Kisah Kemarau Panjang di Zaman Nabi Sulaiman dan Doa Seekor Semut

Kemarau penjang yang melanda suatu wilayah ketika zaman Nabi Sulaeman menyebabkan Nabi Sulaeman mengumpulkan pengkiut-pengikutnya untuk berdoa minta turun hujan di tanah lapang. Namun, ada seekor semut yang juga sedang berdoa memohon hujan kepada Allah SWT.

oleh Liputan6.com diperbarui 09 Okt 2023, 08:30 WIB
Ilustrasi cincin Nabi Sulaiman karya seniman David Weitzman (Ancient Origins)

Liputan6.com, Cilacap - Kemarau panjang pernah melanda wilyah kerajaan Nabi Sulaeman AS. Hal ini tentunya membuat Nabi Sulaiman AS dan pengikut-pengikutnya merasa sangat sedih.

Kemarau yang menyebabkan kekeringan tentunya akan berdampak pada lainnya. Seperti penyakit, kelaparan karena memang tanaman yang dapat dijadikan sebagai bahan makanan tidak bisa tumbuh.

Bencana kemarau dan kekeringan ini menyebabkan Nabi Sulaiman AS selalu didatangi pengikut-pengikutnya untuk mencari solusi.

Akhirnya, Nabi Sulaiman memutuskan untuk berdoa kepada Allah agar diturunkan hujan. Namun, belum sampai melaksanakan ritual doa bersama kaumnya, beliau melihat seekor semut yang juga sedang berdoa kepada Allah SWT.

Simak kisah kemarau panjang di Zaman Nabi Sulaeman AS dan doa seekor semut sebagaimana disarikan dari kitab Qashash al-Anbiya karya Ats-Tsalabi.

 

Simak Video Pilihan Ini:


Kemarau Panjang Melanda Kerajaan Nabi Sulaeman

Kondisi danau limboto yang mulai mengering akibat musim kemarau panjang (Arfandi Ibrahim/Liputan6.com)

Kerajaan Nabi Sulaiman a.s. di kala itu sedang mengalami kemarau yang panjang. musim kering yang begitu panjang. Lama sudah hujan tidak turun membasahi bumi.

Kekeringan melanda di mana-mana. Baginda Sulaiman AS mulai didatangi oleh ummatnya untuk dimintai pertolongan dan memintanya memohon kepada Allah s.w.t.

Mereka menghendaki agar Nabi Sulaiman AS bedoa agar menurunkan hujan untuk membasahi kebun-kebun dan sungai-sungai mereka.

Baginda Sulaiman AS kemudian memerintahkan satu rombongan besar pengikutnya yang terdiri dari bangsa jin dan manusia berkumpul di lapangan untuk berdo’a memohon kepada Allah SWT agar musim kering segera berakhir dan hujan segera turun.


Doa Seekor Semut yang Dikabulkan Allah

Jamur dari genus Cordyceps menginfeksi semut. (Sumber Wikimedia Commons)

Sesampainya mereka di lapangan, Baginda Sulaiman AS melihat seekor semut kecil berada di atas sebuah batu. Semut itu berbaring kepanasan dan kehausan.

Baginda Sulaiman AS kemudian mendengar sang semut mulai berdoa memohon kepada Allah SWT penunai segala hajat seluruh makhluk-Nya.

Ya Allah pemilik segala khazanah, aku berhajat sepenuhnya kepada-Mu, Aku berhajat akan air-Mu, tanpa air-Mu ya Allah aku akan kehausan dan kami semua kekeringan. Ya Allah aku berhajat sepenuhnya pada-Mu akan air-Mu, kabulkanlah permohonanku”, do’a sang semut kepada Allah SWT.

Mendengar doa si semut maka Baginda Sulaiman AS kemudian segera memerintahkan rombongannya untuk kembali pulang ke kerajaan sambil berkata pada mereka, “Kita segera pulang, sebentar lagi Allah SWT akan menurunkan hujan-Nya kepada kalian. Allah s.w.t. telah mengabulkan permohonan seekorsemut”.

Kemudian Baginda Sulaiman dan rombongannya pulang kembali ke kerajaan.

Belum sampai mereka menuju rumahnya turunlah rahmat Allah berupa hujan yang membasahi bumi. Nabi Sulaiman dan pengikut-pengikutnya merasa sangat bersyukur atas limpahan rahmat Allah ini.


Kisah Semut yang Berdoa dalam Hadis

Tabut Perjanjian (Ark of the Covenant) salah satu harta karun Nabi Sulaiman (Ancient Origins)

Mengutip laman NU, berikut ini adalah doa istisqa seekor semut di zaman Nabi Sulaiman As sesuai dengan cerita Rasulullah saw dalam riwayat Imam Ahmad.

 اَللَّهُمَّ إِنَّا خَلْقٌ مِنْ خَلْقِكَ، لَيْسَ بِنَا غِنًى عَنْ سُقْيَاكَ

Artinya: "Ya Allah, kami adalah salah satu makhluk-Mu. Kami tidak dapat berlepas ketergantungan dari anugerah air-Mu" (HR Ahmad). 

Meski hanya doa seekor semut, Nabi Sulaiman As bersama rakyatnya membatalkan rencana istisqa karena Nabi Sulaiman As merasakan keistimewaan doa tersebut. Riwayat ini secara lengkap dapat dibaca pada hadits berikut: 

عن أبي هريرة رضي الله عنه أن رسول الله صلى الله عليه وسلم قال: (خرج سليمان عليه السلام يستقي، فرأى نملةً مستلقيَةً على ظهرها، رافعةً قوائمَها إلى السماء، تقول: اللهم، إنا خَلْقٌ مِن خلقِك، ليس بنا غنًى عن سُقيَاك، فقال لهم سليمان: ارجعوا؛ فقد سُقيتُم بدعوة غيركم)؛ رواه أحمد، وصحَّحه الحاكم 

Artinya: "Dari Abu Hurairah ra, Rasulullah saw bercerita, ‘Nabi Sulaiman As pernah melakukan ibadah istisqa, tetapi ia melihat seekor semut berposisi telentang dan mengangkat tangan dan kakinya sambil berdoa, ‘Ya Allah, kami adalah salah satu makhluk-Mu. Kami tidak dapat berlepas ketergantungan dari anugerah air-Mu.’ Menyaksikan ini, Nabi Sulaiman As mengatakan kepada rakyatnya, ‘Mari kita pulang, kalian telah di (mintakan) anugerahkan air oleh doa makhluk hidup selain kalian." (HR Ahmad dan dishahihkan oleh Imam Al-Hakim)

Khazim Mahrur/Madrasah Diniyah Miftahul Huda 1 Cingebul

 

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya