Liputan6.com, Jakarta Bakal calon presiden Ganjar Pranowo menegaskan komitmennya, terkait upaya terhadap semua masyarakat bisa mendapakatkan pendidikan yang layak. Termasuk juga bagi para santri yang berada di Ponpes.
Hal itu disampaikan Ganjar saat bersilaturahmi ke Pondok Pesantren Motivasi Indonesia di Bekasi, Jawa Barat.
Advertisement
“Komitmen di mana kemudian menjembatani agar para santri betul-betul dia punya life skill juga kalo ilmu agamanya sudah komplit di sini (Ponpes),” kata Ganjar seerti dikutip dari siaran pers diterima, Sabtu (7/10/2023).
Mantan Gubernur Jawa Tengah dua periode ini menuturkan, para santri perlu mendapatkan life skill.
Sehingga mereka sudah mempunyai bekal yang matang untuk bekerja secara profesional saat lulus dari Pondok pesantren.
“Tinggal life skill sehingga pada saat mereka lulus dari sini mereka bisa di masyarakat akan ada yang jadi kiai, akan jadi nyai, ustadz-ustadzah tapi juga ada yang jadi profesional lebih banyak,” jelas Ganjar.
Politikus PDIP ini meyakini, menjadi hal yang penting saat setiap ponpes ada pengembangan ekotren atau ekonomi pondok pesantren melalui pemberian keterampilan dengan membuat komunitas-komunitas terkait.
“Sudah ada chemistry dengan para ulama dan pimpinan Ponpes se-Bekasi Raya, terutama terkait program pendidikan seperti SMKN di Jateng.
Maka rasanya pikiran kami sama, intinya ini dibangun dari spirit membantu anak Yatim. Jateng dibangun dengan spirit membantu anak miskin sekolahnya jadi kalau kita lihat pas, mudah-mudahan mereka akan mandiri kelak,” Ganjar menandasi.
Menanggapi komitmen dari Ganjar, Pimpinan Ponpes Motivasi Indonesia, KH Ahmad Nurul Huda Haem mengatakan, program SMKN di Jateng menjadi perhatian khusus sebab keberhasilannya mencetak siswa langsung siap bekerja.
“SMK Jawa Tengah ini luar biasa, hasilnya-hasilnya dahsyat sekali. Salah satu yang diperkenalkan Pak Ganjar di Jawa Tengah itu link and match. Sehingga mereka boarding, mirip pondok dan diasramakan. Itu begitu selesai mereka bisa langsung bekerja,” kata Nurul.
Bisa Diterapkan di Ponpes
Nurul berharap, program SMKN di Jateng bisa diaplikasikan ke di kalangan Pondok Pesantren. Ketika sudah lulus dari Ponpes, para Santri bisa langsung mendapatkan pekerjaan.
“Mudah-mudahan pendidikan pesantren yang basisnya adalah pengajian kitab, kemudian tapi juga memberikan ruang agar anak-anak bisa setelah lulus juga mempunyai kesempatan yang sama untuk bekerja di tempat lain,” urai Huda.
Karena itu dia menaruh harapan kepada Ganjar Pranowo jika terpilih menjadi Presiden Program SMKN Jateng bisa diterapkan di tingkat nasional.
“Semoga. Mudah-mudahan kalau beliau jadi Presiden Insyallah,” doa Nurul.
Advertisement
SMKN Jateng Gratis
Diketahui SMKN Jateng merupakan sekolah kejuruan gratis yang diperuntukkan bagi siswa dari keluarga tak mampu. SMKN Jawa Tengah sebelumnya merupakan Balai Latihan Kerja (BLK) yang kemudian diubah menjadi sekolah kejuruan.
Sejak dirintis di 2014, SMKN Jateng telah meluluskan sebanyak 1.837 siswa. Lulusan terdiri dari 3 SMKN Jateng, yakni SMKN Jateng Semarang 825 lulusan, SMKN Jateng Pati 336 lulusan, dan 676 lulusan SMKN Jateng Purbalingga.
Tahun ini, sebanyak 70 persen lulusan sudah terserap di dunia kerja. Adapun rincian lengkapnya 113 lulusan diterima kerja, 22 lulusan diterima kuliah, 35 lulusan ikut kursus bahasa Jepang untuk kerja dan kuliah ke Jepang, 10 lulusan ikut kursus bahasa Jerman.
Tak berhenti dengan 3 sekolah, Ganjar juga menambah 15 SMK semi boarding di 15 kabupaten untuk menampung siswa unggul dari keluarga miskin. 15 sekolah ini dinamakan SMK Semi Boarding karena 30 siswa yang lolos seleksi masih belajar dengan siswa reguler meskipun mereka tinggal di asrama.
Ke-15 sekolah tersebut antara lain SMKN 1 Demak, SMKN 2 Rembang, SMKN 1 Wirosari Grobogan, SMKN 1 Jepon Blora, SMKN 1 Tulung Klaten, SMKN 1 Kedawung Sragen, SMKN 2 Wonogiri, SMKN 1 Purworejo, SMKN 2 Wonosobo, SMKN 1 Punggelan Banjarnegara, SMKN 1 Alian Kebumen, SMKN 2 Cilacap, SMKN 1 Kalibagor Banyumas, SMKN 1 Tonjong Brebes, dan SMKN 1 Randudongkal Pemalang.