Liputan6.com, Jalur Gaza - Setidaknya 40 orang tewas di Israel setelah serangan mendadak besar yang dilakukan militan yang menyeberang ke Israel dari Gaza saat terjadi serangan roket besar-besaran.
Ada laporan yang belum dikonfirmasi bahwa sejumlah warga Israel telah dibawa kembali ke Gaza sebagai sandera.
Advertisement
Israel membalasnya dengan gelombang serangan udara terhadap sasaran-sasaran di Gaza yang menewaskan 161 orang, kata para pejabat Palestina.
Dengan kata lain korban tewas di kedua belah pihak telah mencapai 201.
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan Israel sedang "berperang" dan bersumpah bahwa Hamas, penguasa Gaza, akan bertanggungjawab atas serangan tersebut.
"Pagi ini Hamas melancarkan serangan mendadak yang mematikan terhadap negara Israel dan warganya," kata PM Benjamin Netanyahu dalam video pidato yang dikutip dari BBC, Sabtu (7/10/2023).
Serangan roket yang belum pernah terjadi sebelumnya ini menyebabkan para militan Palestina melintasi pagar pembatas tepat setelah fajar, ketika rentetan roket diluncurkan dari Gaza.
Bagaimana orang-orang bersenjata berhasil menembus salah satu perbatasan yang dijaga ketat di dunia masih belum jelas.
Militer Israel mengatakan puluhan jet tempur melakukan serangan udara terhadap lokasi Hamas di Gaza, dan telah menghantam 17 kompleks militer Hamas. Mereka juga mengatakan telah memobilisasi puluhan ribu pasukan cadangan.
Setidaknya dua warga Palestina tewas dalam serangan roket itu, kata pejabat kesehatan setempat.
Serangan roket dari Gaza dimulai tepat setelah fajar pada hari Sabtu, bertepatan dengan hari Sabat Yahudi dan hari perayaan Simchat Torah.
Saat sirene berbunyi di seluruh Israel, Israel Defense Forces (IDF) atau Pasukan Pertahanan Israel mengumumkan bahwa "teroris" telah menyusup ke wilayah Israel "di sejumlah lokasi berbeda".
Mereka meminta warga sipil di wilayah selatan dan tengah untuk tinggal di dekat tempat penampungan, dan di dalam tempat perlindungan di wilayah sekitar Gaza.
Situasi Simpang Siur
Situasi di Israel masih simpang siur. Laporan BBC menyebut beredar rekaman yang diposting online menunjukkan sekelompok militan Palestina bersenjata lengkap yang mengenakan seragam hitam berkeliling Sderot dengan truk pikap.
Dalam salah satu video, militan yang sama tampak terlibat baku tembak dengan pasukan Israel di jalan-jalan kota, yang hanya berjarak 1,6 km (1 mil) dari Gaza.
Ada juga laporan yang belum dikonfirmasi di media Palestina bahwa sejumlah warga Israel telah disandera oleh militan.
Juga beredar rekaman warga Palestina di Gaza yang mengendarai kendaraan militer Israel.
Sekitar 545 warga Israel terluka dalam serangan Hamas, kata kementerian kesehatan Israel.
Pemimpin salah satu dewan regional di Israel selatan, Ofir Liebstein, tewas dalam baku tembak dengan militan ketika dia pergi membela komunitasnya.
Advertisement
Serangan Roket Sepanjang Sabtu Pagi
Sementara itu, serangan roket berlanjut sepanjang Sabtu pagi, dengan ribuan proyektil diluncurkan ke arah Israel.
Rumah sakit di kota selatan Ashkelon dan pusat kota Beer Sheva merawat para korban.
"Warga Israel sedang berperang, bukan operasi, bukan eskalasi, perang," kata Perdana Menteri Netanyahu dalam sebuah pernyataan.
"Saya mengumpulkan kepala sistem keamanan, pertama-tama saya menginstruksikan untuk membersihkan pemukiman para teroris yang telah menyusup - operasi ini dilakukan pada jam-jam ini."
"Pada saat yang sama, saya memerintahkan mobilisasi cadangan ekstensif dan perang balasan dengan kekuatan dan cakupan yang tidak pernah diketahui musuh."
Seorang komandan senior militer Hamas mengumumkan dimulainya operasi tersebut dalam siaran di media Hamas, menyerukan warga Palestina di mana pun untuk berperang.
"Ini adalah hari pertempuran terbesar untuk mengakhiri pendudukan terakhir di Bumi," kata Mohammed Deif.
Kecaman Dunia Internasional
Sementara itu, Presiden Palestina Mahmoud Abbas memimpin pertemuan darurat, dan membela hak rakyat Palestina untuk membela diri dari "teror pemukim dan pasukan pendudukan".
Investigasi besar-besaran telah dilakukan mengenai bagaimana intelijen Israel gagal melihat serangan Hamas yang terkoordinasi dengan baik, kata pejabat pemerintah Israel kepada BBC.
Warga mengatakan mereka sudah lama tidak mengingat situasi seperti ini, sementara jalan-jalan di ibu kota Tel Aviv telah locked down dan jalanan kosong.
Ada kecaman keras dari dunia internasional terhadap serangan Hamas, di mana Menteri Luar Negeri Inggris James Cleverly mengatakan bahwa Inggris "dengan tegas mengutuk serangan mengerikan yang dilakukan Hamas terhadap warga sipil Israel" dan "Inggris akan selalu mendukung hak Israel untuk mempertahankan diri".
Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen menggambarkan serangan itu sebagai "terorisme dalam bentuknya yang paling keji” sementara Amerika Serikat mengutuk kekerasan tersebut dan mendesak kedua belah pihak untuk menahan diri dari tindakan pembalasan.
Sedangkan Iran mendukung serangan Palestina dan mengatakan pihaknya mengucapkan selamat kepada para pejuang.
Advertisement