Liputan6.com, Jakarta - Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melemah 0,74 persen pada 2-6 Oktober 2023. Sektor saham energi dan industri berkontribusi menekan IHSG.
Dikutip dari riset PT Ashmore Asset Management Indonesia, ditulis Minggu (8/10/2023), IHSG turun 0,74 persen ke posisi 6.889. Sektor saham energi dan industri masing-masing berkontribusi melemah 5,79 persen dan 3,49 persen terhadak indeks saham.
Advertisement
Pada pekan ini, pelaku pasar hadapi data tenaga kerja Amerika Serikat (AS) dan Eropa yang menguat. Berdasarkan survei lowongan kerja JOLTs menunjukkan 9,61 juta lowongan pekerjaan pada Agustus 2023. Angka ini lebih tinggi dari harapan 8,8 juta. Hal ini menunjukkan ada ketahanan pasar tenaga kerja di tengah pengetatan kebijakan moneter di Amerika Serikat (AS).
Sementara itu, tingkat pengangguran di kawasan Euro kembali mencapai titik terendah sepanjang masa yaitu 6,4 persen, sama pada Juni 2023.
Di sisi lain, Indonesia merilis inflasi pada September 2023 yang ditunjukkan dengan inflasi inti lebih rendah dari bulan sebelumnya, turun menjadi 2 persen, mencapai level terakhir yang dilihat pada Februari 2022.
Masalah LNG berlanjut?
Selama beberapa minggu terakhir, pasar telah memperhatikan pasokan dan permintaan minyak global. Sementara itu, harga minyak telah menguat sejak akhir Juni 2023. Pekan ini, harga minyak turun hingga di bawah USD 84 per barel dibandingkan pada awal pekan ini di kisaran USD 90,71 per barel.
Harganya mendekati rata-rata satu tahun USD 83,59 per barel. Harga minyak stabil untuk sementara. Sedangkan harga LNG beragam seiring permintaan dan pasokan untuk musim dingin yang akan datang di Eropa.
Di satu sisi, musim yang lebih hangat yang tak terduga meredam permintaan gas. Selain itu, fasilitas penyimpanan di Eropa hampir sepenuhnya memiliki persediaan untuk musim dingin sehingga mengurangi pemakaian gas secara keseluruhan di Jerman, Prancis dan Italia.
Potensi Risiko
Sementara itu, pekerja mogok di pabrik Chevron Australia yang memasok sekitar 7 persen dari pasokan LNG dunia yang terakhir dihentikan bulan ini menunjukkan tanda-tanda akan kembali dimulai.
"Secara keseluruhan situasi mungkin tetap stabil untuk saat ini tetapi masih ada potensi risiko,” tulis Ashmore.
Ashmore melihat pasar global tetap tangguh tetapi harga energi masih fluktuatif. Selain itu, imbal hasil indeks saham berada di level 6,93 persen, masih lebih tinggi dibandingkan imbal hasil obligasi bertenor 2 tahun dan 5 tahun masing-masing 6,48 persen dan 6,8 persen.
"Artinya saham lebih menarik dari segi valuasi. Kami terus merekomendasikan pertahankan portofolio yang terdiversifikasi pada saham dan obligasi,” kata Ashmore.
Advertisement
Kinerja IHSG pada 2-6 Oktober 2023
Sebelumnya diberitakan, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kembali melanjutkan koreksi selama sepekan. IHSG melemah 0,74 persen pada periode 2-6 Oktober 2023.
Dikutip dari data Bursa Efek Indonesia (BEI), ditulis Sabtu (7/10/2023), IHSG susut 0,74 persen menjadi 6.888,51. Pada pekan lalu, IHSG merosot 1,1 persen ke posisi 6.939,89. Kapitalisasi pasar merosot 0,32 persen menjadi Rp 10.255 triliun pada pekan ini dari pekan lalu Rp 10.288 triliun.
Rata-rata volume transaksi harian bursa juga anjlok 26,10 persen menjadi 18,12 miliar saham dari pekan lalu 24,52 miliar saham. Rata-rata nilai transaksi harian turun 11,72 persen menjadi Rp 10,32 triliun dari Rp 11,69 triliun pada pekan lalu.
Investor asing mencatatkan aksi jual Rp 26,88 miliar pada Jumat, 6 Oktober 2023. Selama sepekan, investor asing melakukan aksi jual saham Rp 11,45 miliar. Pada 2023, investor asing menjual saham Rp 5,24 triliun.
Selain itu, rata-rata frekuensi transaksi harian bursa naik 2,55 persen menjadi 1.235.080 kali transaksi dari pekan lalu 1.204385 kali transaksi.
Selama sepekan, BEI menyebutkan ada satu pencatatan obligasi dan dua saham pada 2-6 Oktober 2023. Pada Rabu, 4 Oktober 2023, Obligasi Berkelanjutan IV Toyota Astra Financial Services Tahap II Tahun 2023 yang diterbitkan oleh PT Toyota Astra Financial Services (TAFS) mulai dicatatkan di BEI dengan nilai nominal sebesar Rp625 miliar.
Hasil pemeringkatan dari PT Fitch Ratings Indonesia (Fitch) untuk Obligasi adalah AAA (idn) (Triple A). Bertindak sebagai Wali Amanat dalam emisi ini adalah PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk.
Sepanjang 2023, total emisi obligasi yang sudah tercatat mencapai 80 emisi dari 54 emiten Rp 89,71 triliun. Dengan pencatatan tersebut maka total emisi obligasi dan sukuk yang tercatat di BEI berjumlah 523 emisi dengan nilai nominal outstanding sebesar Rp447,05 triliun dan USD47,5 juta yang diterbitkan oleh 126 emiten.
Pencatatan Saham Perdana
Surat Berharga Negara (SBN) tercatat di BEI berjumlah 191 seri dengan nilai nominal Rp5.536,74 triliun dan USD486,11 juta. Sementara Efek Beragun Aset (EBA) sebanyak 9 emisi senilai Rp3,07 triliun.
Pada Jumat, 6 Oktober 2023, PT Kokoh Exa Nusantara Tbk (KOCI) mulai melakukan pencatatan saham dan waran di Papan Pengembangan BEI. KOCI merupakan perusahaan tercatat ke-67 yang tercatat di BEI pada tahun 2023. KOCI bergerak pada sektor Properti & Real Estat dengan sub industri Pengembang & Operator Real Estat.
Pada hari yang sama, PT Sumber Sinergi Makmur Tbk (IOTF) melakukan pencatatan perdana saham dan waran di Papan Pengembangan BEI. IOTF merupakan perusahaan ke-68 yang tercatat di BEI pada tahun 2023 dan bergerak pada sektor Teknologi dengan sub industri Perangkat & Instrumen Elektronik.
Advertisement