Liputan6.com, Jakarta - Jenderal (Purn) Andika Perkasa buka suara soal program food estate yang dinilai gagal. Menurut mantan Panglima TNI tersebut, perlu adanya perbaikan dari hutan yang telah dibuka tersebut agar tidak terjadi kerugian.
“Yang kita lihat hutannya enggak ada, tapi kemudian pangannya yang disiapkan juga tidak ada, minimal butuh solusi untuk memperbaiki. Ada forgone opportunity (kesempatan yang hilang). Dengan memelihara hutan, ada keuntungan yang mungkin kita bisa peroleh. Salah satunya penyerapan air dan karbondioksida,” terang Andika Perkasa di kanal Youtube Youth TV.
Advertisement
Sebagai jenderal berpendidikan tinggi yang sekolah tentang kebijakan publik di Amerika Serikat, Andika Perkasa menyoroti tentang apa keuntungan yang bisa diperoleh dari sebuah program. Termasuk ia pun mempertanyakan keuntungan dari gagalnya food estate di Kalimantan Tengah.
“Kalau yang saya melihat dari perspektif public policy, pasti ada cost dan benefit. Biasanya kita lakukan analisa cost benefit atau cost effectiveness analysist. Cost benefit menunjukkan, benefitnya apa,” lanjut Andika Perkasa.
TNI Tak Dilibatkan
Meski program tersebut dieksekusi langsung oleh Kementerian Pertahanan, namun Andika mengaku saat dirinya masih menjabat baik sebagai Kepala Staf Angkatan Darat maupun Panglima TNI, institusinya tidak dilibatkan.
“Saat program dimulai, saya menjabat sebagai KASAD. Waktu itu sudah disiapkan. Presiden banyak memberikan perintah kepada semua perintah, termasuk saya. Kita diminta masukan, waktu itu belum ditentukan dimana. Kita beri masukan secara umum. Setelah itu dieksekusi oleh Kementerian Pertahanan, dan kami di Angkatan Darat kan tidak dilibatkan,” pungkasnya.
Advertisement