Asian Games 2023 Segera Berakhir, Medali Indonesia Didominasi Cabor DBON

Indonesia meraih tujuh medali emas selama Asian Games berlangsung di Hangzhou yang akan ditutup 8 Oktober 2023.

oleh Thomas diperbarui 08 Okt 2023, 06:30 WIB
Lifter putra Indonesia Rahmat Erwin Abdullah saat upacara pengalungan medali final 73 kilogram Grup A Asian Games 2022 di Xiaoshan Sports Centre Gymnasium, Hangzhou, China, Selasa (3/10/2023). (AP Photo/Louise Delmotte)

Liputan6.com, Jakarta- Asian Games 2023 akan resmi ditutup pada Minggu 8 Oktober 2023. Sejauh ini kontingen Indonesia berhasil meraih tujuh keping medali emas, 11 perak dan 17 perunggu selama bertanding di Hangzhou, China, sejak akhir September lalu.

Melihat jumlah medali emas dan juga beberapa medali lain yang didapatkan tim Indonesia, cabor-cabor yang masuk dalam Desain Besar Olahraga Nasional (DBON), seperti menembak, wushu, balap sepeda, angkat besi, dan panjat tebing memberikan prestasinya.

Dewan pakar DBON Prof. Asmawi menjelaskan bahwa perhitungan Presiden Joko Widodo dengan mengeluarkan Perpres No. 86 tahun 2021 Tentang Desain Besar Olahraga Nasional sangat tepat.

Dengan adanya Perpres 86/2021 tentang DBON tersebut, olahraga Indonesia akhirnya memiliki pondasi untuk mencetak prestasi olahraga Indonesia ke depannya.

"Kebijakan Presiden Joko Widodo sangat pas dengan mengeluarkan Perpres No. 86 tahun 2021 Tentang Desain Besar Olahraga Nasional yang dilatarbelakangi dengan masih banyaknya sarana dan prasarana olahraga belum cukup, organisasinya juga masih ada yang tidak fokus, termasuk belum adanya kompetisi yang belum berkelanjutan, akan tetapi hal ini belum sepenuhnya dilaksanakan karena adanya beberapa faktor terutama dari sisi pendanaan," kata Asmawi.

"Pemerintahan Presiden Joko Widodo memiliki langkah yang bagus dalam memperhatikan kemajuan prestasi olahraga Indonesia," tuturnya.


Kerjasama Cabor untuk Membenahi Kekurangan

Amellya Nur Sifa memamerkan medali emas Asian Games 2023 yang didapatnya di Hangzhou (Liputan6.com)

Bukan itu saja, Asmawi menyebut cabor-cabor andalan juga sudah fokus untuk mengikuti event-event internasional.

"Meski dalam mengakomodirnya cabor itu memang belum semuanya maksimal, tetapi perhatian yang diberikan dengan apa yang diharapkan oleh Presiden meski sudah ada yang tercapai," tuturnya.

Oleh karena itu Prof Asmawi berharap kepada para cabor untuk sama-sama bahu-membahu membenahi sektor yang masih dinilai menjadi kekurangan, yakni sisi sports science.

"Harapan kami dari awal sports science jangan kendur yang juga didukung dengan sarana dan prasarana yang mumpuni, karena masih ada beberapa cabor yang belum mumpuni untuk sarana dan prasarana tersebut," tandasnya.


Sejarah DBON

Asmawi mengingatkan bahwa olahraga ini bukan hanya milik pemerintah, namun juga milik masyarakat. Karena itu, sudah seharusnya jika masyarakat Indonesia mendukung ekosistem olahraga yang muaranya adalah prestasi dunia.

"Dukungan pemerintah dan masyarakat harus sama-sama tumbuh secara berbarengan, agar prestasi olahraga Indonesia ke depannya lebih baik lagi, termasuk dari perguruan tinggi meski lembaga pendidikan ini sudah mulai," pungkas guru besar olahraga tersebut.

Untuk diketahui, DBON sendiri lahir karena Presiden Joko Widodo meminta Zainudin Amali selaku Menpora saat itu untuk mereview total ekosistem olahraga nasional.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya