Liputan6.com, Washington, DC - Presiden Amerika Serikat Joe Biden memberikan dukungan penuh kepada Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dalam perang Israel melawan Hamas. Biden menyebut Hamas sebagai organisasi teroris.
Kedua pemimpin dilaporkan berbicara via telepon pada hari Minggu (8/10). Sebelumnya, Joe Biden juga sudah memberi pernyataan dukungan ke Israel.
Advertisement
"Presiden sekali lagi mengekspresikan simpati mendalam kepada semua orang yang menghilang, terluka, dan terbunuh, dan menjanjikan dukungan penuhnya kepada Pemerintah dan rakyat Israel di hadapan serangan yang tak punya preseden dan mengerikan dari para teroris Hamas," tulis Gedung Putih pada situs resminya.
Pernyataan itu juga disebar Gedung Putih via media sosial.
Salah satu topik diskusi mereka adalah aksi penyanderaan yang dilakukan Hamas. Ada sekeluarga yang sampai ditawan. Joe Biden lantas mengajak negara-negara dunia untuk bersatu melawan "kejahatan brutal" tersebut.
Terkait bantuan pertahanan, Gedung Putih memastikan bahwa ada bantuan tambahan yang sudah dikirim untuk Israeli Defense Forces (IDF) dari AS.
"Para pemimpin juga berdiskusi untuk memastikan agar tidak ada musuh Israel yang percaya bahwa mereka bisa atau seharusnya mencari untung dari situasi ini," tulis pernyataan Gedung Putih.
Kedua pemimpin itu juga berjanji akan terus berkomunikasi dalam hari-hari ke depan.
Kamala Harris Juga Bersuara
Sementara, Wakil Presiden AS Kamala Harris juga berbincang di telepon dengan Presiden Israel Isaac Herzog.
Israel memiliki presiden yang berfungsi menjalankan tugas-tugas kenegaraan yang bersifat simbolis.
Pernyataan Gedung Putih menyebut Kamala Harris menyampaikan simpati terhadap serangan teroris Hamas, terutama atas aksi penyanderaan.
"Wakil Presiden memperjelas bahwa tindakan-tindakan teroris demikian tidak bisa dijustifikasi," tulis pernyataan tersebut.
Kamala Harris juga menegaskan bahwa dukungan AS terhadap militer Israel tidak akan goyah dan siap mendukung Israel dengan berbagai cara dukungan yang layak.
Lebih dari 500 Warga Israel Tewas Diserang Hamas
Sebelumnya dilaporkan:
Kondisi Israel saat inidilaporkan semakin terpuruk usai Hamas melancarkan serangan yang begitu intens sejak Sabtu (7/10).
Dikutip dari laman BBC, Minggu (8/10/2023), lebih dari 500 warga Israel telah terbunuh sejak Hamas melancarkan serangan besar pada Sabtu.
Pertempuran antara militer Israel dan militan Palestina itu terus berlanjut di wilayah Israel dekat Gaza.
Serangan udara Israel telah menewaskan sedikitnya 313 orang di Jalur Gaza, dan hampir 2.000 orang terluka, kata para pejabat Palestina.
Seorang warga negara Inggris, Jake Marlowe, hilang dari Israel - dia bekerja sebagai anggota keamanan di dekat perbatasan Gaza ketika serangan itu terjadi.
Sementara itu, di Mesir ada dua turis Israel dan pemandu wisata mereka asal Mesir ditembak mati di Alexandria, tampaknya oleh seorang polisi.
Pada Sabtu pagi, Hamas melancarkan gelombang serangan roket dan para anggotanya menyerbu Israel, yang merupakan penyerangan terbesar dalam beberapa dekade.
Kemudian, di Jalur Gaza Kementerian Kesehatan menyatakan 313 orang Palestina dilaporkan tewas akibat serangan udara Israel, dan hampir 2.000 orang terluka.
Advertisement
Israel Balas Menyerang
Angkatan Udara Israel telah merilis rekaman serangannya terhadap beberapa bangunan di Jalur Gaza yang konon menjadi lokasi sasaran militer Hamas.
Mereka menambahkan bahwa jet tempur telah menyerang “infrastruktur operasional” Hamas, dikutip dari BBC, Minggu (8/10/2023).
"Kami juga telah melihat laporan ledakan di dekat Menara Watan, sebuah kompleks komersial besar di Gaza," kata pihak Israel.
Israel mengatakan, pihaknya masih memerangi Hamas di delapan wilayah tempat mereka menyusup setelah serangan mendadak pada Sabtu pagi.
Berikut informasi terbaru dari juru bicara militer Letkol Richard Hecht dalam pengarahan Minggu pagi:
Pasukan Pertahanan Israel kembali menguasai 22 lokasi di selatan yang diserang oleh militan Hamas
Namun mereka masih melakukan perlawanan di delapan lokasi
Pihak berwenang Israel “perlahan-lahan mulai mengevakuasi” warga di Jalur Gaza dan sekitarnya. Hecht tidak menanggapi pertanyaan tentang berapa banyak yang dievakuasi
Dia juga mengatakan Israel “siap” untuk menanggapi serangan dari Lebanon namun belum membahas rencana invasi darat
Kondisi WNI
Sementara itu, menurut informasi dari KBRI Amman yang telah melakukan koordinasi dengan simpul-simpul masyarakat di Gaza. Pihak Kementerian Luar Negeri RI memastikan sejauh ini tidak ada WNI yang menjadi korban.
"KBRI Amman telah mengeluarkan Imbauan agar WNI yang berada di wilayah tersebut untuk meningkatkan kewaspadaan dan menghindari tempat tempat konflik," ujar pihak Kementerian Luar Negeri RI dalam pernyataan tertulis yang dikutip Minggu (8/10/2023).
Selain itu, KBRI Amman juga mengimbau agar WNI tidak melakukan kunjungan wisata ke wilayah tersebut.
Dalam catatan KBRI, jumlah WNI yang berdomisili di wilayah Gaza ada sebanyak 13 orang.
Lebih lanjut, pihak KBRI Amman juga telah menyiagakan Hotline dengan nomor +962 7 7915 0407.
Selain itu, bagi WNI yang berada di wilayah Mesir atau Lebanon yang berbatasan dengan Israel, dan memerlukan bantuan, dapat menghubungi Hotline KBRI Kairo pada nomor berikut:
+201022229989 atau Hotline KBRI Lebanon di +9613199493
Advertisement