Wamenparekraf Angela Tanoesoedibjo Dorong Brand Kopi Lokal Lebih Dikenal di Mancanegara

Kopi lokal tidak perlu diragukan lagi kualitasnya. Namun, Wamenparekraf Angela Tanoesoedibjo berharap produk kopi lokal bisa berkiprah lebih di pasar dunia.

oleh Winda Syifa Sahira diperbarui 09 Okt 2023, 15:32 WIB
Wamenparekraf Angela Tanoesoedibjo Bersama Para Pemenang Lomba Barista Innovation Challenge, Mall Kota Kasablanka, Jakarta Selatan (Dok.Liputan6.com/Winda Syifa Sahira)

Liputan6.com, Jakarta - Indonesia memiliki berbagai jenis kopi yang tidak kalah berkualitas dari produk mancanegara. Wakil Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Wamenparekraf) Angela Tanoesoedibjo pun mendorong masyarakat agar mendukung kopi Indonesia bersaing di pasar dunia.

"Kopi Indonesia selalu enak dan selalu menarik, harapannya bisa terus ditingkatkan lagi, tidak hanya untuk konsumsi dalam negeri tapi juga mancanegara," ujarnya saat ditemui di acara Kopi Fest Indonesia, Mall Kota Kasablanka, Jakarta Selatan, Minggu, 9 Oktober 2023.

Ia berharap kopi-kopi lokal yang dipasarkan di mancanegara tidak berakhir hanya menjadi produk white label (produk yang tidak diberi merek). Ia mendorong agar produk kopi khas Indonesia dapat lebih dikenal dengan merek dagangnya sendiri di pasar internasional.

Dalam acara tersebut, digelar pula lomba untuk para barista, yakni Barista Innovation Challenge. Pertandingan itu menantang para barista serta home brewer untuk berinovasi menampilkan keahlian dalam meracik berbagai minuman berbasis kopi.

Kompetisi ini diikuti oleh 100 kota, dan setiap kota mengirimkan lima orang sebagai perwakilan. Menurut Angela, kompetisi tersebut bisa meningkatan kualitas para barista yang pada akhirnya akan meningkatkan kualitas kopi di Indonesia.

"Ketika makin banyak barista ke depannya, dengan kualitas yang makin meningkat, akan semakin banyak coffee shop di berbagai kota, tidak hanya di kota-kota besar, dan akan meningkatkan coffee culture di kota tersebut," ujarnya.


Dukung Ekosistem Kopi

Wamenparekraf Angela Tanoesoedibjo di Kopi Fest Indonesia, Mall Kota Kasablanka, Jakarta Selatan (Dok.Liputan6.com/Winda Syifa Sahira)

Angela menyebut acara Kopi Fest Indonesia akan turut mendukung ekosistem kopi yang ada di Indonesia. Terlebih, kopi juga telah menjadi bagian dari gaya hidup masyarakat.

"Sangat senang sekali dengan acara seperti ini karena bisa menguatkan dan meningkatkan ekosistem kopi di Indonesia," ucapnya.

Ia berpendapat dengan acara tersebut, kualitas kopi yang dihasilkan akan bisa lebih dihargai oleh masyarakat. "Akan meningkatkan penikmat kopi yang lebih artisan (ahli di bidangnya), sehingga kopi lebih dinilai ada value added di situ,  dinilai lebih lagi di kalangan masyarakat dan generasi muda kedepannya," jelasnya lagi.

Acara tersebut tak hanya menggelar kompetisi, tetapi juga pameran yang menampilkan hasil inovasi berbahan dasar kopi. Salah satunya minuman sejenis teh dari kulit kopi. Angela mengapresiasinya dengan menyatakan, "Sangat lengkap dan mendukung ekosistem kopi." 

Kekayaan gastronomi Nusantara telah mendapat tempat spesial, tak hanya dari orang Indonesia tetapi juga kancah dunia. Setidaknya ada empat minuman kopi Indonesia yang masuk dalam daftar kopi terpopuler di dunia versi TasteAtlas.


Kopi Indonesia Masuk Daftar Kopi Terpopuler di Dunia versi TasteAtlas.

Ilustrasi Olahan Biji Kopi (unsplash/ardi)

Berdasarkan data yang dirilis TasteAtlas pada Jumat, 15 September 2023, minuman kopi Indonesia ada dalam jajaran 50 besar. Minuman pertama adalah kopi tubruk yang ada di posisi ke-21.

"Kopi tubruk yang kental dan kaya rasa adalah kopi terpopuler di Indonesia. Ini melibatkan persiapan sederhana di mana air mendidih atau panas dicampur dengan kopi bubuk halus atau sedang. Kombinasi tersebut diaduk hingga tercampur rata, lalu didiamkan selama beberapa menit hingga bubuk kopi mengendap di dasar cangkir," bunyi keterangan TasteAtlas.

Laman ini menambahkan bahwa, "Meski gula bersifat opsional, kebanyakan orang memilih untuk mempermanis kopi dengan mencampurkan gula dengan bubuk kopi, sebelum ditambahkan air."

TasteAtlas menjelaskan cara penyajian ini diyakini diperkenalkan oleh para pedagang dari Timur Tengah. Hal tersebut dikarenakan cara pembuatan dan kopinya sangat mirip dengan Turkish coffee.

Selanjutnya adalah kopi luwak yang ada tepat di bawah kopi tubruk, yakni di peringkat ke-22. TasteAtlas menulis bahwa kopi luwak Indonesia sering disebut-sebut sebagai kopi termahal di dunia.

"Terbuat dari biji kopi yang dicerna dan dikeluarkan oleh musang (luwak), mamalia mirip kucing yang berasal dari Asia Tenggara, sebelum dicuci, digiling, dan dipanggang," lanjut keterangan itu.


Kopi Luwak

ilustrasi kopi (pixabay)

 

Dipercaya bahwa ketika biji kopi melewati saluran pencernaan hewan, biji kopi akan kehilangan kegetirannya. Hal tersebut yang membuat kopi menjadi lebih lembut, halus, dan tidak terlalu pahit.

"Kopi ini diduga ditemukan pada abad ke-19 pada masa pemerintahan kolonial Belanda ketika petani setempat dilarang memanen kopi untuk keperluan pribadi," terang TasteAtlas.

Berlanjut dengan kopi ginseng yang ada di posisi ke-38. Disebutkan bahwa minuman kopi ini memadukan kopi dengan ginseng, akar yang telah digunakan dalam pengobatan tradisional China selama berabad-abad.

"Asal-usulnya masih sulit dipahami, namun campuran pertama yang layak secara komersial diproduksi dan dipasarkan pada 1994 di Indonesia oleh perusahaan Citra Nusa Insan Cemerlang. Kombinasi ini menjadi populer di berbagai belahan dunia, khususnya di Italia, yang disajikan di sebagian besar kafe," terang TasteAtlas.

Tak ketinggalan, kopi joss juga masuk daftar dan menduduki posisi ke-42. Minuman kopi ini berasal dari Daerah Istimewa Yogyakarta.

Infografis Kopi-Kopi Indonesia yang Jadi Primadona. (Liputan6.com/Trieyasni)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya