Liputan6.com, Jakarta Ketua Umum Partai NasDem Surya Paloh berharap kasus hukum yang menimpa Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo (SYL) tidak dipolitisasi.
Diketahui, KPK dikabarkan telah menetapkan Syahrul Yasin Limpo sebagai tersangka dugaan korupsi. Penetapan status tersangka ini ramai usai tim penyidik KPK menggeledah rumah dinas Syahrul Yasin Limpo di Kompleks Widya Chandra, Jakarta Selatan.
Advertisement
"Soal masalah politisasi hukum, kita berupaya jangan sampai itu terjadi, kan itu semangat kita," kata Surya Paloh saat konferensi pers di Kantor DPP Partai NasDem, Jakarta Pusat, Kamis (5/10).
Paloh mengatakan, jika politisasi sudah terjadi, ia hanya bisa pasrah karena hal tersebut bukanlah kewenangan dari NasDem. Partai Nasdem tidak punya upaya untuk menahan politisasi.
"Kita menjaga, kalau dari pihak NasDem pasti menjaga tidak ada upaya politisasi hukum. Tapi kita kan bukan penegak hukum, kita institusi partai politik," ujar Paloh.
"Apakah ada yang menjamin, menggaransi sepenuhnya aparat penegak hukum bebas sama sekali tidak ada politisasi terhadap masalah penegakan hukum? Itu catatan pinggir, rekam jejak, dan sebagainya," sambung Surya Paloh.
Surya Paloh Akui Elektabilitas Nasdem dan Anies-Cak Imin Pasti Terganggu
Surya Paloh mengakui bahwa elektabilitas Partai Nasdem dan pasangan Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar (Cak Imin) sedang 'terganggu' imbas dugaan kasus yang menjerat Syahrul Yasin Limpo.
"Pasti ada pengaruhnya (kasus Mentan di KPK) pada elektabilitas partai dan juga AMIN, pasangan yang didukung NasDem, Bung Anies dan Bung Muhaimin Iskandar. Pasti ada pengaruh ini," ucap Paloh.
Paloh menyayangkan dampak yang terjadi terhadap pasangan Anies-Cak Imin. Sebab, ia menilai, baik Anies Baswedan dan Cak Imin merupakan dua putra bangsa yang tengah memperjuangkan perubahan.
"Ketika masyarakat yang juga masih mempunyai harapan dan keinginan, upaya-upaya membawa misi baru gerakan perubahan ini harus berjalan sebagaimana yang diharapkan," kata Paloh.
Surya Paloh meyakini dugaan kasus korupsi yang membelit Syahrul Yasin Limpo, salah satu kader Partai NasDem tidak memberikan dampak negatif terhadap pasangan AMIN.
"Saya yakin, salah-salah bukan memberikan efek yang negatif, insyaallah barangkali justru akan mendapatkan sesuatu. Empati barangkali, kalau memang dilihat pendekatannya ini secara terus terang, terbuka, di mana salahnya, dan sebagainya," kata Paloh.
"Tetapi sampai saat ini, harus saya katakan, kita berikan kesempatan dan penghormatan kita kepada aparat penegak hukum yang akan berproses nantinya. Mungkin kepada pengadilan hingga menjadi suatu hukuman tetap. Apakah itu bebas, apakah itu mendapatkan hukuman, semuanya kita hargai," lanjutnya.
Beredar Kabar, Ketua KPK Memeras Syahrul Yasin Limpo
Sebelumnya, beredar catatan tulisan tangan yang menjelaskan soal kronologi pemerasan yang dilakukan Ketua KPK Firli Bahuri terhadap Syahrul Yasin Limpo. Pemerasan disebutkan terjadi pada 2022.
Dalam kronologi disebutkan pada Juni 2022 Irwan yang diduga representasi Firli Bahuri ini menyampaikan kepada Mentan Syahrul Yasin Limpo berkaitan dengan akan adanya tim lembaga antirasuah yang masuk ke Kementerian Pertanian untuk menyelidiki dugaan korupsi. Kemudian Irwan mengatur pertemuan Syahrul Yasin Limpo dengan Firli Bahuri.
Irwan sempat mendatangi rumah dinas Syahrul Yasin Limpo yang menyampaikan permintaan dana dari Ketua KPK Firli Bahuri. Namun Syahrul Yasin Limpo hanya menyanggupi Rp1 miliar yang diubah ke dalam bentuk dollar Singapura.
Singkat cerita, pada Desember 2022, pertemuan antara Syahrul Yasin Limpo bersama ajudannya bernama Panji dengan Firli Bahuri dijadwalkan terjadi di lapangan bulu tangkis Mangga Besar.
Syahrul Yasin Limpo sempat berbincang dengan Firli Bahuri di pinggir lapangan. Nakun saat hendak pulang, saat itulah uang Rp1 miliar diberikan ajudan Syahrul Yasin Limpo kepada ajudan Firli Bahuri.
Ketua KPK Firli Bahuri Bantah Peras Mentan Syahrul Yasin Limpo
Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Firli Bahuri membantah melakukan pemerasan terhadap Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (SYL). Firli Bahuri menyebut, tidak pernah bertemu dengan seseorang yang memberikan uang dengan nilai yang fantastis.
"Tidak akan pernah ada hal-hal orang bertemu dengan saya, atau apalagi ada isu bahwa menerima sesuatu sejumlah 1 miliar dolar, itu saya baca. Saya pastikan itu tidak ada. Bawanya 1 miliar dolar itu banyak, yang kedua, siapa yang ngasih 1 miliar dolar?" ujar Firli dalam konferensi pers di Gedung KPK, Kamis (5/10/2023).
Firli mengklaim tidak ada pimpinan KPK yang melakukan dugaan pemerasan tersebut. Firli mengatakan, nama pimpinan KPK telah berulang kali dicatut oleh pihak yang tak bertanggung jawab. Tak hanya menteri, nama dan foto pimpinan KPK juga dicatut untuk menghubungi kepala daerah dan anggota DPR.
"Saya tidak tahu siapa yang melakukan itu dengan meminta segala sesuatu. Pak Ali (Kabag Pemberitaan KPK) sudah pernah menyampaikan waktu itu," kata Firli.
Dalam kesempatan ini, Firli menegaskan, ajudannya hanya satu orang. Firli mengklaim Irwan yang disebut sebagai kepanjangan tangannya bukan ajudannya.
"Ada yang bertanya, ajudan saya itu cuma satu orang. Namanya Kevin, enggak ada yang lain," katanya.
Dalam kesempatan ini, Firli mengatakan, olahraga bulu tangkis dalam dua kali seminggu dilakukannya di tempat terbuka. Untuk itu, tidak mungkin bertemu dengan orang untuk transaksi ilegal di tempat terbuka.
"Tempat itu adalah tempat terbuka, jadi saya kira tidak akan pernah ada hal-hal orang bertemu dengan saya," pungkasnya.
Reporter: Lydia Fransisca
Sumber: Merdeka.com
Advertisement