Liputan6.com, Jakarta - Untuk membesarkan anak yang lebih cerdas secara emosional, orang tua juga perlu berbicara kepada anak dengan cara pendekatan secara emosional.
Sebagai seorang neuropsikolog lulusan Hardvard Medical School, Julia DiGangi PhD, mengajarkan gaya komunikasi yang mendorong hubungan dan kemandirian kepada anak. Keduanya sangat penting jika Anda ingin memiliki hubungan yang kuat, sehat, dan berempati.
Advertisement
Ini adalah tiga frasa yang tidak pernah digunakan oleh orang tua yang memiliki anak yang cerdas secara emosional, lalu apa yang harus dikatakan sebagai gantinya, melansir laman CNBC, Jumat (6/10/2023).
1. "Mengapa kamu tidak bisa lebih dari ini?"
Otak sudah terprogram untuk berprestasi kapan dan di mana saja. Jadi, ketika anak-anak kesulitan, itu bukan karena mereka tidak ingin melakukannya dengan baik, tetapi mungkin saja itu karena mereka tidak bisa meraihnya.
Dengan kata lain, masalahnya bukan pada motivasi mereka. Masalahnya adalah adanya kesenjangan antara harapan Anda sebagai orang tua dan kemampuan mereka.
Apa yang harus dikatakan: Respons yang cerdas secara emosional adalah dengan penasaran di mana motivasi dan kemampuan anak Anda bersinggungan.
Katakanlah anak Anda menghabiskan terlalu banyak waktu untuk bermain video game dan terlalu sedikit untuk membaca.
Hindari bertanya, "Mengapa kamu tidak lebih termotivasi untuk membaca buku?"
Sebaliknya, cobalah pertanyaan terbuka: "Saya lihat kamu sangat menyukai video game. Saya ingin sekali mendengar apa yang kamu sukai dari permainan tersebut. Mau diceritanin sama saya?"
2. Kenapa Kamu Tidak Mendengarkan Saya?
Julia pernah bekerja dengan orang tua yang putrinya mengalami kesulitan sensorik. Mereka merasa frustasi karena ketika dibawa ke dokter, dia menolak untuk keluar dari mobil.
Namun, begitu mereka mengajaknya berbicara, mereka mengetahui bahwa sebenarnya ia merasa terganggu oleh musik yang diputar di ruang dokter. Hal ini dapat dengan mudah diatasi dengan sepasang penyumbat telinga.
Pada akhirnya, masalah yang sebenarnya adalah orang tua tidak mendengar kebutuhan anak mereka.
Apa yang harus dikatakan: Otak anak-anak sudah terprogram untuk otonomi dan kebutuhan untuk menjelajahi dunia berdasarkan identitas mereka sendiri, bukan keyakinan Anda tentang siapa mereka seharusnya.
Jika Anda terjebak dalam perselisihan dengan anak yang tampaknya tidak mau mendengarkan, alih-alih bertanya mengapa mereka tidak mendengarkan, pertimbangkan untuk bertanya, "Apakah saya sudah mendengarkan kamu?"
Orang tua yang cerdas secara emosional tidak berusaha untuk mendapatkan kepatuhan dari anak-anak mereka, tetapi untuk memiliki hubungan yang baik secara emosional. Mereka perlu tahu bahwa Anda bersedia mendengar kebenaran dari apa yang mereka rasakan.
Advertisement
3. Kamu Sangat Tidak Punya Rasa Hormat
Saya sering melihat orang tua mengambil kesimpulan sangat buruk tentang perilaku anak mereka berdasarkan rasa tidak aman mereka sendiri.
Satu pasangan mengatakan kepada saya, "Anak remaja kami tidak menghormati/mendengarkan kami," karena mereka tidak mendengarkan saat diperintahkan untuk menyelesaikan PR matematika mereka. Namun, begitu orang tua tersebut menyampaikan kekhawatiran mereka dalam sebuah percakapan, anak mereka dengan tegas menjawab, "Jangan mengganggu! Matematika itu sulit bagi saya!"
Apa yang harus dikatakan sebagai gantinya: Pendekatan yang paling cerdas secara emosional untuk mengatasi kekhawatiran bahwa anak Anda tidak menghormati Anda adalah dengan mengajukan pertanyaan yang spesifik dan tidak menghakimi, lalu secara eksplisit menegaskan ketersediaan Anda untuk mendengarkan.
Ini bisa terdengar seperti ini: "Saya perhatikan kamu mendapat nilai 64 pada ujian matematika terakhirmu. Apa kamu bersedia untuk membicarakannya? Saya hanya ingin mendengar tentang apa kesulitan kamu."
Perasaan anak-anak menular pada kita. Ketika mereka gelisah, kita pun ikut gelisah. Jadi, ketika emosi besar muncul, wajar jika Anda ingin mengendalikan perasaan anak Anda dengan menyuruh mereka diam, tenang, atau mendengarkan lebih dekat.
Namun sebagai orang tua, tugas Anda bukanlah mengendalikan emosi anak Anda. Tugas Anda adalah menguasai emosi Anda sendiri.