AIS Forum Sudah Kucurkan Rp 12,5 Miliar Bantu Pengembangan UMKM

Kumpulan negara pulau dan kepulauan disebut-sebut sudah menyalurkan sekitar USD 800 ribu dana untuk mendukung perusahaan rintisan (start up) hingga UMKM

oleh Arief Rahman H diperbarui 07 Okt 2023, 21:34 WIB
Penasihat Senior Tata Kelola Iklim United Nations Development Programme (UNDP) Indonesia, Abdul Wahib Situmorang

Liputan6.com, Jakarta Kumpulan negara pulau dan kepulauan disebut-sebut sudah menyalurkan sekitar USD 800 ribu dana untuk mendukung perusahaan rintisan (start up) hingga UMKM. Angka ini setara dengan Rp 12,5 triliun sejak 2018 lalu.

Penasihat Senior Tata Kelola Iklim United Nations Development Programme (UNDP) Indonesia, Abdul Wahib Situmorang menjelaskan, Sejak hadir pada 2018, forum ini memang menjadikan salah satu fokusnya pada peningkatan kapasitas masyarakat pesisir dalam mengelola laut. Di antara upaya tersebut AIS Forum telah mendukung ekspansi lebih dari 500 startup yang tersebar di negara-negara pulau dan kepulauan di seluruh dunia.

“Dukungan kepada 500 startup tersebut melalui pendanaan maupun pengembangan kapasitas seperti training, workshop, business matching, dan sebagainya. Ragam kerja sama AIS Forum telah membawa berbagai hasil,” katanya dalam keterangan resmi, di Jakarta, Sabtu (7/10/2023).

Beberapa kerja sama di antaranya adalah dukungan kepada UMKM dengan memfasilitasi lebih dari 1.500 penggerak di bidang ini, mulai dari perempuan, pemuda, dan persons with disabilities dalam mengembangkan kewirausahaan mereka. Selain itu, ada juga pemberian program beasiswa yang diketahui telah mencapai sekitar USD 430.000.

“Juga dengan bantuan riset yang kami berikan kepada peneliti dan akademisi yang hingga saat ini telah mencapai USD 204.500 dan menghasilkan luaran yang sudah juga kami jadikan percontohan di negara-negara AIS lainnya,” ungkap Wahib.

Di bidang entrepreneurship, lanjutnya, AIS Forum memberikan seed funding sejumlah USD 185.000 kepada berbagai startup untuk mengembangkan solusi-solusi inovatif yang bisa menjadi percontohan antar satu negara partisipan kepada negara lainnya.

Selain itu AIS Forum juga telah bekerja sama dengan puluhan ahli, peneliti, hingga pemangku kebijakan yang ada. Mitra yang dimiliki pun telah mencapai ribuan, sehingga menjadikan forum ini menyebarkan dan melaksanakan misi mereka terutama dalam isu negara pulau dan kepulauan.

”Sehingga, adanya Konferensi Tingkat Tinggi AIS Forum akan dapat meningkatkan kerja sama antar negara-negara pulau dan kepulauan yang ada di dunia,” ujar Wahib.

 


Posisi Indonesia Diperhitungkan

Patroli laut gabungan KPLP, Bea Cukai dan Polairud (dok: Kemenhub)

Sementara Kepala Biro Komunikasi Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Andreas Dipi Patria menambahkan adanya AIS Forum akan turut menjadikan peran Indonesia di mata Internasional semakin nyata dan diperhitungkan.

Di samping dapat memberikan manfaat dalam bertukar inovasi bagi negara-negara pulau dan kepulauan.

“Ini merupakan bagian dari diplomasi Indonesia melalui pendekatan kerja sama secara nyata dan inklusif bagi seluruh masyarakat pulau dan kepulauan yang hidupnya tidak bisa dilepaskan dari laut,” pungkasnya.

Masalah AIS Forum

Perubahan iklim hingga sampah laut menjadi masalah yang perlu dihadapi oleh negara pulau dan kepulauan, seperti Indonesia. Kementerian Koordinator bidang Kemaritiman dan Investasi membidik solusi dari masalah tersebut.

Deputi Bidang Koordinasi Kedaulatan Maritim dan Energi Kemenko Marves Jodi Mahardi mengatakan solusi untuk mengatasi itu diharapkan muncul lewat Archipelago and Island State (AIS) Forum. Utamanya pada peran serta generasi muda.

"Bali, dengan pantainya yang indah dan warisan maritimnya yang kuat, merupakan tempat yang tepat untuk konferensi ini. Ini mewakili keindahan dan keragaman negara kepulauan kita. Lautan kita sedang menghadapi tantangan besar seperti perubahan iklim dan polusi laut," ujar dia saat membuka AIS Youth Conference, ditulis Sabtu (7/10/2023).

 


Peran Anak Muda

Kapal KPLP Kemenhub

Dia melihat peran serta anak muda sebagai generasi penerus yang paling bisa mengatasi masalah-masalah tadi. Pasalnya, saat ini negara pulau dan kepualuan perlu memperbaiki tata kelola maritim dan ekonomi biru berkelanjutan.

"Siapa yang lebih baik dalam mengatasi masalah ini selain generasi muda? Merekalah yang dapat membawa perubahan, inovasi, dan ketahanan terhadap dunia kita. Bersama-sama, kita akan menciptakan AIS Youth Declaration, yang akan mewakili aspirasi dan blueprint kita bersama untuk masa depan," tegasnya.

Konferensi ini diharapkannya menjadi awal dari perubahan nyata, menjadikan platform tempat lahirnya ide-ide baru dan inovatif.

"Biarkan ini menjadi tempat di mana tekad kita untuk melindungi lautan dan komunitas kita terwujud. Bersama-sama, mari kita wujudkan masa depan laut yang kita inginkan," kata Jodi.

Tag Terkait

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya