Liputan6.com, Jakarta - Poltracking Indonesia baru saja merilis hasil survei terbaru pada periode 3 hingga 9 September 2023 yang bertemakan 'Kekuatan Politik Elektoral Menuju Pendaftaran Capres dan Cawapres 2024'.
Dalam survei tersebut, preferensi pemilih capres terdapat nama yang unggul seperti bakal calon presiden (capres) Prabowo Subianto dan Menteri BUMN Erick Thohir.
Advertisement
"Preferensi pilihan cawapres berdasarkan pilihan capres, pemilih Prabowo Subianto masih cenderung kepada Erick Thohir, pemilih Ganjar Pranowo masih cenderung kepada Sandiaga Salahuddin Uno, dan pemilih Anies Baswedan preferensi terkuatnya masih kepada AHY," ujar Direktur Riset Poltracking Indonesia Arya Budi dalam keterangan tertulis, Sabtu (07/10/2023).
Berdasarkan survei yang dilakukan yang dilakukan oleh 1.220 responden secara nasional ini, menunjukkan sebesar 25,2 persen pemilih capres Prabowo menginginkan Erick Thohir sebagai bakal calon presiden (cawapres).
"Sementara, pemilih Ganjar menginginkan Sandiaga Uno sebesar 24,5 persen, dan pemilih Anies lebih besar AHY sebesar 30,7 persen ketimbang Cak Imin hanya 17,7 persen," papar Arya.
Menurut dia, kemantapan pilihan bisa saja berubah nanti pada masa kampanye. Namun, kata Arya, sebagian besar responden ingin kandidat-kandidat tersebut menjadi pasangan di kontestasi demokrasi mendatang seperti Prabowo dan Erick Thohir.
"Temuan ini merupakan potret terbaru dari survei yang dilakukan pada September 2023. Berbagai kemungkinan masih berpotensi terjadi, tergantung dinamika elite dan koalisi jelang Pilpres 2024," ungkap Arya.
Erick Thohir Dianggap Cocok
Arya menilai, banyak publik yang berharap Prabowo Subianto memilih Erick Thohir sebagai pendampingnya. Sebab, Ketua Umum (Ketum) PSSI ini punya modal yang kuat untuk mampu menjadi pelengkap untuk menteri pertahanan tersebut.
"Erick Thohir ini memiliki kepemimpinan yang inovatif sekaligus inisiatif untuk meningkatkan kinerja pemerintahan. Seperti di perusahaan-perusahaan pelat merah, Eks Presiden Inter Milan ini telah menerapkan berbagai transformasi untuk membantu meningkatkan pertumbuhan ekonomi di Indonesia," jelas Arya Budi.
Sebelumnya, Bakal Calon Presiden (Capres) Prabowo Subianto terbukti mengantongi keunggulan jika berhadapan dengan Capres PDI Perjuangan Ganjar Pranowo dan Capres Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP) Anies Baswedan dalam skema head to head. Berdasarkan kepada hasil survei terbaru yang dikeluarkan Poltracking Indonesia, Prabowo masih terlalu tangguh baik bagi Ganjar dan juga Anies.
Direktur Riset Poltracking Indonesia, Arya Budi mengungkapkan jika pilpres berlangsung dua putaran, Prabowo sukses mengandaskan Ganjar dan juga Anies.
Jika berhadapan dengan Anies, Prabowo berhasil mendapatkan dukungan tertinggi sebesar 51,2 persen, sedangkan Anies 28,3 persen.
“Sementara itu head to head yang lain adalah Prabowo dan Anies. Yang menarik adalah Prabowo unggul bahkan jika dua putaran terjadi dengan asumsi Cawapres berlaku konstan Prabowo unggul 51,2 persen, itu kalau menggunakan threshold, pemilu 50 persen, itu sudah mayoritas, kemudian Anies 28,3 persen. Pemilih yang tidak memilih dua – duanya itu ada di 20,5 persen,” kata Arya dalam paparan rilis survei nasional Poltracking Indonesia bertajuk Kekuatan Politik Elektoral Menuju Pendaftaran Capres-Cawapres 2024 yang diadakan secara daring, Sabtu (7/10/2023).
Advertisement
Rilis Survei Terbaru
Kemudian, di sisi yang lain, jika berhadap-hadapan dengan Ganjar, Prabowo kembali unggul jauh. Di dalam rilis terbaru Poltracking periode 3–9 September 2023 tersebut, Prabowo berhasil mendapatkan dukungan dengan total suara sebesar 46,1 persen.
“Lalu yang menarik jika kita hadap–hadapkan capres terkuat ya Prabowo dan Ganjar yang memang neck to neck, jika kita hadap hadapkan di sini praktis jaraknya kemudian melebar di luar margin, jadi ini di luar 2,9 persen, unggul Prabowo di angka 46,1 persen kemudian Ganjar 39,8 persen, yang menjawab tidak tahu di angka 14,1 persen,” tuturnya.
Arya menjelaskan, jika dilihat dari survei Poltracking head to head sebelumnya antara Prabowo dan Anies ada para pemilih yang tidak tahu dan tidak menjawab sebesar 20,5 persen.
Ia melanjutkan, besarnya angka pemilih yang tidak tahu dan tidak menjawab itu kemungkinan besar merupakan para pemilih Anies yang beralih mendukung Prabowo.
Limpahan Suara
Oleh karena itu, Arya meyakini besarnya elektabilitas Prabowo jika dilihat dalam skema head to head memang mendapatkan limpahan suara, baik dari pendukung Anies dan juga Ganjar.
Karenanya, di survei terbaru Poltracking ini, Prabowo semakin kuat untuk menghadapi dan berpeluang memenangkan Pilpres 2024.
“Sementara yang head to head Anies itu 20 persen, artinya apa, ada perpindahan dari pemilih Anies yang masuk ke Prabowo yang menyebabkan angka kedua bacapres itu melebar di luar margin. Pemilih Anie situ terkonsolidasi dan lebih besar ke Prabowo meskipun sebagian ada yang spill ke Ganjar,” ujar Arya.
Advertisement