Dicegat Emak-Emak Sambil Menangis, Ini Respon Bahlil Lahadalia

Emak-emak warga kampung Pasir Panjang nekad menghadang Menteri Investasi Bahlil Lahadalia dan menyatakan penolakannya terhadap ide relokasi.

oleh Ajang Nurdin diperbarui 07 Okt 2023, 00:27 WIB
Warga kampung Pasir Panjang pulau Rempang menghadang Bahlil Lahadalia dan tegas menolak relokasi ataupun penggeseran kampung mereka. Foto: liputan6.com/ajang nurdin 

Liputan6.com, Batam - Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia kembali mendatangi ke Kampung Tanjung Banun, Kelurahan Sembulang, Kecamatan Galang, Batam , pada Jumat (6//10/2023) sore.

Tidak diketahui pasti maksud dan tujuan Menteri Investasi ini berkunjung. Namun emak-emak dan warga yang hendak direlokasi nekad menghadang kedatangan Bahlil Lahadalia.

Warga menghadang Bahlil sambil membawa spanduk dan poster. Mereka menuruni bukit menuju ke Masjid di Kampung Tanjung Banun, Pulau Rempang , tempat Bahlil menggelar kegiatan.

Awalnya warga berdiri di sepanjang jalan, berjarak sekitar 10 meter dari masjid. Kemudian mereka semakin mendekat.

“Kami menolak digeser yang makna sebenarnya adalah direlokasi. Ini kampung moyang kami. Kami tak mau dijajah di negeri sendiri," teriak seorang ibu.

Dengan nada rendah untuk menahan emosi, warga bertakbir dan melantunkan selawat, mengimbangi suara Bahlil yang terdengar melalui pengeras suara. Petugas keamanan menjadi pembatas antara warga dan halaman masjid. Mereka terus bersuara sambil mengangkat tinggi karton dan spanduk.

 


Respon Menteri

Warga kampung Pasir Panjang, pulau Rempang mencegat Bahlil Lahadalia dan tetap tegas menolak relokasi ataupun penggeseran kampung mereka. Foto: liputan6.com/ajang nurdin 

Bahlil kemudian keluar. Menemui warga yang terus bersuara menolak penggusuran.

Raimah, warga asal Kampung Pasir Panjang, Kelurahan Rempang Cate, berkata langsung ke Bahlil. Meminta kepastian agar kampung yang ada di Pulau Rempang selamat dari penggusuran.

Ketika menyampaikan isi hatinya, air mata menggenang di pelupuk mata Raimah. Suaranya juga tersendat menahan tangis.

“Kami minta kampung tua kami. Itu aja. Yang lain kami tidak minta. Kami tidak menentang pembangunan, yang kami minta tempat leluhur kami. Bapak Kabulkan pinta kami pak. Bapak selaku menteri, tolong kami pak,” kata Raimah.

Sejurus kemudian Raimah tidak kuasa menahan tangis. Ia tutupi wajahnya dengan sebelah tangannnya. Air matanya keluar, ia menangis di depan Bahlil.

Warga lain juga terus bersuara. Membersamai Raimah yang berhadapan langsung dengan Bahlil.

Lalu bagaimana respon menteri yang menyebutkan bahwa dokumen AMDAL sudah ada dan dokumen penguasaan lahan sudah di tangan BP Batam? Meskipun belakangan diketahui bahwa omongan Bahlil Lahadalia tak terbukti.

Bahlil mengangguk di depan Raimah.

“Saya sudah terima aspirasinya ya, Assalamualaikum,” kata Bahlil.

Usai berkata demikian, Bahlil kemudian meninggalkan warga tanpa memberi jawaban yang mampu menenangkan warga. Bahlil menuju ke Kampung Pasir Panjang, kampungnya Raimah.

Hanya sebentar Bahlil dikawal puluhan mobil langsung keluar dari Pasir Panjang.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya