Genjot Turunkan Emisi Karbon, WIKA Beton Mulai Pasang PLTS Atap di Dua Pabrik

WIKA Beton menggandeng PT Agra Surya Energy sebagai penyedia layanan untuk mengeksekusi rencana penggunaan energi terbarukan dari matahari pada proses produksi beton pracetak ini.

oleh Elga Nurmutia diperbarui 05 Okt 2023, 13:41 WIB
Deretan Slap Track atau bantalan rel di Pabrik Slab Track PT Wika Beton, Karawang, Jawa Barat, Rabu (18/5/2022). Produksi bantalan rel Kereta Cepat Jakarta - Bandung (KCJB) membutuh 30.177 unit slab track. WIKA Beton memproduksi 14.786 unit yang rampung dua minggu lebih cepat dari yang sebelumnya dijadwalkan, yakni akhir Mei 2022. (Liputan6.com/Herman Zakharia)

Liputan6.com, Jakarta PT Wijaya Karya Beton Tbk (WTON) atau WIKA Beton akan memiliki dua pabrik yang beroperasi menggunakan energi listrik dari Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS), yakni di Bogor dan Majalengka, Jawa Barat pada tahun ini. 

WIKA Beton menggandeng PT Agra Surya Energy sebagai penyedia layanan untuk mengeksekusi rencana penggunaan energi terbarukan dari matahari pada proses produksi beton pracetak ini. 

Solar panel tersebut akan dipasang di atap jalur produksi utama dan digunakan untuk kegiatan utama pabrik dengan total daya listrik yang dihasilkan mencapai 682 kWP.

Dari segi lingkungan, pengoperasian PLTS di 2 dua pabrik ini mampu mengurangi emisi karbon dioksida (CO2) hingga 532.812 kg per tahun. Tak hanya itu, konsumsi energi listrik dari PLN pun dapat dihemat hingga 15 persen. 

“Ke depan, WIKA Beton akan secara bertahap menambah jumlah pabrik yang menggunakan PLTS,” kata Manajemen Perseroan dalam keterangan resminya, Kamis (5/10/2023). 

Pemasangan PLTS ini merupakan salah satu bagian dari program dekarbonisasi yang digalakkan di lingkungan WIKA Grup sebagai penyelarasan program Industri Hijau dari Kementerian Perindustrian. Di antara langkahnya adalah pengurangan emisi CO2 dari sumber energi dan mengganti sistem yang bergantung pada bahan bakar fosil dengan sumber daya rendah karbon seperti energi terbarukan, termasuk PLTS.

Terkait inisiatif hijau ini, WIKA Beton telah melaksanakan berbagai program seperti menggunakan solar cell untuk tenaga listrik lampu di seluruh jalan area pabrik dan area stockyard sejak 2022. 

Tak hanya itu, WIKA Beton mengklaim konsisten memanfaatkan olahan air limbah produksi serta menggunakan limbah fly ash sebagai campuran beton untuk mengurangi pemakaian semen.

WIKA Beton juga mengklaim selalu menerapkan prinsip keberlanjutan dalam setiap lini operasi bisnis. 

“Dengan semangat keberlanjutan, WIKA Beton ingin terus tumbuh, berkembang, dan memberi nilai kepada seluruh pemangku kepentingan, tak hanya saat ini, namun juga bagi generasi yang akan datang,” tandasnya. 


Wika Beton Catat Kontrak Baru

Deretan slab track terlihat di pabrik Slab Track PT Wika Beton, Karawang, Jawa Barat, Rabu (18/5/2022). PT Wijaya Karya Beton Tbk (WIKA Beton) telah usai menutup produksi bantalan rel Kereta Cepat Jakarta - Bandung, yang mampu memproduksi 70 unit slab track dalam satu hari atau 1.200 unit dalam satu bulan dengan melibatkan 283 tenaga kerja lokal. (Liputan6.com/Herman Zakharia)

PT Wijaya Karya Beton Tbk (WTON) atau Wika Beton berhasil mencatatkan omzet kontrak baru sebesar Rp 4,67 triliun, naik 11,46 persen year on year (YoY) hingga akhir Agustus 2023. Kontrak baru itu meningkat dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya, yakni senilai Rp4,19 triliun.

Sekretaris Perusahaan Wijaya Karya Beton Dedi Indra menuturkan, proyek-proyek besar yang menyumbang perolehan kontrak baru WIKA Beton didominasi oleh proyek di bidang infrastruktur sebesar 68,89 persen, disusul proyek di sektor industri sebesar 9,21 persen, kemudian proyek di sektor properti sebesar 9,09 persen.

"Selanjutnya proyek di sektor kelistrikan sebesar 8,26 persen, sementara lainnya berasal dari sektor energi dan tambang masing-masing menyumbang sebesar 3,01 persen dan 0,55 persen,” ujar dia dalam keterangan resminya, Senin (25/9/2023).

Dia mengatakan, perolehan kontrak baru ini terbagi dalam beberapa kategori pelanggan dengan porsi terbesar dari Swasta mencapai 78,32 persen, BUMN sebesar 14,49 persen, WIKA selaku induk usaha WTON sebesar 5,70 persen, Pemerintah sebesar 0,98 persen, dan afiliasi WIKA sebesar 0,51 persen. 

 


Pelanggan

Foto udara Slap Track atau bantalan rel di Pabrik Slab Track PT Wika Beton, Karawang, Jawa Barat, Rabu (18/5/2022). Produksi bantalan rel Kereta Cepat Jakarta - Bandung (KCJB) membutuh 30.177 unit slab track. WIKA Beton memproduksi 14.786 unit yang rampung dua minggu lebih cepat dari yang sebelumnya dijadwalkan, yakni akhir Mei 2022. (Liputan6.com/Herman Zakharia)

Di antara para pelanggan tersebut adalah PT Girder Indonesia, PT PLN (Persero), KG-WIKA-JAKON-JV, KSO Abipraya Guntur, PT Hailiang Nova Material Indonesia, Permata Grup, PT Pertamina, PT Phoenix Resources International, dan sejumlah pelanggan lainnya.

Dengan demikian, hingga kini Wika Beton terus aktif menghasilkan ragam produk inovatif dengan tetap mengedepankan kualitas mutu produk dan jasa sebagai upaya mempertahankan kepercayaan pelanggan yang ada selama ini.

Menurut ia, dengan berbekal relasi bisnis yang telah terbangun selama empat dekade, Wika Beton terus memacu kinerjanya meski di tengah kondisi yang berfluktuasi. 

“Sejumlah strategi pun ditetapkan manajemen hingga akhir tahun 2023 untuk memaksimalkan kinerja seperti program efisiensi, percepatan waktu penagihan dan penyelesaian piutang, intensifikasi penjualan carry over, optimalisasi sumber daya, pemanfaatan teknologi, dan berbagai strategi lainnya,” tandasnya. 

 

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya