Berita Gembira, Ekonomi China Sudah Mentok di Bawah dan Siap Melambung Lagi

Citigroup mencatat, aktivitas pabrik di China kembali pulih dan memperkirakan penjualan ritel akan meningkat.

oleh Natasha Khairunisa Amani diperbarui 06 Okt 2023, 13:00 WIB
Seorang wanita berlari di depan kantor pusat Alibaba di Kota Hangzhou, Provinsi Zhejiang, China. Ekonom Citigroup menaikkan proyeksi pertumbuhan ekonomi China tahun ini menjadi 5 persen, dari perkiraan sebelumnya 4,7 persen. (NOEL CELIS/AFP)

Liputan6.com, Jakarta - Ekonom di bank asal Amerika Serikat (AS), Citigroup menaikkan proyeksi pertumbuhan ekonomi China tahun ini menjadi 5 persen, dari perkiraan sebelumnya 4,7 persen.

Mengutip US News, Jumat (6/10/2023) Citigroup menaikkan proyeksi perekonomian China karena stabilnya indikator ekonomi dan langkah-langkah kebijakan yang mendukung Beijing akhir-akhir ini.

"Siklus terbawah telah tiba, dengan semua perhatian tertuju pada apakah permintaan organik akan meningkat di tengah meningkatnya momentum kebijakan," kata ekonom Citi yang dipimpin oleh Xiangrong Yu dalam sebuah catatan yang diterbitkan pada Rabu 4 Oktober 2023.

Citi mencatat, aktivitas pabrik di China kembali pulih dan memperkirakan penjualan ritel akan meningkat dan produksi industri akan tetap stabil meskipun basisnya lebih tinggi.

Pada Agustus 2023, bank yang berbasis di Wall Street itu memangkas perkiraan pertumbuhan setahun penuh China menjadi 4,7 persen menyusul dukungan kebijakan Beijing hingga saat itu dan terutama karena kekhawatiran terhadap penularan krisis di sektor properti negara tersebut meningkat.

"Sejak akhir Agustus, momentum kebijakan jelas melebihi ekspektasi, dengan penyesuaian harga hipotek dan pelonggaran properti di kota-kota Tier-1," kata mereka, juga mengutip pemotongan pajak penghasilan pribadi.

China, juga menargetkan pertumbuhan ekonomi mereka sebesar 5 persen di sisa tahun ini.

Sementara itu, Bank Dunia dalam laporan East Asia and Pacific Economic Update per bulan Oktober memproyeksikan pertumbuhan ekonomi China sebesar 5,1 persen untuk sisa tahun 2023.

Namun, perlambatan yang terus berlanjut di China, dengan memudarnya kebangkitan dari pembukaan kembali perekonomian, kenaikan utang, dan kelemahan di sektor properti, faktor-faktor struktural seperti seiring bertambahnya usia – akan membebani pertumbuhan di negara itu, memperlambat menjadi 4,4 persen pada tahun 2024.

Adapun ekonomi di negara-negara berkembang di Asia Timur dan Pasifik diproyeksi tetap berada di kisaran 5 persen pada tahun 2023.

Tetapi, pertumbuhan ekonomi di kawasan itu diperkirakan akan melambat menjadi 4,5 persen tahun depan.


Bank Dunia Proyeksi Ekonomi Indonesia Tumbuh 5 Persen di 2023 dan 4,9 Persen pada 2024

Di urutan kota dengan kualitas udara buruk berikutnya adalah Delhi (India) dengan nilai 154, Wuhan (China) 144, Lahore (Pakistan) 135, Shanghai (China) 133, dan Riyadh (Saudi) 131. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Bank Dunia memproyeksi ekonomi Indonesia akan tumbuh kisaran 5 persen di sisa 2023.

Angka tersebut menandai kenaikan dari proyeksi Bank Dunia sebelumnya pada April 2023 sebesar 4,9 persen. Perkiraan itu dikeluarkan dalam laporan terbaru Bank Dunia; East Asia and The Pacific Economic Update October 2023

Sementara untuk tahun 2024, Bank Dunia masih memproyeksi kinerja pertumbuhan ekonomi Indonesia di bawah proyeksi 2023 yaitu di kisaran 4,9 persen.

"Kawasan Asia Timur dan Pasifik diproyeksikan tumbuh sebesar 5 persen pada 2023, sekitar 0,1 poin persentase lebih rendah dibandingkan sebelumnya diharapkan pada April 2023," tulis Bank Dunia dalam laporan terbarunya, dikutip Senin (2/10/2023).

Kinerja perekonomian di Asia Timur ini dibentuk oleh perkembangan eksternal dan domestik. Faktor eksternal utama adalah melambatnya pertumbuhan global, masih ketatnya kondisi keuangan, serta kebijakan perdagangan dan industri.

Di antara faktor-faktor dalam negeri, faktor yang paling penting adalah dampak dari semakin besarnya utang pemerintah dan swasta serta sikap kebijakan makroekonomi," papar badan keuangan duni itu.

Untuk China, Bank Dunia memproyeksi pertumbuhan ekonomi terbesar kedua di dunia sebesr 5,1 persen di sisa tahun 2023, masih sama dengan perkiraan sebelumnya pada April 2023.

Namun untuk tahun 2024, proyeksi ekonomi China menurun menjadi 4,4 persen dari perkiraan sebelumnya sebesar 4,8 persen.

"Sedangkan faktor dalam negeri cenderung lebih dominanpengaruhnya terhadap pertumbuhan di China, faktor eksternal akan mempunyai pengaruh yang lebih kuat terhadap pertumbuhan di sebagian besar wilayah lainnya," jelas Bank Dunia.


Kawasan Asia Tenggara

IQAir sendiri mengukur kualitas udara berdasarkan nilai Particulate Matter (PM2.5), yang adalah polutan berbentuk debu, jelaga, asap berukuran lebih kecil dari 2,5 mikron atau µm (mikrometer atau sepersejuta meter). (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Di negara kawasan Asia Tenggara, di antaranya adalah Malaysia, yang diproyeksikan tumbuh 3,9 persen di 2023 dan 4,3 persen pada 2024 mendatang, kemudian Filipina diperkirakan akan tumbuh 5,6 persen tahun ini dan 5,8 persen di 2024.

Adapun Thailand dan Vietnam yang diproyeksi Bank Dunia masing-masing tumbuh 3,4 persen dan 4,7 persen di sisa tahun 2023, sedangkan untuk 2024 masing-masing diperkirakan berkinerja 3,5 persen dan 5,5 persen.

Adapun ekonomi Kamboja diperkirakan tumbuh 5,5 persen di 2023 dan 6,1 persen di 2024 sedangkan Laos diproyeksi tumbuh 3,7 persen tahun ini dan 4,1 persen di tahun depan.


Luhut: Ekonomi Indonesia Bisa Tumbuh 6% di 2026

Jakarta menempati peringkat pertama kota-kota di dunia dengan kualitas udara terburuk. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan, optimis pertumbuhan ekonomi Indonesia bisa tembus 6 persen di tahun 2026.

Optimisme tersebut muncul lantaran pertumbuhan ekonomi Indonesia hingga saat ini masih terjaga dengan baik, dimana ekonomi Indonesia stabil di angka 5 persen dalam beberapa tahun terakhir.

"Pertumbuhan ekonomi kita rata-rata 5 persen dalam beberapa tahun ini, dan kita berpikir atau berencana tahun 2026, 2027 kita akan mungkin bisa tumbuh 6 persen," kata Luhut dalam seminar nasional kemaritiman, Jumat (29/9/2023).

Namun, untuk mencapai target pertumbuhan ekonomi sebesar 6 persen, maka penggerak ekonomi Indonesia harus didorong lebih intensif, misalnya dari segi investasi, digitalisasi UMKM, dan korupsi bisa diminimalisir lebih baik lagi.

"Tentu dengan membuat ekonomi kita lebih kompleks lagi, yaitu downstreaming lebih banyak," ujarnya.

Disisi lain, untuk mewujudkan pertumbuhan ekonomi yang kuat juga bergantung pada generasi muda. Oleh karena itu, Pemerintah terus memperluas kesempatan anak bangsa untuk memperoleh pendidikan ke luar negeri.

"Itu saya kira bisa kita dapat kalau kita semua kerja kompak, dan anda yang muda-muda belajar lah terus menimba ilmu. Pemerintah punya program juga untuk anda maju pada pusat pendidikan terkenal dunia. Beasiswa Indonesia Maju sudah ada dibuat itu, jadi dari S1 nanti bukan hanya S1-S3 saja tapi dari SMA," pungkasnya.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya