Liputan6.com, Jakarta Harga emas melemah untuk sesi perdagangan kesembilan berturut-turut pada Kamis (Jumat waktu Jakarta). Turunnya harga emas karena data Amerika Serikat (AS) menunjukkan kondisi pasar tenaga kerja yang ketat meningkatkan kekhawatiran mengenai Bank Sentral AS, Federal Reserve (The Fed) yang akan mempertahankan suku bunga lebih tinggi untuk jangka waktu tertentu.
Diktuip dari CNBC, Jumat (6/10/2023), harga emas dunia turun 0,1% menjadi USD 1.819,98 per ons. Sedangkan harga emas berjangka AS amblas 0,2% ke level USD 1.831,80 per ounce.
Advertisement
“Seluruh narasi untuk mempertahankan suku bunga lebih tinggi dalam jangka waktu yang lebih lama adalah alasan utama mengapa orang-orang melepas investasinya pada emas karena biaya peluang untuk mempertahankannya telah meningkat,” kata Kepala Strategi Komoditas TD Securities Bart Melek.
Sejak naik di atas level USD 2.000 per ons pada awal Mei, harga emas telah jatuh hampir 12% karena retorika hawkish terhadap suku bunga The Fed telah mengangkat imbal hasil obligasi ke level tertinggi dalam 16 tahun.
Jumlah orang Amerika yang mengajukan klaim baru untuk tunjangan pengangguran meningkat secara moderat pada minggu lalu, sementara PHK menurun pada bulan September, hal ini menunjukkan kondisi pasar tenaga kerja yang masih ketat.
Fokus pasar kini beralih ke laporan nonfarm payrolls bulan September pada hari Jumat, yang diperkirakan menunjukkan bahwa pemberi kerja menambah 170.000 pekerjaan.
Data Ketenagakerjaan
Melek menyatakan, jika data ketenagakerjaan lebih kuat dari perkiraan, maka ekspektasi pasar akan kenaikan satu kali lagi akan meningkat, dan dengan demikian harga emas bisa turun di bawah USD 1.800.
Kurs dolar AS turun untuk sesi kedua berturut-turut, membuat harga emas batangan lebih murah bagi pemegang mata uang lainnya.
“Bagi saya untuk berubah menjadi bullish pada emas, kita sekarang perlu melihat pembalikan bullish yang kuat pada jangka waktu harian, dan ini perlu didukung oleh bukti lebih lanjut bahwa imbal hasil (Treasury) telah mencapai puncaknya,” Analis Pasar City Index, Fawad Razaqzada.
Sama dengan harga emas, harga perak jurun 0,1% menjadi USD 20,94 per ons. Harga platinum juga turun 0,8% menjadi USD 859,72, setelah mencapai level terendah dalam setahun. Sedangkan harga Paladium tergelincir 1,8% ke posisi terendah dalam 5 tahun ke level USD 1.146,73.
Tak Ada Harapan, Harga Emas Dunia Anjlok 8 Sesi Perdagangan Berturut-turut
Harga emas dunia merayap ke bawah pada perdagangan hari Rabu. Ini adalah penurunan dalam delapan sesi berturut-turut karena ketakutan investor logam mulia.
Penurunan harga emas dunia ini terjadi dampak kenaikan imbal hasil surat utang AS di tengah ekspektasi Bank Sentral AS atau the Fed akan mempertahankan suku bunga tinggi lebih lama dariperkiraan.
Mengutip CNBC, Kamis (5/10/2023), harga emas di pasar spot turun 0,1% ke level USD 1.821,69 per ounce. Sedangkan harga emas berjangka AS diselesaikan 0,4% lebih rendah ke level USD 1.834,80 perounce.
Imbal hasil obligasi AS bertenor 10 tahun mencapai level tertinggi baru dalam 16 tahun, membuat aset yang tidak memberikan imbal hasil (non-yielding) seperti emas menjadi sangat tidak menarik.
“Jika The Fed terus mempertahankan suku bunga pada level tersebut, emas akan terus berada di bawah tekanan. Saya bahkan berpikir harga bisa turun hingga USD 1.750 jika berhasil menembus di bawah USD 1.800,” kata analis senior RJO Futures, Bob Haberkorn.
Harga emas sempat naik di awal sesi setelah data gaji swasta AS meningkat jauh lebih kecil dari perkiraan pada bulan September.
Sementara itu, sektor jasa AS melambat pada bulan September karena pesanan baru turun ke level terendah dalam sembilan bulan. Namun laju tersebut tetap konsisten dengan ekspektasi pertumbuhan ekonomi yang solid pada kuartal III 2023.
Advertisement
Fokus Utama Investor
Menurut alat CME FedWatch, pelaku pasar kini memperkirakan peluang 24% kenaikan suku bunga 25 basis poin lagi dari The Fed tahun ini.
Fokus utama pelaku pasar saat ini akan tertuju pada laporan utama non-farm payrolls yang akan dirilis pada hari Jumat untuk melihat kejelasan lebih lanjut mengenai jalur kenaikan suku bunga Fed.
“Jika laporan ketenagakerjaan lebih lemah, maka hal itu akan memberikan amunisi emas untuk menguat,” kata Haberkorn.
“Risiko penurunan kemungkinan akan tetap ada karena titik awal pendorong utama emas masih belum pasti. Namun kami merekomendasikan pembelian logam tersebut untuk dipertahankan, karena kami memperkirakan pemulihan,” tulis UBS dalam sebuah catatan.
Dalam riset tersebut, UBS menurunkan perkiraan harga emas akhir tahun sebesar USD 100 menjadi USD 1.850 per ounce.
Perdagangan Sebelumnya
Harga emas merosot mendekati level terendah dalam tujuh bulan pada hari Selasa. Pergarakan harga emas dunia ini terbebani oleh penguatan dolar AS dan peningkatan imbal hasil obligasi karena kemungkinan suku bunga AS tetap lebih tinggi dalam jangka panjang mendominasi sentimen.
Diktuip dari CNBC, Rabu (4/10/2023), harga emas di pasar spot turun 0,3% pada USD 1,822.42 per ounce, level terendah sejak awal Maret. Harga emas berjangka AS turun 0,4% menjadi USD 1,840.00 per ounce.
Pembukaan lapangan kerja di AS secara tak terduga meningkat pada bulan Agustus. Hal ini menunjukkan kondisi pasar tenaga kerja yang ketat yang dapat memaksa Federal Reserve AS untuk menaikkan suku bunga bulan depan.
“Laporan JOLTS mengejutkan pasar karena meningkatkan prospek kenaikan suku bunga lagi tetapi juga menurunkan ekspektasi perlambatan ekonomi AS, sehingga menekan logam mulia,” kata Edward Moya, analis pasar senior di OANDA.
Emas dianggap sebagai lindung nilai terhadap inflasi dan ketidakpastian ekonomi. Namun suku bunga yang lebih tinggi meningkatkan biaya peluang untuk memegang emas batangan, yang dihargai dalam dolar dan tidak menghasilkan bunga.
Harga emas sempat naik sebentar di awal sesi karena dolar melemah tajam terhadap yen, hanya beberapa saat setelah sempat naik di atas 150 untuk pertama kalinya sejak Oktober 2022, menandakan kemungkinan intervensi oleh Bank of Japan.
“Jika Bank of Japan melakukan intervensi, hal ini dapat melemahkan dolar dalam jangka pendek dan memberikan dukungan pada logam mulia,” tambah Moya.
Advertisement