Liputan6.com, Amman - Konflik antara Palestina dan Israel di wilayah Jalur Gaza pecah pada 7 Oktober 2023. Hal ini menyusul ketegangan setelah penutupan pintu masuk dan keluar di wilayah tersebut pada beberapa waktu sebelumnya.
Dalam konflik tersebut, PM Israel Benjamin Netanyahu telah menyatakan perang terbuka terhadap Palestina setelah serangan roket dari Gaza yang kabarnya didalangi Hamas. Ia pun memerintahkan serangan balasan. Dilaporkan insiden saling serang itu telah menelan ratusan korban jiwa dan melukai ribuan orang lainnya.
Advertisement
Menurut informasi dari KBRI Amman yang telah melakukan koordinasi dengan simpul-simpul masyarakat di Gaza, dipastikan sejauh ini tidak ada WNI yang menjadi korban.
"KBRI Amman telah mengeluarkan Imbauan agar WNI yang berada di wilayah tersebut untuk meningkatkan kewaspadaan dan menghindari tempat tempat konflik," ujar pihak Kemlu RI dalam pernyataan tertulis yang dikutip Minggu (8/10/2023).
Selain itu, KBRI Amman juga mengimbau agar WNI tidak melakukan kunjungan wisata ke wilayah tersebut.
Dalam catatan KBRI, jumlah WNI yang berdomisili di wilayah Gaza sebanyak 13 orang.
KBRI Amman juga telah menyiagakan Hotline dengan nomor +962 7 7915 0407.
Selain itu, bagi WNI yang berada di wilayah Mesir atau Lebanon yang berbatasan dengan Israel, dan memerlukan bantuan, dapat menghubungi Hotline KBRI Kairo pada nomor berikut:
- +201022229989
- atau Hotline KBRI Lebanon di +9613199493
Adapun awalnya terjadi serangan roket yang belum pernah terjadi sebelumnya, menyebabkan para militan Palestina melintasi pagar pembatas tepat setelah fajar, ketika rentetan roket diluncurkan dari Gaza.
Bagaimana orang-orang bersenjata itu berhasil menembus salah satu perbatasan yang dijaga ketat di dunia masih belum jelas.
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu kemudian mengatakan Israel sedang "berperang" dan bersumpah bahwa Hamas, penguasa Gaza, akan bertanggungjawab atas serangan tersebut.
"Pagi ini Hamas melancarkan serangan mendadak yang mematikan terhadap negara Israel dan warganya," kata PM Benjamin Netanyahu dalam video pidato yang dikutip dari BBC, Sabtu 7 Oktober.
Militer Israel Serang Balik ke Jalur Gaza
Militer Israel mengatakan puluhan jet tempur melakukan serangan udara terhadap lokasi Hamas di Gaza, dan telah menghantam 17 kompleks militer Hamas. Mereka juga mengatakan telah memobilisasi puluhan ribu pasukan cadangan.
Setidaknya dua warga Palestina tewas dalam serangan roket itu, kata pejabat kesehatan setempat.
Serangan roket dari Gaza dimulai tepat setelah fajar pada hari Sabtu, bertepatan dengan hari Sabat Yahudi dan hari perayaan Simchat Torah.
Saat sirene berbunyi di seluruh Israel, Israel Defense Forces (IDF) atau Pasukan Pertahanan Israel mengumumkan bahwa "teroris" telah menyusup ke wilayah Israel "di sejumlah lokasi berbeda".
Mereka meminta warga sipil di wilayah selatan dan tengah untuk tinggal di dekat tempat penampungan, dan di dalam tempat perlindungan di wilayah sekitar Gaza.
Advertisement
Situasi Simpang Siur
Tembakan roket diluncurkan dari beberapa lokasi di Gaza mulai pukul 06:30 pagi (0330 GMT) dan berlanjut selama hampir setengah jam, wartawan AFP melaporkan. (MAHMUD HAMS / AFP)Situasi di Israel masih simpang siur. Laporan BBC menyebut beredar rekaman yang diposting online menunjukkan sekelompok militan Palestina bersenjata lengkap yang mengenakan seragam hitam berkeliling Sderot dengan truk pikap.
Dalam salah satu video, militan yang sama tampak terlibat baku tembak dengan pasukan Israel di jalan-jalan kota, yang hanya berjarak 1,6 km (1 mil) dari Gaza.
Ada juga laporan yang belum dikonfirmasi di media Palestina bahwa sejumlah warga Israel telah disandera oleh militan.
Juga beredar rekaman warga Palestina di Gaza yang mengendarai kendaraan militer Israel.
Kecaman Dunia Internasional
Sementara itu, Presiden Palestina Mahmoud Abbas memimpin pertemuan darurat, dan membela hak rakyat Palestina untuk membela diri dari "teror pemukim dan pasukan pendudukan".
Investigasi besar-besaran telah dilakukan mengenai bagaimana intelijen Israel gagal melihat serangan Hamas yang terkoordinasi dengan baik, kata pejabat pemerintah Israel kepada BBC.
Warga mengatakan mereka sudah lama tidak mengingat situasi seperti ini, sementara jalan-jalan di ibu kota Tel Aviv telah locked down dan jalanan kosong.
Ada kecaman keras dari dunia internasional terhadap serangan Hamas, di mana Menteri Luar Negeri Inggris James Cleverly mengatakan bahwa Inggris "dengan tegas mengutuk serangan mengerikan yang dilakukan Hamas terhadap warga sipil Israel" dan "Inggris akan selalu mendukung hak Israel untuk mempertahankan diri".
Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen menggambarkan serangan itu sebagai "terorisme dalam bentuknya yang paling keji” sementara Amerika Serikat mengutuk kekerasan tersebut dan mendesak kedua belah pihak untuk menahan diri dari tindakan pembalasan.
Sedangkan Iran mendukung serangan Palestina dan mengatakan pihaknya mengucapkan selamat kepada para pejuang.
Advertisement