakan kepercayaan dan kepatuhan sukarela dari masyarakat.
"Jadikan Hari Bea Cukai ini sebagai momentum untuk meraih semangat yang baru dalam menjaga institusi, memperbaiki organisasi, dan memupuk kebaikan dari Bea Cukai untuk negara. Bea Cukai hadir sebagai cerminan negara, mari bersama tingkatkan kualitas, capai pelayanan semakin mudah!” pungkas Nirwala.
Advertisement