Liputan6.com, Jakarta - Sekjen PDI Perjuangan (PDIP) Hasto Kristiyanto bicara peluang Wakil Presiden RI ke-10 dan 12 Jusuf Kalla masuk Tim Pemenangan Nasional (TPN) Ganjar Presiden. Hasto mengatakan, tentunya dilakukan komunikasi politik dahulu. yaitu melalui Ketua DPP PDI Perjuangan Puan Maharani yang menemui Jusuf Kalla hari ini.
"Ya tentu saja yang dilakukan Mbak Puan komunikasi politik terlebih dahulu," kata Hasto di Gedung High End, Jakarta, Rabu (4/10/2023).
Advertisement
Puan juga menerima arahan dari senior partai Golkar itu. Pengalaman Jusuf Kalla di pemerintahan menjadikan pelajaran penting bagi PDIP dan juga Bakal Capres Ganjar Pranowo.
"Juga menerima arahan-arahan dari sosok senior yang memiliki pengalaman yang begitu banyak ya di dalam pemerintahan di dalam mengatasi krisis. Pak JK itu kan dikenal bergerak cepat," katanya.
"Sehingga pertemuan itu sendiri merupakan hak yang positif bagi PDIP dan juga Pak Ganjar Pranowo," sambungnya.
PDIP dan Jusuf Kalla juga punya pengalaman panjang. Apalagi sejak Jusuf Kalla dipilih menjadi pendamping Joko Widodo pada Pemilu 2014 lalu.
"Sehingga ada hubungan historis yang cukup panjang dan pertemuan silaturahim tersebut membawa hal-hal yang positif bagi kepentingan bangsa dan negara termasuk upaya untuk pemenangan Pak Ganjar Pranowo dan PDIP," kata Hasto.
Puan Temui JK
Diketahui, Ketua DPP PDIP Puan Maharani mengunjungi kediaman Wakil Presiden ke-10 dan 12 Jusuf Kalla (JK), di Jalan Brawijaya, Jakarta Selatan, Rabu (4/10/2023).
Jusuf Kalla mengungkapkan, pertemuan dengan Puan Maharani banyak membahas soal isu kebangsaan. Terlebih, Puan menjabat sebagai wakil rakyat.
"Ya beliau kan Ketua DPR. Jadi saya musti bicara juga sedikit kepada Ketua DPR karena dia wakili rakyat. Kita bicara tentang keadaan apa yang kita hadapi sekarang ini, apa yang kita hadapi akan datang, tentunya juga hal-hal yang perlu kita jalankan perbaiki. Bicara kebangsaan lah. Seperti itu," kata JK, saat konferensi pers usai bertemu.
Saat ditanya apakah membahas soal pilpres 2024, JK pun tak menampiknya. Namun, dia enggan menjelaskan secara detaila apa isi pembahasan tersebut.
Akan tetapi, dia menegaskan bahwa pada Pilpres 2024 mendatang semua pihak mendapatkan kesempatan, baik Ganjar Pranowo, Prabowo Subianto maupun Anies Baswedan.
"Pilpres? Ya tentu lah. Masa tidak disebut. Disinggung Pilpres. Ya saya kan bilang semuanya optimis. Semua ada kesempatan. PDIP atau Ganjar punya kesempatan. Pak Prabowo punya kesempatan. Anies punya kesempatan," ungkap JK.
Tak hanya itu, JK menilai Puan juga memiliki kesempatan. Apalagi, Puan merupakan sosok perempuan.
"Apalagi mba Puan ini perempuan. Kan musti ada lebih perhatiannya. Jadi pemilu itu ya. Bicara bagaimana. Kadang-kadang sedikit analisa, gimana. Gitulah," imbuh JK.
Advertisement
Sinyal Golkar Dukung Ganjar?
Adapun saat ditanya pertemuan tersebut apakah sinyal dukungan Partai Golkar terhadap PDIP, keduanya pun kompak menjawab agar hal itu ditanyakan Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto.
JK mengatakan, saat ini posisinya sudah tidak menjabat sebagai ketua umum sehingga tidak berwenang untuk menjawab soal dukungan di Pilpres 2024.
"Oh itu tanya sama Airlangga itu. Tanya Airlangga lah saya tidak tahu itu. Kalau dulu saya Ketua Golkar saya akan jawab," kata JK, menjawab pertanyaan apakah Golkar akan gabung koalisi Ganjar Pranowo.
Sementara Puan, mengaku ada pertanda jika Partai Golkar akan merapat ke PDIP dan mendukung Ganjar Pranowo. Namun, kembali dia menegaskan jika hal tersebut seharusnya dijawab oleh Airlangga.
"Tanda-tanda mungkin ya. Itu tanya ke Mas Airlangga ketua umumnya, bukan saya yang harus menjawab," ujar Puan.
Dalam Rangka Silaturahmi
Lebih lanjut, Puan mengaku sengaja bertemu dengan JK dalam rangka silaturahmi. Dia menuturkan dalam pertemuannya tersebut banyak meminta masukan dari JK.
"Jadi ini kedatangan saya bertemu Pak JK bukan hanya karena beliau senior Golkar, tapi memang seperti tadi saya sampaikan, kami seperti keluarga dan banyak hal saya dapat ilmu-ilmunya dari Pak JK. Tadi saya tanya terus terang, 'Apa pandangan bapak tentang politik terkini?' misalnya gitu. Beliau menyampaikan secara gamblang, panjang dan itu menjadi masukan buat saya yang masih harus banyak belajar di dunia perpolitikan ini," imbuhnya.
Reporter: Alma Fikhasari
Sumber: Merdeka.com
Advertisement