Gambaran Mengerikan Fisik Ular Jelmaan Tongkat Nabi Musa yang Bikin Fir'aun Ciut Nyali

Nabi Musa AS merupakan salah seorang Nabi dan Rasul yang dianugerahi cukup banyak mukjizat. Salah satunya ialah tongkatnya yang bisa berubah menjadi ular.

oleh Liputan6.com diperbarui 07 Okt 2023, 16:30 WIB
Ilustrasi Mimpi Melihat Ular Kecil Credit: pexels.com/Sagar

Liputan6.com, Cilacap - Nabi Musa AS merupakan salah seorang Nabi dan Rasul yang dianugerahi cukup banyak mukjizat. Anugerah ini kemungkinan berkaitan dengan beratnya amanah yang beliau pikul.

Sebagaimana kita ketahui, amanah terberatnya ialah menyadarkan Fir’aun dan kaumnya untuk kembali ke jalan yang benar.

Sementara Fir’aun sendiri merupakan seorang raja kejam dan lalim yang mengaku dirinya sebagai tuhan.

Berdasarkan keterangan Q.S Al-Isra ayat 101, Nabi Musa AS dianugerahi sembilan macam mukjizat.

وَلَقَدْ اٰتَيْنَا مُوْسٰى تِسْعَ اٰيٰتٍۢ بَيِّنٰتٍ

“Sungguh, Kami telah menganugerahkan kepada Musa sembilan mukjizat yang nyata.”

Menurut Tafsir As-Sa’di, karya Syaikh Abdurrahman bin Nashir as-Sa'di (pakar tafsir abad 14 H) via Tafsir web.id menerangkan bahwa sembilan mukjizat itu yaitu ular, tongkat, angin topan, belalang, kutu, katak, darah, azab dan terbelahnya lautan. Adapun mukijizat melalui tongkatnya, Nabi Musa AS mampu membelah lautan merah dan bisa berubah menjadi ular.

Cerita mengenai mukjizat tongkat Nabi Musa AS yang berubah menjadi ular ini sering kita dengar. Namun, jika membahas mukjizat Nabi Musa ini difokuskan pada ciri-ciri fisik ular jelmaan tongkat Nabi Musa, maka pembahasan ini tentunya sangat menarik. Lalu bagaimana ciri-ciri fisik ular jelmaan tongkat Nabi Musa ini? Tulisan ini akan membahasnya.

Simak Video Pilihan Ini:


Kisah Musa dalam Al-Qur’an

Ilustrasi Al-Quran. (Foto oleh GR Stocks dari Pexels)

Sebelum membahas ciri-ciri fisik ular jelmaan tongkat Nabi Musa AS ini, perlu diketahui ayat-ayat Al-Qur’an yang menceritakan hal ini.

1. Q.S Al-Qashah Ayat 31

Tongkat milik Nabi Musa berubah menjadi ular dikisahkan oleh Allah dalam sejumlah ayat, yaitu Surah Al-Qashash ayat 31:

وَاَنْ اَلْقِ عَصَاكَ ۗفَلَمَّا رَاٰهَا تَهْتَزُّ كَاَنَّهَا جَاۤنٌّ وَّلّٰى مُدْبِرًا وَّلَمْ يُعَقِّبْۗ يٰمُوْسٰٓى اَقْبِلْ وَلَا تَخَفْۗ اِنَّكَ مِنَ الْاٰمِنِيْنَ 

“Dan lemparkanlah tongkatmu.” Maka ketika dia (Musa) melihatnya bergerak-gerak seakan-akan seekor ular yang (gesit), dia lari berbalik ke belakang tanpa menoleh. (Allah berfirman), “Wahai Musa! Kemarilah dan jangan takut. Sesungguhnya engkau termasuk orang yang aman.”

2. Surah An-Naml ayat 10-11

Diceritakan juga dalam QS An-Naml ayat 10-11 berikut ini:

وَاَلْقِ عَصَاكَ ۗفَلَمَّا رَاٰهَا تَهْتَزُّ كَاَنَّهَا جَاۤنٌّ وَّلّٰى مُدْبِرًا وَّلَمْ يُعَقِّبْۗ يٰمُوْسٰى لَا تَخَفْۗ اِنِّيْ لَا يَخَافُ لَدَيَّ الْمُرْسَلُوْنَ ۖ  اِلَّا مَنْ ظَلَمَ ثُمَّ بَدَّلَ حُسْنًاۢ بَعْدَ سُوْۤءٍ فَاِنِّيْ غَفُوْرٌ رَّحِيْمٌ  

“Dan lemparkanlah tongkatmu!” Maka ketika (tongkat itu menjadi ular dan) Musa melihatnya bergerak-gerak seperti seekor ular yang gesit, larilah dia berbalik ke belakang tanpa menoleh. ”Wahai Musa! Jangan takut! Sesungguhnya di hadapan-Ku, para rasul tidak perlu takut, kecuali orang yang berlaku zalim yang kemudian mengubah (dirinya) dengan kebaikan setelah kejahatan (bertobat); maka sungguh, Aku Maha Pengampun, Maha Penyayang.”

3. Surah Thaha ayat 18-19

Cerita ini juga terdapat dalam QS. Thaha : 18-19:

قَالَ اَلۡقِهَا يٰمُوۡسٰى فَاَلۡقٰٮهَا فَاِذَا هِىَ حَيَّةٌ تَسۡعٰى ‏

Dia (Allah) berfirman, "Lemparkanlah ia, wahai Musa!" Lalu (Musa) melemparkan tongkat itu, maka tiba-tiba ia menjadi seekor ular yang merayap dengan cepat.

4. Surah Al-A’raf ayat 107

Dalam QS. Al-A’raf ayat 107 juga mengisahkan hal ini.

فَاَلْقٰى عَصَاهُ فَاِذَا هِيَ ثُعْبَانٌ مُّبِيْنٌ ۖ  

“Lalu (Musa) melemparkan tongkatnya, tiba-tiba tongkat itu menjadi ular besar yang sebenarnya.”


Ciri-ciri Fisik Ular Jelmaan Tongkat Nabi Musa

Kobra mencapai puncak siklus hidup sebagai Raja Cobra, antara 4 dan 6 tahun. (Liputan6/BBC)

Mencermati kisah mukjizat tongkat Nabi Musa AS yang terdapat dalam ayat-ayat Al-Qur’an ini, ternyata dalam menyebut ‘ular’, Al-Qur’an menggunakan 3 varian kata, yaitu tsu‘ban, hayyah dan jaan.

Kata tsu’ban aslinya bermakna aliran air yang merambat cepat dan meliuk-liuk, seperti saat hujan turun dan air mulai mengalir di atas tanah yang kering. Kata itu kemudian dipinjam untuk menamai ular karena kesamaan sifatnya. 

Jadi, ketika ular disebut dengan tsu’ban dalam bahasa Arab, maka ia sedangkan digambarkan sifat-sifatnya yang gesit, meliuk-liuk, dan merayap dengan cepat. Jika Anda diberi tebakan begini: “Binatang apakah yang gesit, merayap dengan cepat dan meliuk-liuk?” Gambaran di kepala Anda tidak akan jauh-jauh dari ular, bukan?

Sedangkan kata hayyah makna aslinya adalah tumbuh, bisa merasakan, aktif, sadar, ceria, cerdik, malu, dan gesit. Di antara derivasinya yang paling umum dipergunakan adalah al-hayaah, artinya: hidup dan al-hayaa'  artinya malu. Sifat-sifat tersebut sangat serasi dengan karakteristik ular manapun. Ia bergerak, aktif, malu-malu, gesit, dan seterusnya.

Sedang dalam QS. Al-Qashash, ular dilukiskan dengan kata jaan, yang maknanya sama seprti hayya, yaitu ular kecil yang bergerak lincah.

Berdasarkan keterangan 3 kata tadi, dapat disimpulkan bahwa ciri-ciri fisik ular jelmaan tongkat Nabi Musa AS ini bervariasi.

Dalam memberikan tafsir atas 3 kata yang menunjukkan mukjizat Nabu Musa ini terjadi perbedaan pendapat.

 

 


Ular Besar yang Menakutkan

Ada yang berpendapat pada awalnya tongkat itu berubah menjadi seekor ular yang merayap dengan cepat, kemudian berubah menjadi seekor ular kecil yang gesit, dan akhirnya menjadi ular besar yang sebenarnya.

Ada pula yang menafsirkan bahwa tongkat Nabi Musa telah berubah menjadi seekor ular yang lincah dan gesit seperti ular kecil, namun sangat menakutkan seperti ular besar.

Sebagian mufasir yang lain mengatakan bahwa perbedaan ungkapan itu disebabkan perbedaan tempat terjadinya mukjizat-mukjizat terjadi berkali-kali di tempat yang berbeda.

Menurut yang terakhir ini perubahan bentuk tongkat menjadi ular jantan yang besar terjadi di hadapan Firaun, sedangkan perubahannya menjadi ular kecil terjadi pada malam ketika Nabi Musa diseru Allah untuk pertama kalinya.

Perbedaan penyebutan bentuk ular dalam kisah Nabi Musa merupakan salah satu bukti kehebatan Al-Qur'an dalam memilih kata-kata yang harmonis sesuai situasi dan konteks kisah secara keseluruhan.

Khazim Mahrur/Madrasah Diniyah Miftahul Huda 1 Cingebul

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya