Liputan6.com, Jakarta Edi Darmawan ayah Wayan Mirna Salihin yang meninggal dunia akibat kasus kopi sianida buka suara setelah pengacara Jessica Wongso menyebut kliennya berkukuh tak bersalah. Padahal, hakim telah menerbitkan vonis 20 tahun penjara untuknya.
Edi Darmawan mengaku tak kaget bahwa Jessica Wongso ngotot tak bersalah atas tewasnya Wayan Mirna Salihin. Ia lantas menguliti rekam jejak sang napi yang konon beberapa kali mencoba (maaf) bunuh diri. Dari sini Edi Darmawan berdalil.
Advertisement
“Bunuh diri nih, kata Sandy lima kali kalau saya tahunya dua-tiga kali. Kalau orang berani bunuh diri, apa dia enggak berani nyemplungin cuma sianida begitu? Enggak kelihatan lagi. Enggak ngaku lagi,” Edi Darmawan menjelaskan di hadapan para jurnalis.
Berkaca pada pengalaman, maling mana ada yang ngaku maling. Begitu pula Jessica Kumala Wongso dalam pusaran kasus kopi sianida yang viral lagi setelah Netflix meluncurkan film dokumener Ice Cold: Murder, Coffee and Jessica Wongso baru-baru ini.
Dia Pengecut. Pengecut!
Melansir dari video wawancara di kanal YouTube Intens Investigasi, Sabtu (7/10/2023), Edi Darmawan dalam amarahnya menuding Jessica Wongso yang kini mendekam di rutan Pondok Bambu Jakarta tak ubahnya seorang pengecut.
“Ya memang pasti enggak ngaku. Jadi di dunia ini, taruhlah, ada 10 kejadian kayak begini, diracun pakai sianida di coffee shop atau di apa, enggak bakal mengaku. Orang dia (Jessica Wongso) pengecut. Pengecut!” cetusnya.
* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS
Advertisement
Minum Kopi Mati?
Edi Darmawan lalu mengenang percakapannya dengan Irjen Krishna Murti yang menangani kasus kopi sianida. Kala itu, Krishna Murti mendatanginya seraya mempertanyakan bagaimana bisa orang meninggal “hanya” gara-gara ngopi cantik di mal.
“(Dia bilang) minum kopi mati? Ah yang enggak-enggak saja. Teman yang mana tuh? Tuh orangnya tuh. Cuma ada satu nih, Jessica enggak ada. Sudah begini saja, lo mau kubur kan besok, kita autopsi dulu. Diautopsilah sampai jam 3 pagi,” Edi Darmawan membeberkan.
Autopsi Hingga Jam 3 Pagi
Dalam versinya, proses autopsi digelar hingga jam tiga pagi. Edi Darmawan yang mengaku tak bisa tidur akhirnya begadang di rumah duka. Jenazah Wayan Mirna Salihin kemudian dimakamkan di pemakaman keluarga. Saat itulah berita mengejutkan datang.
“Jam 6 Om enggak tidur, begadang di rumah duka. Akhirnya kita kuburkan pagi-pagi karena sudah disiapin semua di kuburan keluarga. Itu yang terjadi,” urainya. “Dalam perjalanan ke kuburan, Om ke makam, Om dapat berita: Anak lo dibunuh, diracun sama sianida. Itulah,” tutup Edi Darmawan.
Advertisement