Liputan6.com, Manila - Sejumlah bandara di Filipina dilaporkan mengalami ancaman bom.
Patroli keamanan dan anjing pelacak dikerahkan di puluhan bandara Filipina pada hari Jumat (6/10/2023), setelah regulator penerbangan menerima ancaman bom terhadap pesawat komersial.
Advertisement
Mengutip Channel News Asia, Otoritas Penerbangan Sipil Filipina mengatakan pihaknya sedang menyelidiki ancaman yang diterima melalui email pada Rabu 4 Oktober yang memperingatkan bahwa pesawat di bandara Manila dan empat lainnya akan meledak.
Regulator penerbangan Filipina kemudian mengatakan dalam sebuah pernyataan pada hari Jumat bahwa 42 bandara komersial “dalam keadaan siaga tinggi” dan “langkah-langkah keamanan yang ditingkatkan segera diterapkan di semua bandara".
Eric Apolonio, juru bicara otoritas penerbangan Filipina, mengatakan kepada AFP bahwa tidak ada penerbangan yang terganggu dan tidak ada bom yang ditemukan.
Otoritas bandara Manila mengatakan pada hari Jumat bahwa “patroli berjalan kaki dan bergerak telah dilakukan dan unit K9 berkeliling terminal sebagai langkah tambahan pada protokol sehari-hari yang telah ditetapkan”.
Tindakan di bandara Manila juga diterapkan di bandara lain, kata Apolonio kepada AFP.
Eric Apolonio, juru bicara otoritas penerbangan Filipina, mengatakan ancaman bom tersebut adalah yang kedua di bandara Filipina sejak Senin 2 Oktober, ketika sebuah penerbangan tujuan Manila membatalkan lepas landas di Bandara Bicol setelah pilot menemukan secarik kertas di toilet pesawat dengan tulisan "BOMB??" tertulis di atasnya.
Seluruh penumpang yang berjumlah 133 orang diperintahkan turun dari pesawat untuk menjalani pemeriksaan keamanan, sementara penerbangan yang masuk dikirim kembali ke Manila karena otoritas Bandara Bicol menutup landasan pacu dan menghentikan operasi penerbangan, kata Apolonio.
Pihak berwenang kemudian menyimpulkan bahwa hal itu hanyalah sebuah "lelucon" dan pesawat diizinkan lepas landas hampir empat jam kemudian, sambung Apolonio.
Apolonio tidak mau berkomentar apakah pihak berwenang menduga ancaman pada hari Senin dan Rabu itu ada kaitannya.
Pria Peru Ditangkap Usai Kirim Ratusan Teror Bom Palsu ke Sekolah hingga Sinagoge di AS
Bicara soal ancaman bom, seorang pria Peru ditangkap karena mengirimkan lebih dari 150 ancaman bom palsu ke sekolah, bandara, rumah sakit, pusat perbelanjaan hingga sinagoge di Amerika Serikat (AS), setelah gadis-gadis remaja menolak mengiriminya gambar-gambar eksplisit.
Gambar eksplisit merujuk pada gambar telanjang atau seseorang yang melakukan tindakan seksual.
Kementerian Kehakiman AS menyatakan bahwa pihak berwenang Peru menangkap Eddie Manuel Nunez Santos (33) di Lima pada Selasa (26/9/2023). Nunez Santos mengirimkan ancaman-ancamannya itu antara 15 - 21 September 2023.
Ancaman bom palsu yang dikirim Nunez Santos memicu evakuasi dan sejumlah gangguan lainnya.
Menurut penyelidik Nunez Santos yang merupakan seorang pengembang situs web menyamar sebagai remaja laki-laki bernama Lucas saat berkomunikasi dengan remaja perempuan di platform game online.
Jaksa mengatakan bahwa dia meminta setidaknya dua dari remaja perempuan, termasuk seorang anak berusia 15 tahun, untuk menunjukkan gambar eksplisit dan mengancam akan mengebom sekolah mereka jika mereka menolak.
Pada 15 September, FBI mulai menerima laporan teror bom palsu melalui email terhadap berbagai bangunan publik di New York, Pennsylvania, Connecticut, Arizona, dan Alaska.
Ancaman termasuk dikirim ke setidaknya tiga sinagoge di wilayah New York selama Rosh Hashana, hari libur Tahun Baru Yahudi. Ada yang menyatakan bahwa bom pipa di gedung itu "akan meledak dalam beberapa jam" dan "banyak orang tak bersalah akan mati".
Dua hari kemudian, sekolah-sekolah di Pennsylvania juga mulai menerima ancaman. Salah satunya mengakibatkan evakuasi lebih dari 1.100 siswa di 20 sekolah berbeda.
Akibat email tersebut, kata jaksa, polisi dikerahkan, sekolah dievakuasi dan ditutup, penerbangan ditunda, dan rumah sakit ditutup.
Advertisement
18 Lokasi Termasuk Gedung Pemerintah Singapura Diancam Bom, Pelaku Terancam Penjara 7 Tahun dan Denda Rp564 Juta
Singapura juga dilanda dugaan ancaman bom pada Rabu pagi (23 Agustus 2023), termasuk gedung pemerintah, kedutaan besar.
Mengutip laporan Channel News Asia (CNA), Kamis (24/8/2023), polisi disiagakan atas dugaan ancaman bom di 18 lokasi di sekitar Singapura pada Rabu pagi (23 Agustus), termasuk gedung pemerintah, kedutaan besar, dan tempat yang banyak dikunjungi orang.
"Pemeriksaan keamanan telah dilakukan dan tidak ditemukan barang-barang yang membahayakan keamanan," kata Singapore Police Force (SPF) atau Kepolisian Singapura seraya menambahkan bahwa pihaknya diberitahu tentang kasus tersebut sekitar pukul 09.10.
SPF tidak memberikan rincian lebih lanjut mengenai ancaman atau di mana 18 lokasi tersebut berada, namun Kementerian Sustainability and the Environment (MSE) atau Keberlanjutan dan Lingkungan Hidup secara terpisah mengonfirmasi adanya ancaman bom terkait Environment Building atau Gedung Lingkungan Hidup tersebut.
Polisi juga mengatakan mereka mengetahui laporan serupa mengenai ancaman bom email di Korea Selatan baru-baru ini - yang tampaknya dikirim oleh orang yang sama - yang ternyata hanya hoaks.
"Polisi sedang menyelidiki kasus penyampaian informasi palsu tentang hal yang merugikan berdasarkan Pasal 268A KUHP 1871," tambah SPF.
Pelanggaran tersebut dapat dikenakan hukuman penjara hingga tujuh tahun, denda maksimum sebesar S$50.000 atau sekitar Rp564 juta atau keduanya.
"Polisi menanggapi semua ancaman keamanan dengan serius dan tidak akan ragu untuk mengambil tindakan terhadap mereka yang dengan sengaja menyampaikan informasi palsu mengenai ancaman bom."
Kantor berita Yonhap melaporkan pada 17 Agustus lalu bahwa pihak berwenang Korea Selatan sedang menyelidiki serangkaian ancaman bom yang dilakukan melalui email dalam beberapa minggu terakhir. Tidak ada bahan peledak yang ditemukan terkait dengan ancaman tersebut.
Lima email tersebut, yang mengidentifikasi target seperti sekolah dan kantor pemerintah, tampaknya dikirim dari Jepang dan diduga terkait dengan penipuan phishing, kata laporan itu.
Sebuah email baru-baru ini, yang dikirim atas nama sebuah firma hukum Jepang, mengklaim bahwa "bom berkekuatan tinggi dengan jarum" telah ditanam di kedutaan Jepang, Mahkamah Agung dan balai kota di seluruh negeri, kata laporan itu.
Ancam Bom Kedubes Arab Saudi di Aljazair, Seorang Pria Ditangkap
Sebelumnya, pasukan keamanan Aljazair meringkus seorang pria yang mengancam untuk mengebom markas Kedutaan Besar Kerajaan Arab Saudi di Aljazair. Si pengancam mengungkap niatnya pada Rabu pagi 15 Februari 2023 via telepon.
Dilaporkan Al Arabiya, Kamis (16/2/2023), ancaman via telepon itu ditangani secara serius. Pihak kedubes langsung melapor ke pasukan keamanan di Aljazair.
Pelaku ancaman bom berhasil ditangkap setelah adanya investigasi. Namun, orang itu akan dites dulu kejiwaannya dan kondisi medisnya.
Pihak Kedubes Arab Saudi menyampaikan apresiasi kepada pihak keamanan Aljazair, dan mengaku tak terkejut dengan aksi pihak keamanan. Mereka berkata percaya pihak keamanan akan memberikan keadilan.
"Kedutaan besar Kerajaan mengapresiasi upaya-upaya yang tidak mengejutkan dari otoritas Aljazair dan menjamin kepercayaan kepada pasukan keamanan Aljazair, yang tidak ragu-ragu untuk melindungi kedutaan besar dan pegawai-pegawainya dari ancaman ini, dan membawa mereka yang melakukan hal tersebut ke pengadilan," ujar pernyataan pihak Kedubes Arab Saudi.
Advertisement