Cuaca Hari Ini Minggu 8 Oktober 2023: Jakarta Langitnya Seharian Cerah Berawan

Langit pagi Jakarta di akhir pekan, Minggu (8/10/2023) diprediksi sebagiannya cerah, berawan, dan cerah berawan. Seperti itulah prakiraan cuaca hari ini, Minggu (8/10/2023).

oleh Devira Prastiwi diperbarui 13 Okt 2023, 00:26 WIB
Langit pagi Jakarta di akhir pekan, Minggu (8/10/2023) diprediksi sebagiannya cerah, berawan, dan cerah berawan. Seperti itulah prakiraan cuaca hari ini, Minggu (8/10/2023). (Liputan6.com/Helmi Fithriansyah)

Liputan6.com, Jakarta - Langit pagi Jakarta di akhir pekan, Minggu (8/10/2023) diprediksi sebagiannya cerah, berawan, dan cerah berawan. Seperti itulah prakiraan cuaca hari ini, Minggu (8/10/2023).

Cuaca cerah pagi hari ini diprediksi ada di langit Jakarta Barat, lalu berawan di Jakarta Pusat dan Jakarta Utara, sisanya cerah berawan, seperti laporan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) melalui laman resminya www.bmkg.go.id.

Pada siang nanti, hampir seluruhnya diprakirakan cerah berawan, kecuali Jakarta Selatan berawan. Senada di malam hari nanti, keseluruhannya diprediksi cerah berawan, kecuali Kepulauan Seribu cerah.

Wilayah penyangganya yaitu Bekasi, Jawa Barat, pagi hari ini diprakirakan BMKG bakal cerah berawan, namun siang hingga malam nanti hujan dengan intensitas ringan.

Sedikit berbeda di Depok, Jawa Barat, pagi ini diprediksi cerah berawan, siang hujan berintensitas ringan, dan malamnya hujan sedang. Lalu di Kota Bogor, Jawa Barat, langit paginya diprakirakan cerah berawan, siang hujan ringan, dan malam nanti diguyur hujan ringan.

Berbeda di Kota Tangerang, Banten, pada pagi hari ini diprediksi cerah, siang cerah berawan, dan malam nanti berawan.

Berikut informasi prakiraan cuaca Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi (Jabodetabek) selengkapnya yang dikutip Liputan6.com dari laman resmi BMKG:

 Kota  Pagi  Siang   Malam 
 Jakarta Barat  Cerah   Cerah Berawan  Cerah Berawan
 Jakarta Pusat   Berawan  Cerah Berawan  Cerah Berawan
 Jakarta Selatan   Cerah Berawan  Berawan  Cerah Berawan
 Jakarta Timur   Cerah Berawan  Cerah Berawan  Cerah Berawan
 Jakarta Utara   Berawan  Cerah Berawan  Cerah Berawan
 Kepulauan Seribu   Cerah Berawan  Cerah Berawan  Cerah 
 Bekasi   Cerah Berawan  Hujan Ringan  Hujan Ringan
 Depok   Cerah Berawan  Hujan Ringan  Hujan Sedang
 Kota Bogor   Cerah Berawan  Berawan  Hujan Ringan
 Tangerang  Cerah  Cerah Berawan  Berawan

Cuaca Panas Bikin Nyamuk Makin Banyak, Waspadai Risiko Penyakit Ini

cuaca panas/pixabay

Sebelumnya, jumlah nyamuk ternyata semakin banyak selama cuaca panas berlangsung.  Ini lantaran masa berkembang biak nyamuk menjadi lebih panjang.

Peneliti Global Health Security Dicky Budiman mengingatkan untuk mewaspadai risiko sejumlah penyakit infeksi dari adanya nyamuk.

"Ada dampak dari cuaca panas ini, timbulnya penyakit infeksi yang diakibatkan peningkatan perkembangbiakan aktivitas dari vektor seperti nyamuk pada suhu panas," ujar Dicky kepada Liputan6.com.

"Nyamuk sebetulnya suka suhu yang cenderung hangat, bukan panas banget sih ya. Dengan adanya peningkatan suhu panas ini akan membuat nyamuk itu bergerak ke arah yang ke daerah yang lebih relatif hangat," sambung dia.

Dalam hal ini, nyamuk tidak bisa mengatur suhunya sendiri dan ini berdampak peningkatan penyakit tertentu.

Risiko penyakit yang timbul akibat nyamuk saat cuaca panas, yakni demam berdarah dan malaria.

"Karena selama musim panas, masa nyamuk ini untuk berkembang biak menjadi jauh lebih panjang sehingga jumlah nyamuk akan jauh lebih banyak," kata Dicky.

"Ini yang bisa meningkatkan potensi penyakit demam berdarah, malaria, bahkan kalau di beberapa wilayah ada Zika. Ini yang harus diperhatikan mitigasinya," sambung dia.


Penyakit yang Muncul Akibat Nyamuk di Musim Panas

Lebah terbang di sebuah cangkir yang diletakkan di tengah cuaca panas awal musim gugur di Montreal, Quebec, Kanada, pada tanggal 05 Oktober 2023. (ANDREJ IVANOV/AFP)

Pakai Kelambu dan Krim Anti NyamukDicky Budiman menambahkan, mitigasi nyamuk dapat dilakukan dengan sejumlah upaya. Misalnya, pemberantasan jentik nyamuk dan memakai krim anti nyamuk.

"Mitigasi dengan pemberantasan jentik nyamuk, kemudian memakai kelambu tidur dan juga di sini kita lakukan mitigasi lain ya seperti menghindari sengatan nyamuk dengan memakai krim anti nyamuk," tambahnya.

Muncul Penyakit Saluran Cerna

Dari sisi lingkungan, dampak lain dari cuaca panas adalah kekurangan air bersih. Hal ini memunculkan risiko penyakit saluran cerna.

"Selain itu, akibat panas ini adalah karena kurangnya air bersih atau sedikitnya sumber air bersih. Jadi ada penyakit seperti kolera demam, tifoid itu akan bisa berpotensi," beber Dicky.

"Karena apa? Mungkin secara sanitasi hygiene juga orang jarang cuci tangan, cuci sisa alat makan juga tidak bersih akan meningkatkan potensi penyakit saluran cerna. Ini tentu harus dimitigasi dengan penyediaan air bersih dan kebiasaan melakukan cuci tangan," sambung dia.


Cegah Penyakit Akibat Gigitan Nyamuk

Ilustrasi cuaca panas. Sumber foto: unsplash.com/Artem Kovalev.

Salah satu cara mencegah penyakit akibat gigitan nyamuk seperti demam berdarah menurut Kementerian Kesehatan RI dikenal dengan 3M Plus, antara lain:

  1. Menguras tempat penampungan air
  2. Menutup tempat-tempat penampungan air
  3. Mendaur ulang berbagai barang yang memiliki potensi untuk dijadikan tempat berkembang biak nyamuk Aedes aegypti yang membawa virus DBD pada manusia.

Selain 3 M di atas yang dimaksud pada poin plus antara lain:

  1. Menanam tanaman yang dapat menangkal nyamuk
  2. Memeriksa tempat-tempat yang digunakan untuk penampungan air
  3. Memelihara ikan pemakan jentik nyamuk
  4. Menggunakan obat anti nyamuk
  5. Memasang kawat kasa pada jendela dan ventilasi yang ada di rumah
  6. Melakukan gotong royong untuk membersihkan lingkungan secara bersama
  7. Meletakkan pakaian yang telah digunakan dalam wadah yang tertutup
  8. Memberikan larvasida pada penampungan air yang susah untuk dikuras
  9. Memperbaiki saluran dan talang air yang tidak lancar
Infografis BMKG Peringatkan Potensi Cuaca Ekstrem (Liputan6.com/Triyasni)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya