Liputan6.com, Jakarta - Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Firli Bahuri kembali menuai kontroversi. Kali ini purnawirawan jenderal polisi bintang tiga itu diduga melakukan pemerasan terhadap Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo.
Awal mula dugaan itu diketahui saat muncul surat pemanggilan terhadap sopir Syahrul Yasin Limpo. Dalam surat itu, Sopir Syahrul Yasin Limpo bernama Heri diminta menemui penyidik pada Senin 28 Agustus 2023 pukul 09.30 WIB di ruang pemeriksaan Direktorat Reserse Kriminal Khusus Polda Metro Jaya.
Advertisement
Adapun maksud panggilan untuk memberikan klarifikasi terkait dengan kasus yang sedang ditangani oleh Subdit V Tipidkor Direktorat Reserse Kriminal Khusus Polda Metro Jaya.
"Untuk kepentingan proses penyelidikan, dimohon kepada saudara untuk hadir guna memberikan keterangan," bunyi kutipan dalam surat panggilan yang beredar.
Subdit V Tipidkor Direktorat Reserse Kriminal Khusus Polda Metro Jaya disebut sedang melakukan penyelidikan dugaan tindak pidana korupsi berupa pemerasan yang dilakukan oleh Pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi Republik Indonesia dalam penanganan perkara di Kementerian Pertanian Republik Indonesia Tahun 2021.
Surat panggilan itu juga telah ditandatangani oleh Direktur Reserse Kriminal Khusus Polda Metro Jaya, Kombes Pol Ade Safri Simanjuntak pada 25 Agustus 2023.
Tak lama surat panggilan itu muncul, kemudian beredar catatan tulisan tangan yang menjelaskan soal kronologi pemerasan yang dilakukan Firli Bahuri terhadap Syahrul Yasin Limpo. Pemerasan disebutkan terjadi pada 2022.
Dalam kronologi disebutkan pada Juni 2022 Irwan yang diduga representasi Firli Bahuri ini menyampaikan kepada Mentan Syahrul Yasin Limpo berkaitan dengan akan adanya tim lembaga antirasuah yang masuk ke Kementerian Pertanian untuk menyelidiki dugaan korupsi. Kemudian Irwan mengatur pertemuan Syahrul Yasin Limpo dengan Firli Bahuri.
Irwan sempat mendatangi rumah dinas Syahrul Yasin Limpo yang menyampaikan permintaan dana dari Firli Bahuri. Namun Syahrul Yasin Limpo hanya menyanggupi Rp1 miliar yang diubah ke dalam bentuk dollar Singapura.
Singkat cerita, pada Desember 2022, pertemuan antara Syahrul Yasin Limpo bersama ajudannya bernama Panji dengan Firli Bahuri dijadwalkan terjadi di lapangan bulu tangkis Mangga Besar. Syahrul Yasin Limpo sempat berbincang dengan Firli Bahuri di pinggir lapangan. Nakun saat hendak pulang, saat itulah uang Rp1 miliar diberikan ajudan Syahrul Yasin Limpo kepada ajudan Firli Bahuri.
FIrli Bahuri, usai menggelar konferensi pers penahanan Wali Kota Bima Muhammad Lutfi angkat bicara soal dugaan dirinya melakukan pemerasan dalam penanganan kasus korupsi yang menyeret Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (SYL). Firli mengklaim dirinya dan pimpinan lain tak pernah melalukan hal tersebut.
"Tidak akan pernah ada hal-hal orang bertemu dengan saya, atau apalagi ada isu bahwa menerima sesuatu sejumlah 1 miliar Dolar, itu saya baca. Saya pastikan itu tidak ada. Bawanya 1 miliar Dolar itu banyak, yang kedua, siapa yang ngasih 1 miliar Dolar?," ujar Firli dalam konferensi pers di Gedung KPK, Kamis (5/10/2023).
Begitu juga dengan adanya keterangan yang tertulis sebagai kronologi pemerasan yang diduga dilakukan olehnya melalui Irwan yang disebut sebagai salah satu ajudannya, Firli menyebut hal itu tak pernah ada.
"Kalaupun ada konfirmasi-konfirmasi yang bertanya kepada melalui WA, saya ingin katakan itu tidak benar. Beberapa kali terjadi penyalahgunaan foto, maupun picture yang mengatasnamakan, ada beberapa kali, mengatasnamakan pimpinan, menghubungi beberapa kepala daerah, bahkan menteri, bahkan anggota DPR RI pun pernah," kata dia.
Firli juga mengklaim ajudannya hanya satu, bernama Kevin bukan Irwan seperti yang disebutkan dalam kronologi dugaan pemerasan terhadap Syahrul Yasin Limpo.
"Yang kedua, saya juga ingin sampaikan kepada rekan-rekan semua, ada yang bertanya, ajudan saya itu cuma satu orang. Namanya kevin, enggak ada yang lain," kata dia.
Terkait dengan pertemuannya dengan Syahrul Yasin Limpo di lokasi olahraga bulu tangkis. Dia menyebut olahraga bulu tangkis dalam dua kali seminggu dilakukannya di tempat terbuka. Untuk itu, tidak mungkin bertemu dengan orang untuk transaksi ilegal di tempat terbuka.
"Tempat itu adalah tempat terbuka, jadi saya kira tidak akan pernah ada hal-hal orang bertemu dengan saya," pungkasnya.
Foto Firli Ngobrol Santai Bareng Syahrul Yasin Limpo
Satu hari setelah bantahan Firli tersebut, kemudian muncul foto dirinya bertemu dengan Syahrul Yasin Limpo. Foto ini beredar di kalangan awak media usai muncul isu dugaan pemerasan yang dilakukan Firli terhadap Syahrul Yasin Limpo.
Dugaan pemerasan berkaitan dengan penanganan kasus dugaan korupsi di Kementerian Pertanian yang menjerat Syahrul Yasin Limpo.
Dalam foto terlihat Firli yang mengenakan setelah olahraga ini terlihat tengah menatap seorang pria yang diduga kuat Syahrul Yasin Limpo. Sementara Syahrul Yasin Limpo hanya terlihat bagian belakang badannya yang seolah tengah mendengarkan perkataan Firli Bahuri.
Di tengah-tengah Firli Bahuri dan Syahrul Yasin Limpo terlihat dua cangkir yang ditemani boks berisi jagung.
Advertisement
Rentetan Pelanggaran Firli
Dugaan pertemuan Firli dengan pihak berperkara di KPK bukan kali ini saja terjadi. Saat Firli masih menjadi Deputi Penindakan dan Eksekusi KPK, Firli diduga sempat bertemu dengan Gubernur NTB Tuan Guru Bajang Zainul Majdi alias TGB pada Mei 2018.
Saat itu KPK tengah mengusut kasus dugaan korupsi divestasi saham PT Newmont Nusa Tenggara. Firli dua kali melakukan pertemuan dengan TGB, yakni pada Sabtu, 12 Mei 2018 dan Minggu, 13 Mei 2018. Pada Minggu, Firli bertemu dengan TGB sambil bermain tenis. Namun Firli ditarik ke Polri sebelum pengusutan pelanggaran etiknya dirampungkan Pengawas Internal KPK.
Setelah menjadi pimpinan KPK, Firli Bahuri juga tak luput dari kontroversi, mulai dari gaya hidup mewah dengan menaiki helikopter saat perjalanan ke Sumatera Selatan hingga dugaan membocorkan penyelidikan dugaan korupsi di Kementerian ESDM.
Tak hanya itu, Firli Bahuri juga menemui Gubernur Papua Lukas Enembe jauh sebelum Lukas ditahan KPK. Namun dari serangkaian kontroversi tersebut, Dewan Pengawas KPK yang dipimpin Tumpak Hatorangan Panggabean seolah tak ada taring dalam menjatuhkan sanksi etik kepada Firli. Firli masih dengan leluasa memimpin lembaga yang dilahirkan untuk memberantas korupsi.
Perpanjangan Jabatan Pimpinan KPK Politis
Bahkan, kepemimpinan Firli yang sedianya selesai pada Desember 2023 mendatang harus diperpanjang satu tahun berkat putusan Mahkamah Konstitusi (MK) yang memperpanjang masa jabatan pimpinan KPK dari empat tahun menjadi lima tahun. Putusan MK itu langsung berlaku untuk era Firli Bahuri.
Putusan MK ini juga menuai kontroversi, pasalnya MK memperpanjang masa jabatan pimpinan KPK menjelang kontestasi politik Pemilihan Umum dan Pemilihan Presiden 2024.
Adalah Guru Besar Hukum Tata Negara UGM Denny Indrayana yang yang mempertanyakan perpanjangan masa jabatan pimpinan KPK. Denny menyoroti putusan MK dari empat tahun menjadi lima tahun ini merupakan strategi pemenangan Pilpres 2024.
"Saya berpendapat inilah putusan MK yang merupakan bagian dari strategi pemenangan Pilpres 2024. Sudah saya sampaikan dalam banyak kesempatan, bahwa saat ini penegakan hukum hanya dijadikan alat untuk menguatkan strategi pemenangan pemilu, khususnya Pilpres 2024," kata Denny dalam keterangan tertulisnya yang diunggah pada akun Twitter @dennyindrayana, dikutip Jumat (26/5/2023).
Senada Denny, Wakil Ketua KPK Saut Sitomorang juga mempertanyakannya. Saut meragukan penambahan masa jabatan pimpinan KPK akan berdampak baik pada pemberantasan korupsi. Melihat banyaknya pelanggaran etik yang dilakuakn pimpinan KPK saat ini, Saut menilai perpanjangan masa jabatan pimpinan hanya akan membawa masalah lain.
"Kan sudah jelas mereka kayak gimana selama empat tahun ini. Mereka bagian dari masalah. Ada kode etik dilanggar, Dewasnya ga berfungsi padahal punya Perdewas tapi ga paham sama Perdewas yang mereka bikin," kata Saut.
Firli dan Megawati
Perpanjangan masa jabatan Firli Bahuri cs dinilai politis ini kian santer lantaran diduga adanya kedekatan Firli Bahuri dengan Ketua Umum PDIP Perjuangan Megawati Soekarnoputri. PDIP diketahui kini merupakan partai penguasa.
Kedekatan Firli dengan Megawati terpotret saat Sidang Tahunan MPR/DPR RI Tahun 2023, Rabu (16/8/2023). Saat Megawati tiba di Gedung DPR, Megawati terlihat disambut oleh Firli Bahuri. Firli yang mengenakan jas hitam terlihat langsung menghampiri dan bersalaman dengan Megawati.
Pada momen ini, Megawati terpotret sempat merapikan dasi Firli selama beberapa detik. Firli terlihat sedikit membungkukkan tubuhnya ke arah ibunda Ketua DPR Puan Maharani itu.
Wakil Ketua KPK Alexander Marwata menganggap momen Megawati merapikan dasi Firli Bahuri merupakan hal wajar.
"Ya wajar saja. Kalian bisa juga misalnya saya pakai dasi ini, dasi saya nggak rapi, kan bisa kalian 'Pak dasinya nggak rapi, lurusin," ujar Alex di gedung KPK, Rabu (16/8/2023).
Alex mengaku tidak mengetahui momen tersebut. Dia juga mengaku tak mengetahui kedekatan antara Filri dan Megawati.
"Aku malah nggak tahu. Ya kalau dasinya menceng gini, apa salahnya dibenerin kan? Saya tidak tahu secara personal, mungkin juga Pak Ketua juga tidak tahu saya dekat dengan siapa, enggak tau juga," kata Alex.
Namun menurut Alex, wajar jika Firli Bahuri banyak kenal dengan elite negeri. Menurut dia, Firli memiliki jaringan yang luas.
"Tapi kalau kenal sih, menurut saya pasti kenal. Karena yang bersangkutan kan pernah jadi ajudan Wapres. Ya secara pergaulan mungkin lebih luas lah, pak ketua itu networkingnya dibanding saya ya. Saya nggak kenal siapa-siapa," tandas Alex.
Profil Firli Bahuri
Firli Bahuri merupakan Ketua KPK periode 2019-2024. Pria kelahiran 8 November 1963 ini sempat menduduki jabatan penting sebelum menahkodai lembaga antirasuah.
Lulusan Akpol 1986 itu pernah menjabat ajudan Wakil Presiden RI Boediono. Ia kemudian menjabat Wakil Kepala Kepolisian Daerah Banten, Karopaminal Divpropam Polri, Kepala Kepolisian Daerah Banten, Karodalops Sops Polri, Wakil Kepala Kepolisian Daerah Jawa Tengah, Kepala Kepolisian Daerah Nusa Tenggara Barat, Deputi Penindakan KPK, Kepala Kepolisian Daerah Sumatera Selatan dan terakhir sebagai Kepala Badan Pemelihara Keamanan Polri sebelum menjadi pimpinan KPK.
Advertisement
Harta Kekayaan Firli
Harta kekayaan Firli Bahuri meningkat menjadi Rp22,8 miliar
Menelisik laman Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara (LHKPN) yang diakses Liputan6.com pada Senin (10/4/2023), tercatat Firli Bahuri memiliki harta kekayaan senilai Rp22.864.765.633, atau Rp22,8 miliar. Harta itu Firli laporkan pada 20 Februari 2023.
Harta Firli Bahuri ini naik sekitar Rp2,1 miliar dari tahun sebelumnya. Pada tahun 2022, mantan Kapolda Sumatera Selatan itu melaporkan memiliki harta kekayaan sebesar Rp20.716.990.685.
Untuk laporan tahun 2023 ini, Firli menyampaikan memiliki delapan bidang tanah dan bangunan yang tersebar di Bekasi dan Lampung. Nilai harta tak bergeraknya itu mencapai Rp10.443.500.000.
Sementara itu, alat transportasi dan mesin, Firli Bahuri melaporkan memiliki lima unit kendaraan dengan nilai Rp1.753.400.000. Kas dan setara kas yang dia laporkan senilai Rp10.667.865.633.
Firli Bahuri tidak tercatat memiliki utang, sehingga total hartanya yang dilaporkan ke LHKPN senilai Rp22.864.765.633.