Bukan Hanya Lansia dan Penderita Komorbid, Atlet Juga Rentan Terdampak Cuaca Panas Ekstrem

Pada pertengahan Oktober 2023, cuaca panas atau suhu udara maksimum diperkirakan mencapai 43 derajat Celsius di Kota Surabaya, 40 derajat Celsius di Kota Semarang, dan 37 derajat Celsius di Jakarta.

oleh Liputan6.com diperbarui 08 Okt 2023, 09:00 WIB
Para peneliti di University of Bristol telah menunjukkan bahwa panas ekstrem yang belum pernah terjadi sebelumnya dikombinasikan dengan kerentanan sosial ekonomi menempatkan sejumlah wilayah tertentu dalam bahaya. (Foto: Pixabay)

Liputan6.com, Jakarta - Penderita komorbid, bayi dan anak-anak, lansia, hingga atlet yang berlatih di luar ruangan rentan terkena dampak buruk cauca panas ekstrem. Pakar kesehatan Prof dr Zubairi Djoerban, SpPF-KHOM, FINASIM menilai kelompok tersebut lebih rentan dibandingkan masyarakat umum.

"Kalau udara panas 40 derajat Celsius, hampir semua orang kesehatannya akan terpengaruh, akan menurun. Namun, yang banyak terdampak ada beberapa kelompok, misalnya usia lanjut (lansia), penderita komorbid, bayi dan anak kecil, orang-orang miskin yang kerjaan sehari-harinya di tempat terbuka, serta atlet," tutur Zubairi, dilansir Antara.

Salah satu dampak buruk cuaca panas ekstrem, kata Zubairi, adalah dehidrasi hingga yang paling serius adalah serangan heatstroke atau kondisi ketika tubuh mengalami peningkatan suhu secara drastis.

Bahkan cuaca panas ekstrem seperti gelombang panas bisa berakibat pada kematian, sebagaimana yang terjadi di beberapa negara, imbuh Zubairi.

"Ini saya sampaikan data angka kematian. Di Amerika itu, setiap tahun lebih dari 1.200 orang meninggal akibat gelombang panas. Pada tahun 2022, yang meninggal akibat gelombang panas itu 1.714," ungkap anggota Dewan Pertimbangan Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia itu.

Diketahui, suhu udara yang panas terik di Indonesia saat ini dipengaruhi oleh fenomena El Nino dan Indian Ocean Dipole (IOD) yang diperkirakan mencapai puncaknya pada Oktober 2023, seperti disampaikan peneliti ahli utama Pusat Riset Iklim dan Atmosfer Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Eddy Hermawan.

Pada pertengahan Oktober 2023, cuaca panas atau suhu udara maksimum diperkirakan mencapai 43 derajat Celsius di Kota Surabaya, 40 derajat Celsius di Kota Semarang, dan 37 derajat Celsius di Jakarta. 

 


2 Dampak Cuaca Panas Ekstrem pada Kesehatan Tubuh

Kelompok lanjut usia (lansia) memiliki risiko dehidrasi yang lebih besar ketimbang orang-orang yang lebih muda. Apalagi di tengah cuaca panas yang melanda berbagai wilayah di dunia. Foto: Freepik.

Sementara, Guru Besar Pulmonologi dan Kedokteran Respirasi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Prof Dr Tjandra Yoga Aditama pun menambahkan, dampak buruk cuaca panas ekstrem terhadap kesehatan tubuh melalui dua kategori, yakni dampak ringan serta berat.

"Dampak ringan dan sedang seperti berkeringat, sakit kepala dan pusing, keram otot, kehausan sampai dehidrasi. Dampak berat, yaitu gangguan kesadaran sampai heatstroke," kata Tjandra.

Guna mencegah terkena dampak heatstroke di tengah cuaca panas terik di Indonesia, Tjandra menyebutkan sejumlah gejala yang patut diwaspadai masyarakat. Diantaranya yakni keringat berlebihan, wajah tampak pucat, mual, muntah, kaki kram, sakit kepala dan pusing, merasa sangat lelah, tidak bisa berkonsentrasi, dan kulit terasa panas, kemerahan serta kering.

 


Stay Cool, Stay Hydrated, dan Stay Informed

Untuk itu, Tjandra mengingatkan masyarakat untuk menerapkan semboyan stay cool, stay hydrated, and stay informed. Ini karena masyarkat perlu menjaga tubuh tetap dingin dengan membatasi aktivitas di luar ruangan, melakukan aktivitas fisik secara bertahap, mengenakan pakaian berwarna cerah dan berbahan ringan, serta menggunakan tabir surya dengan SPF minimal 30.

Masyarakat juga perlu tetap terhidrasi dengan banyak mengonsumsi air putih serta tetap mengikuti informasi terkini seputar cuaca panas dan langkah pencegahan terhadap dampak buruknya bagi kesehatan.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya