Kekuatan TNI Naik Peringkat ke-13 Dunia, Kalahkan Israel dan Iran

Global Fire Power mencatat kekuatan TNI menduduki peringkat ke-13 di dunia dengan nilai Power Indeks mencapai 0,2221

oleh Ilyas Istianur Praditya diperbarui 05 Okt 2023, 14:45 WIB
Global Fire Power mencatat kekuatan TNI menduduki peringkat ke-13 di dunia dengan nilai Power Indeks mencapai 0,2221. (Liputan6.com/JohanTallo)

Liputan6.com, Jakarta Indonesia menjadi salah satu negara yang memiliki kekuatan militer besar di wilayah Asia Pasifik. Di ASEAN sendiri, kekuatan TNI menduduki peringkat pertama.

Dikutip dari Global Fire Power, Kamis (5/10/2023) kekuatan TNI menduduki peringkat ke-13 di dunia dengan nilai Power Indeks mencapai 0,2221. Posisi ini naik 3 peringkat dari sebeumnya posisi 16.

Di posisi ini, Indonesia secara telah melampaui kekuatan militer Israel di peringkat ke-18 hingga Iran di peringkat ke-17. Kedua negara memiliki Power Indeks 0,2757 dan 0,2712.

Global Fire Power menempatkan Indonesia di peringkat ke-13 dunia lantaran didukung anggaran pertahanan yang mencapai USD 8,8 miliar.

Kekuatan Alutsista TNI

Tidak hanya itu, tercatat jumlah personil TNI mencapai lebih dari 1 juta prajurit.

  • Kekuatan Udara: Indonesia tercatat memiliki 466 pesawat tempur dan pendukungnya, dimana dari jumlah tesebut ada 41 jet tempur.
  • Kekuatan Laut: Indonesia kini memiliki 324 aset pertahanan laut. Aset itu diantaranya terdiri dari 10 kapal perang Frigates, 21 kapal perang Corvettes, dan 4 kapal selam.
  • Kekuatan Darat: Untuk pertahanan sisi darat, Indonesia tercatat memiliki 314 tank, 12.000 kendaraan, dan 63 MLRS (Rocket Artillery)

HUT TNI ke-78, Anggaran Pertahanan Indonesia Nomor 2 di ASEAN

Prajurit TNI menaiki kendaraan tempur saat parade alutsista pada perayaan HUT ke-74 TNI di Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur, Sabtu (5/10/2019). TNI memamerkan berbagai jenis alutsista pada perayaan HUT ke-74. (Liputan6.com/JohanTallo)
Parade alat utama sistem pertahanan (Alutsista) Tentara Nasional Indonesia (TNI) saat melintas di kawasan Bundaran Hotel Indonesia (HI), Jakarta, Selasa (3/10/2023). Parade digelar usai alutsista TNI tersebut menggelar gladi bersih menyambut HUT ke-78 TNI. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Peringatan HUT TNI ke-78 di Lapangan Monas, Jakarta Pusat memberikan kesan tesendiri bagi para prajurit TNI. Di momen HUT TNI ke-78 ini, Jokowi menekankan mengenai penggunaan anggaran pertahanan.

Pada prinsipnya, mendukung penuh program modernisasi industri pertahanan Indonesia, termasuk lewat belanja alutsista. Hanya saja, dia menekankan, untuk saat ini, negara masih membutuhkan banyak uang untuk kepentingan kesejahteraan rakyat secara langsung.

"Untuk urusan alutsista, memang modernisasi alutsista sangat diperlukan. Tapi, keuangan negara, anggaran negara, APBN kita sangat terbatas, dan untuk kebutuhan kesejahteraan rakyat sangatlah besar," ujarnya dalam Upacara Peringatan HUT ke-78 TNI di Monas, Kamis (5/10/2023)."Sehingga belanja alutsista harus dilakukan dengan bijak, baik besarannya maupun peruntukkannya," pinta Jokowi.

Anggaran Pertahanan Indonesia Dibanding Negara ASEAN

Bicara mengenai anggaran belanja alutsista, jelas berhubungan langsung dengan anggaran pertahanan. Di ASEAN, anggaran pertahanan Indonesia memang bukan menjadi yang paling besar, meski memiliki luas wilayah nomor 1 di ASEAN.

Dikutip Liputan6.com dari Global Fire Power, untuk ASEAN, Singapura menjadi negara dengan anggaran pertahanan paling banyak. Padahal, luas wilayah Singapura sangat kecil jika dibandingkan negara ASEAN lainnya.

Baru Indonesia menduduki urutan kedua. Berikut daftar 5 negara ASEAN yang memiliki anggaran pertahanan paling besar:

  1. Singapura : USD 13 Miliar
  2. Indonesia : USD 8,8 Miliar
  3. Vietnam : USD 6,2 Miliar
  4. Thailand : USD 5,8 Miliar
  5. Filipina : USD 4,2 Miliar

Jokowi Singgung Anggaran Alutsista: Ini Uang Rakyat, Sulit Dapatnya

Jokowi yang didampingi Panglima TNI Laksamana Yudo Margono berkeliling mengecek kesiapan pasukan upacara. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Presiden Joko Widodo (Jokowi) mendukung penuh program modernisasi industri pertahanan Indonesia, termasuk lewat belanja alutsista. Namun, ia memberi catatan bahwa penggunaan APBN untuk itu juga perlu mempertimbangkan urusan lain yang bersangkutan dengan rakyat.

Hal tersebut disampaikan Jokowi dalam Upacara Peringatan HUT ke-78 TNI di Monas, Kamis (5/10/2023).

Untuk urusan alutsista, Jokowi tak memungkiri jika modernisasi alat utama sistem persenjataan sangat diperlukan. Meskipun ia tak ingin alokasi anggaran untuk itu mengganggu prioritas yang lain.

"Untuk urusan alutsista, memang modernisasi alutsista sangat diperlukan. Tapi, keuangan negara, anggaran negara, APBN kita sangat terbatas, dan untuk kebutuhan kesejahteraan rakyat sangatlah besar," ujarnya dalam Upacara Peringatan HUT ke-78 TNI di Monas, Kamis (5/10/2023).

"Sehingga belanja alutsista harus dilakukan dengan bijak, baik besarannya maupun peruntukkannya," pinta Jokowi.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya