Perang Israel-Hamas, Maskapai Amerika dan Eropa Batalkan Penerbangan Rute Israel

Ssekitar 16 persen penerbangan dibatalkan pada Sabtu kemarin (7/10) ke Bandara Internasional Ben Gurion, hub internasional Israel.

oleh Natasha Khairunisa Amani diperbarui 09 Okt 2023, 12:41 WIB
Penumpang melihat papan keberangkatan di Bandara Ben Gurion dekat Tel Aviv, Israel, pada 7 Oktober 2023, saat penerbangan dibatalkan karena serangan mendadak Hamas. Konflik tersebut memicu gangguan besar di bandara Tel Aviv, dengan American Airlines, Emirates, Lufthansa dan Ryanair termasuk di antara maskapai penerbangan yang penerbangannya dibatalkan. (GIL COHEN-MAGEN / AFP)

Liputan6.com, Jakarta Sejumlah maskapai penerbangan bergegas membatalkan penerbangan mereka ke Israel pada Sabtu pagi menyusul konflik yang pecah dengan militan Palestina, Hamas.

Melansir CNN Business, Senin (9/10/2023) sekitar 16 persen penerbangan dibatalkan dan 23 persen penerbangan ditunda pada Sabtu kemarin (7/10) ke Bandara Internasional Ben Gurion, hub internasional Israel, yang terletak tepat di luar Tel Aviv.

Beberapa penerbangan menuju Israel juga dialihkan ke bandara lain di seluruh dunia.

United Airlines penerbangan 954 meninggalkan Bandara Internasional San Francisco pada Jumat malam dan dialihkan melintasi Greenland sekitar tujuh jam dalam perjalanan yang lebih dari 13 jam, menurut situs pelacakan penerbangan FlightAware.

Penerbangan tersebut nantinya akan kembali ke San Francisco.

"Keselamatan pelanggan dan kru kami adalah prioritas utama kami," kata maskapai itu dalam sebuah pernyataan.

"Kami memantau situasi dengan cermat dan kami menyesuaikan jadwal penerbangan sesuai kebutuhan," jelas United Airlines dalam keterangannya.

Data FlightAware juga menunjukkan bahwa maskapai Delta Air Lines dan American Airlines telah membatalkan penerbangan ke Israel pada hari Sabtu dan Minggu yang dijadwalkan berangkat dari Bandara Internasional John F. Kennedy di New York.

Di Eropa, maskapai penerbangan asal Jerman, Lufthansa juga mengumumkan pada hari Sabtu bahwa mereka akan mengurangi penerbangan ke Tel Aviv.

"Dengan latar belakang situasi keamanan saat ini di Israel, Lufthansa Group Airlines mengurangi program penerbangannya ke/dari Tel Aviv pada hari Sabtu ini," kata perwakilan maskapai tersebut dalam sebuah pernyataan.

 


Maskapai Domestik Tawarkan Pembatalan Tanpa Biaya

Pakar bahan peledak Hamas mencari proyektil yang tidak meledak dari reruntuhan bangunan setelah konflik Mei 2021 dengan Israel di Kota Gaza, Sabtu (5/6/2021). Perang 11 hari antara Hamas dan Israel menewaskan 254 orang Palestina dan 12 orang Israel. (MAHMUD HAMS/AFP)

Masih akan ada satu penerbangan dari Tel Aviv ke Frankfurt pada Sabtu ini, kata maskapai tersebut, namun semua penerbangan lainnya telah dibatalkan.

"Kami terus memantau situasi keamanan yang sangat dinamis di Israel dan melakukan kontak erat dengan pihak berwenang. Keselamatan para tamu dan awak kami adalah prioritas utama Lufthansa," tulis perwakilan maskapai penerbangan dalam keterangannya.

Adapun oberita populer Israel Walla! yang melaporkan bahwa Swiss Air, Austrian Airlines dan Turkish Airlines telah membatalkan penerbangan ke dan dari Israel.

El Al, maskapai penerbangan nasional Israel, mengatakan pelanggan "dapat menangguhkan penerbangan tanpa biaya atau membatalkan dengan voucher tanpa biaya, dan menyiapkan hotline darurat bagi pelanggan yang perlu mengubah penerbangan mereka".


Miliarder Elon Musk Sampai Buka Suara, Apa Dampak Serangan Roket di Gaza bagi Indonesia?

Militan Palestina Hamas meluncurkan roket menuju Israel dari Rafah, di Jalur Gaza selatan, Rabu (12/5/2021) dinihari. Hamas menyatakan mereka telah menembakkan lebih dari 200 roket ke Israel sebagai pembalasan atas serangan di sebuah blok menara di Gaza. (SAID KHATIB / AFP)

Israel menyatakan keadaan perang setelah mengklaim Hamas meluncurkan 5.000 roket dan serangan dengan pasukan darat. Menteri Pertahanan Israel, Yoav Gallant, telah mengumumkan bahwa kelompok militan Hamas telah memulai perang melawan Israel dan berjanji bahwa "Israel akan menang", demikian yang dilaporkan Associated Press.

Banyak tewas di Israel setelah serangan mendadak besar yang dilakukan militan yang menyeberang ke Israel dari Gaza saat terjadi serangan roket besar-besaran.

Israel membalasnya dengan gelombang serangan udara terhadap sasaran-sasaran di Gaza yang menewaskan 161 orang, kata para pejabat Palestina. Dengan kata lain korban tewas di kedua belah pihak telah mencapai 201.

Lantas apa dampaknya perang Hamas dan Israel yang ikut menghancurkan Gaza?

Direktur Eksekutif Segara Research Institute Piter Abdullah menyatakan, perang Hamas dan Israel tidak berdampak besar bagi Indonesia. Sebab, hubungan dagang dan ekonomi Indonesia bagi baik dengan Israel maupun Palestina tidak hampir tidak ada.

"Saya kira enggak akan berdampak ke perekonomian indonesia. Indonesia tidak memiliki hubungan ekonomi secara langsung dgn israel dan juga dengan Palestina," kata dia kepada Liputan6.com di Jakarta, Senin (9/10/2023).

Selain itu, lanjut Piter, serangan Hamas ke Israel maupun sebaliknya belum sebesar serangan Rusia ke Ukraina, dimana Indonesia mempunya hubungan kerja sama ekonomi yang baik dengan kedua negara tersebut.

"Apalagi serangan Hamas walaupun gencar belum bisa disamakan dgn serangan Rusia ke Ukraina yg benar-benar akan mengganggu perekonomian israel. Perdagangan indonesia dengan Israel dan Palestina dilakukan secara tidak langsung melalui negara-negara lain di Eropa," tutup dia.

 


Komentar Elon Musk

Unit artileri Israel menembakkan peluru ke arah sasaran di Jalur Gaza di perbatasan Gaza-Israel, Rabu (19/5/2021). Jumlah penduduk Jalur Gaza yang tewas akibat serangan Israel sampai saat ini mencapai 228 orang. (AP Photo/Tsafrir Abayov)

Sebelumnya, Miliarder pemilik Tesla Elon Musk pun langsung berkomentar dengan kejadian yang berlangsung di Gaza tersebut. Elon Musk memang belum lama ini bertemu dengan Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu. Elon Musk mengatakan dia sedih dengan kejadian yang belum pernah terjadi sebelumnya.

“Menyesal melihat apa yang terjadi di Israel. Saya berharap suatu hari nanti akan ada perdamaian,” tulisnya di platform mikroblog X miliknya dikutip dari moneycontrol.com, Minggu (8/10/2023).

Dalam pertemuan antara Benjamin Netanyahu denganElon Musk di California pada September kemarin, Netanyahu meminta ElonMusk untuk mengatasi proliferasi antisemitisme di platform media sosial X, yang sebelumnya dikenal sebagai Twitter.

PM Netanyahu berharap Elon Musk akan menemukan cara untuk menekan antisemitisme dan bentuk kebencian lainnya di X. 

Sejak Elon Musk mengambil alih Twitter pada Oktober 2022, platform tersebut berulang kali dikecam karena menyebarkan konten antisemitisme.

 

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya