Liputan6.com, Jakarta - Pernahkah kalian mendengar istilah mood euforia? Mood euforia ditandai dengan perasaan bahagia, gembira, dan sejahtera yang kuat. Ini merupakan perasaan senang yang terus meningkat karena berbagai faktor. Beberapa penyebab mood euforia bersifat alami dan sehat. Sensasi dan kegembiraan yang kamu rasakan ketika menaiki roller coaster di taman hiburan atau perasaan gembira yang kamu alami setelah mencapai penghargaan adalah contoh mood euforia yang dialami manusia.
Suasana hati gembira yang alami terkadang dapat muncul dari hal lain, seperti olahraga dan cinta. Misalnya, pelari jarak jauh yang menggambarkan pengalaman yang dikenal sebagai runner's high dan ditandai dengan perasaan euforia yang menyenangkan.
Advertisement
Namun, mood euforia tidak selalu merupakan hal yang positif. Dalam kasus lain, orang dapat mengambil zat-zat terlarang untuk merasakan mood euforia. Untuk mengetahui labih dalam perihal mood euforia ini, simaklah uraian berikut, seperti yang telah dilansir dari halaman Verywell Mind.
Tanda-tanda Mood Euforia
Ketika kamu mengalami suasana hati yang sangat gembira dan menyenangkan, kamu mungkin merasa aman dan sejahtera karena perasaan kamu itu sangat terhubung dengan orang-orang sekitarmu. Perasaan ini merupakan bagian normal dari kehidupan dan membantu memotivasi orang menuju perilau sehat dan kemajuan manusia. Namun, terkadang perasaan tersebut dapat dibajak oleh zat atau dialami bersamaan dengan gejala gangguan kesehatan mental lainnya.
Meskipun mood euforia itu bukanlah suatu kondisi psikologis, suasana hati yang gembira dapat menjadi kekhawatiran bila dikaitkan dengan kondisi kesehatan, pengobatan, atau zat-zat terlarang. Terkadang, mood euforia yang berhubungan dengan kondisi kejiwaan atau penggunaan narkoba juga bisa disertai dengan gejala lain, seperti kecemasan, kebingungan, halusinasi, perubahan mood, dan kegelisahan.
Jenis-jenis Mood Euforia
1. Mood Euforia yang Dipicu oleh Gangguan
Ada beberapa kondisi kesehatan mental yang dapat menyebabkan mood euforia antara lain gangguan bipolar, skizofrenia, dan beberapa gangguan otak.
2. Mood Euforia yang Dipicu oleh Zat
Narkoba yang memiliki efek euforia mengaktifkan sistem penghargaan otak, yang memperkuat penggunaannya dan membuat ketagihan. Beberapa zat yang menimbulkan perasaan euforia antara lain LSD, psilocybin, kokain, metamfetamin, ekstasi(MDMA), ketamin, beberapa benzodiazepin, heroin, kodein, fentanil, dan ganja.
3. Mood Euforia yang Dipicu oleh Pengobatan
Obat juga dapat menghasilkan efek euforia. Ini dapat mencakup obat pereda nyeri opioid yang diresepkan, dinitrogen oksida, alprazolam, dan klonazepam. Penelitian menunjukkan bahwa prednison, suatu kortikosteroid, dapat menyebabkan suasana hati gembira pada beberapa individu.
4. Mood Euforia yang Dipicu oleh Aktivitas
Euforia juga bisa timbul dari reaksi alami dan aktivitas sosial. Efek endorfin dimaksimalkan dengan aktivitas yang disinkronkan dengan manusia lain seperti menampilkan musik untuk orang lain, berolahraga bersama orang lain, tertawa dengan teman, atau sedang jatuh cinta dengan seseorang.
Advertisement
Dampak Mood Euforia
Mood euforia adalah salah satu keadaan mental yang paling menyenangkan, tetapi kenikmatan ekstrem inilah yang dapat menjadikannya masalah bila disebabkan oleh obat-obatan yang membuat ketagihan.
Zat psikoaktif menghasilkan lonjakan endorfin dan neurotransmiter lain di sirkuit penghargaan otak. Endorfin dilepaskan secara alami ketika manusia mengalami hal-hal yang menyenangkan, seperti melakukan aktivitas kreatif. Namun, obat-obatan menghasilkan tingkat endorfin yang lebih tinggi daripada yang biasanya manusia produksi sendiri. Kadar endorfin yang tinggi ini menciptakan sensasi menyenangkan yang membuat manusia merasa gembira.
Seiring berjalannya waktu, orang perlu mengonsumsi lebih banyak obat untuk merasakan efeknya. Tidak mengonsumsi obat dapat menyebabkan gejala dari perasaan disforia.
Seiring berjalannya waktu, sering kali dibutuhkan lebih banyak substansi untuk tetap merasakan perasaan menyenangkan yang sama, sebuah fenomena yang dikenal sebagai toleransi. Untuk tetap merasakan mood euforia yang sama, individu perlu mengonsumsi lebih banyak zat tersebut.