Skeptis terhadap Kripto, CEO JP Morgan Jamie Dimon Melihat Sisi Lain Blockchain

CEO JP Morgan Jamie Dimon telah lama menjadi skeptis terhadap Bitcoin dan kripto.

oleh Gagas Yoga Pratomo diperbarui 08 Okt 2023, 19:55 WIB
CEO JP Morgan Chase, Jamie Dimon berbicara tentang cryptocurrency dalam sebuah wawancara. (Foto: Unsplash/Raphael Wild)

Liputan6.com, Jakarta - CEO JP Morgan Chase, Jamie Dimon berbicara tentang cryptocurrency dalam sebuah wawancara. Dalam wawancara tersebut, Dimon mengomentari soal cryptocurrency, termasuk Bitcoin.

Dia mengungkapkan tidak terlalu menyukai kripto. "Saya selalu mengatakan saya tidak terlalu menyukainya. Saya membela hak Anda untuk melakukannya. Saya akan mengatakan sangat, sangat berhati-hati berapa banyak uang yang Anda masukkan ke dalamnya,” ujar Dimon dikutip dari Bitcoin.com, Minggu (8/10/2023). 

Namun, Dimon melihat manfaat dalam beberapa aspek kripto, seperti teknologinya, mengakui industri perbankan memiliki inefisiensi jika dibandingkan dengan teknologi yang mendasari kripto.

"Tidak semuanya buruk. Jika Anda mengatakan kepada saya 'Saya ingin mengirim USD 200 ke teman di negara asing, itu bisa memakan waktu dua minggu dan biayanya USD 40. Anda bisa melakukannya melalui mata uang digital dan itu akan memakan waktu beberapa detik,” ujar Dimon. 

Namun, dia tidak merinci apakah dia mengacu pada cryptocurrency, stablecoin, mata uang digital bank sentral (CBDC), atau JPM Coin miliknya sendiri.

JPMorgan Chase memiliki mata uang digitalnya sendiri yang disebut JPM Coin. Dimon sebelumnya menjelaskan “Kami menggunakan jaringan blockchain yang disebut Liink untuk memungkinkan bank berbagi informasi yang kompleks, dan kami juga menggunakan blockchain untuk memindahkan setoran dolar AS yang diberi token dengan JPM Coin.” 

Situs web JPM Coin menyatakan koin itu memfasilitasi pergerakan nilai waktu nyata, membantu memecahkan rintangan umum pembayaran lintas batas tradisional.

 


Skeptis terhadap Kripto

Kripto. Dok: Traxer/Unsplash

Dimon telah lama menjadi skeptis terhadap Bitcoin dan kripto. Pada November tahun lalu, dia memperingatkan orang-orang untuk berhati-hati ketika berinvestasi di kripto dengan alasan itu tidak memiliki nilai intrinsik.  Kemudian pada Oktober 2022, dia mengatakan Bitcoin tidak berharga dan mempertanyakan persediaannya yang terbatas.

Sementara itu, dia mengatakan dalam suratnya pada April 2022 kepada pemegang saham keuangan terdesentralisasi (defi) dan blockchain adalah nyata. Selain itu, JPMorgan kini menawarkan sejumlah produk investasi kripto.

Disclaimer: Setiap keputusan investasi ada di tangan pembaca. Pelajari dan analisis sebelum membeli dan menjual Kripto. Liputan6.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi.


Hasil Studi: 69 Persen Investor Kripto Membeli Meme Coin Hanya Untuk Kesenangan

Koin Kripto atau Crypto. Disimak harga kripto hari ini.

Sebelumnya diberitakan, sebuah studi baru yang dilakukan pada Mei 2023 berupaya mengungkap wawasan, perspektif, dan pandangan tentang koin meme dari investor kripto di seluruh dunia. 

Dilansir dari Bitcoin.com, Selasa (1/8/2023), survei online terhadap 1.503 peserta bertujuan untuk mengukur potensi koin meme di pasar mata uang kripto. Itu mengungkapkan beberapa temuan tentang sentimen, perilaku, dan persepsi investor seputar aset digital unik ini.

Studi oleh chainplay berjudul "State of Meme Coin" mengungkapkan kesenjangan antara 63,9 persen investor telah membeli koin meme dan 36,1 persen investor menghindari meme coin.

Dari investor yang membeli meme coin, mayoritas atau setara 69 persen melakukannya untuk bersenang-senang. Namun, 79 persen  masih menganggapnya sebagai investasi jangka panjang dengan potensi keuntungan, meskipun 70 persen lainnya menduga sebagian besar koin meme adalah penipuan. Selain itu, 73 persen menyamakan investasi koin meme dengan perjudian belaka.

Dalam studi tersebut, satu dari lima investor cryptocurrency yang disurvei secara global mengatakan mereka diperkenalkan ke mata uang digital karena koin meme. 

Dari mereka yang membelinya, 32 persen memiliki pengalaman kurang dari satu tahun di pasar. Ini menunjukkan hype seputar koin meme menarik beberapa pendatang baru, meskipun itu bukan titik masuk yang dominan.

Saat ini, koin meme terkemuka, diukur dengan kapitalisasi pasar, memiliki nilai bersih gabungan melebihi USD 17 miliar atau setara Rp 256,8 triliun (asumsi kurs Rp 15.107 per dolar AS). 

Di antara banyaknya meme coin, Dogecoin masih menjadi juara secara pertumbuhan dan kapitalisasi pasar. Shiba inu (SHIB) juga mengalami pertumbuhan, meskipun pada tingkat yang lebih rendah yaitu 1,6 persen. 

Pada 27 Juli 2023, pasar koin meme melaporkan USD 904,36 juta atau setara Rp 13,6 triliun dalam volume perdagangan 24 jam di seluruh dunia.


Binance Berancang-ancang Hapus Perdagangan Stablecoin di Eropa, Ada Apa?

Ilustrasi kripto (Foto: Unsplash/Kanchanara)

Sebelumnya diberitakan, seorang eksekutif Binance mengatakan perusahaan berencana untuk menghapus stablecoin di pasar Eropa pada Juni 2024 untuk mematuhi standar yang ditetapkan oleh Uni Eropa.

Kepala hukum di Binance France, Marina Parthuisot menjelaskan karena belum ada proyek yang disetujui,  perusahaan akan menghapus semua stablecoin di Eropa pada 30 Juni 2024. 

Langkah ini menyusul disahkannya peraturan kripto penting Eropa, undang-undang Pasar dalam Aset Kripto (MiCA), yang terjadi awal tahun ini pada Juni. Ketentuan undang-undang untuk stablecoin akan mulai berlaku setahun kemudian, pada Juni 2024.

Namun, Binance telah berubah pikiran sebelumnya mengenai penghapusan aset. Pada 26 Juni, mereka membatalkan keputusannya untuk menghapus koin privasi di Eropa karena adanya revisi operasinya untuk mematuhi standar Uni Eropa dan juga setelah mendengar masukan dari komunitasnya dan berbagai proyek.

“Hal ini dapat memberikan dampak yang signifikan terhadap pasar di Eropa dibandingkan dengan negara lain di dunia,” kata Parthuisot, dikutip dari Cointelegraph, Senin (25/9/2023). 

Mengenai masalah stablecoin, pengacara yang mengikuti situasi seputar undang-undang UE yang baru berkomentar pada Juli batasan transaksi stablecoin dapat menahan adopsi kripto di Eropa. 

Di bawah aturan MiCA, akan ada batasan USD 216 juta atau setara Rp 3,3 triliun (asumsi kurs Rp 15.408 per dolar AS) yang dikenakan pada stablecoin, termasuk Tether USDT dan USDC.

Keputusan Binance untuk menghapus stablecoin demi mematuhi MiCA bukanlah satu-satunya contoh perubahan atas nama kepatuhan. Perusahaan dan negara telah beralih untuk memenuhi standar baru.

INFOGRAFIS: 10 Mata Uang Kripto dengan Valuasi Terbesar (Liputan6.com / Abdillah)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya