Kemenko Marves Bantah Luhut Dilarikan ke RS Singapura
Deputi Bidang Koordinasi Investasi dan Pertambangan Kemenko Marves Septian Hario Seto juga mengonfimasi kondisi Luhut yang saat ini berada di Jakarta dan sedang beristirahat total karena kelelahan.
"Nggak bener (dilarikan ke rumah sakit Singapura). Bapak di Jakarta. Bapak lagi bedrest aja kecapean," kata Seto saat dikonfirmasi.
Advertisement
Jawaban Kemenko Marves ini mengonfirmasi pesan instan WhatsApp yang menyebar di kalangan wartawan. Pesan itu berbunyi "Lbp dilarikan ke spore" dan "Pak LBP : CITO OPERATION CARDIO".
Luhut Curhat Jadi Menteri Paling Banyak Tugas
Kerap disebut sebagai Menteri yang dipercaya memegang banyak tugas selama masa pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi), Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan, mengaku sering banyak komentar mengenai hal tersebut.
Luhut pun mengatakan, tidak keberatan dengan sederet tugas-tugas yang diberikan Presiden Jokowi terhadapnya. Menurutnya, yang terpenting tugas tersebut berdasarkan untuk kepentingan bangsa dan negara.
“Jadi, tentang semua keputusan yang telah membentuk saya hingga hari ini, selama 9 tahun terakhir. Selama saya tak memiliki konflik kepentingan, let me repeat, selama saya tak memiliki konflik kepentingan, I just do it,” kata Luhut dalam paparan acara iDeaFest 2023 di Jakarta Convention Center, Minggu (1/10/2023).
Disisi lain, Luhut sering kali menghiraukan komentar miring tentangnya yang disebut sebagai Menteri yang paling banyak tugas dari Jokowi.
“Jadi orang mau ngomong apa saja, ya, saya anggap (lewat) begitu saja. Istri saya suka ngeluh, dia bilang begini-begitu. Saya bilang, kamu tahu kan saya enggak lakukan. Jangan baca itu medsos terlalu banyak, jadi sakit kamu,” ujarnya.
Advertisement
Sederet Jabatan Luhut Binsar Panjaitan
Lebih lanjut, Luhut juga memuji sosok Jokowi sebagai figur pemimpin bangsa yang sederhana, berani, dan penuh tanggung jawab. Menurutnya, generasi muda bisa menjadikan Jokowi sebagai contoh.
“Kita beruntung ada Pak Jokowi. Sangat sederhana dan sangat berani, juga memberikan payung pada anak buahnya. Itu contoh kesederhanaan, kalian harus belajar seperti ini,” katanya.
Berikut sederet jabatan yang diberikan pada Menko Marves Luhut Binsar Panjaitan sepanjang pemerintahan Presiden Jokowi, yang dirangkum dari berbagai sumber:
- Ketua Dewan Sumber Daya Air (SDA)
- Wakil Ketua KPC-PEN- Koordinator PPKM Darurat Jawa-Bali
- Ketua Tim Gernas BBI- Ketua Tim Nasional Peningkatan Penggunaan Produksi Dalam Negeri
- Ketua Dewan Pengarah Penyelamatan Danau Nasional
- Ketua Komite Kereta Cepat Jakarta-Bandung
- Menteri ESDM Ad Interim
- Menteri Perhubungan Ad Interim
- Menteri Kelautan dan Perikanan Ad Interim
- Ketua Bidang Dukungan Penyelenggaraan Acara G20
- Memimpin Penanganan Masalah Kelangkaan Minyak Goreng
- Ketua Pengarah Pengelolaan Industri Sawit
- Ketua Task Force Investasi Indonesia-Papua Nugini
- Ketua Tim Percepatan Investasi IKN Nusantara
- Ketua World Water Forum
- Koordinator Percepatan Pergaraman Nasional
Kisah Luhut Kecil
Sebelum menjadi Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, nama Luhut Binsar Pandjaitan lebih dulu dikenal sebagai Jenderal TNI AD dengan berbagai prestasi. Menengok jauh ke belakang, karier yang dijalankan oleh Luhut Binsar Pandjaitan di militer ini ternyata sempat tidak mendapat restu dari sang ayah.
Cerita itu dipaparkan Menko Luhut saat meluncurkan buku Luhut Binsar Pandjaitan Menurut Kita-Kita di Gramedia Matraman, Jakarta, Jumat (29/9/2023).
Cita-cita menjadi seorang perwira TNI mulai tertanam di benak Luhut kecil saat dirinya menyaksikan Para Komando Angkatan Darat (RPKAD) merebut lapangan udara Simpang Tiga, Kota Pekanbaru. Kala itu, ia dan keluarganya sudah bermukim di Riau mengikuti sang ayah yang bekerja di perusahaan minyak Amerika Serikat, Caltex.
"Waktu itu hampir malam, saya datang lihat mereka. Jadi salah satu peleton di RPKAD merebut Simpang Tiga, Pekanbaru dan seterusnya, di situ saya terlahir, saya harus jadi tentara, harus jadi RPKAD," ujar Luhut, dikutip Sabtu (30/9/2023).
Namun, impiannya sebagai pasukan pengaman negara terhalang oleh keinginan sang ayah yang mengarahkan Luhut masuk ITB untuk menjadi insinyur.
"Dan dalam perjalanan hidup saya sampai kemudian karena saya nakal, saya suka berkelahi, akhirnya ayah saya pikir anaknya harus ke ITB. Dia harus jadi engineer. Harus jadi seperti saya," ungkap Luhut sembari memperagakan harapan sang ayah.
Advertisement