Pelanggan FTX Ungkap Masih Terdampak Bangkrutnya Pertukaran Kripto

Jaksa memanggil beberapa pelanggan FTX untuk bersaksi dalam persidangan pendiri FTX dan mantan CEO Sam Bankman-Fried.

oleh Gagas Yoga Pratomo diperbarui 09 Okt 2023, 17:01 WIB
Salah satu pelanggan pertukaran kripto FTX, Lee Rees mengungkapkan masih terdampak dari bangkrutnya FTX. (Kredit: WorldSpectrum from Pixabay)

Liputan6.com, Jakarta - Salah satu pelanggan pertukaran kripto FTX, Lee Rees mengungkapkan masih terdampak dari bangkrutnya FTX. Ketika FTX runtuh tahun lalu, Rees kehilangan USD 100.000 atau setara Rp 1,5 miliar (asumsi kurs Rp 15.661 per dolar AS), ini setengah pendapatan tahunannya.

Jaksa memanggil beberapa pelanggan FTX untuk bersaksi dalam persidangan pendiri FTX dan mantan CEO Sam Bankman-Fried. Mereka diberi tahu aset mereka aman, dan untuk menceritakan bagaimana keruntuhan FTX berdampak pada mereka.

"Itu mempengaruhi hidup saya. Saya punya nyawa yang harus dibayar. Seperti bosmu tidak membayarmu. Kamu tidak bisa hidup, bukan?” kata Rees dalam kesaksiannya di pengadilan dikutip dari Yahoo Finance, Senin (9/10/2023). 

Sam Bankman-Fried dituduh menggelapkan USD 10 miliar atau setara Rp 156,6 triliun dari pelanggan yang tidak menaruh curiga untuk menopang dana lindung nilai Alameda Research. 

Bankman-Fried juga terungkap dalam persidangannya di New York minggu ini, dirinya membeli properti mewah, dan mendanai sumbangan politik menggunakan dana pengguna. 

Dampak Pada Pasar Kripto

Industri kripto tumbuh pesat selama 2020 dan 2021, tetapi pada 2022 harga token anjlok karena suku bunga naik dan investor memindahkan uang mereka ke tempat lain, sehingga memicu serangkaian keruntuhan.

Saat ini, kripto senilai sekitar USD 30 miliar atau setara RP 469,8 triliun hingga USD 35 miliar atau setara Rp 548,1 triliun terkunci dalam kebangkrutan mata uang kripto, dengan sekitar 15 juta orang terkena dampaknya, menurut Xclaim. Ada sekitar USD 16 miliar atau setara Rp 250,5 triliun kripto yang terjebak di FTX ketika runtuh, menurut Xclaim.

Disclaimer: Setiap keputusan investasi ada di tangan pembaca. Pelajari dan analisis sebelum membeli dan menjual Kripto. Liputan6.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi.


Terungkap Atlet Ini Sempat Terima Bayaran dari Pertukaran Kritp FTX Sebelum Bangkrut

Ilustrasi Kripto (Foto: Traxer/unsplash)

Sebelumnya diberitakan, menurut sebuah laporan, mantan atlet National Football League Tom Brady dibayar USD 55 juta atau setara Rp 858,5 miliar (asumsi kurs Rp 15.610 per dolar AS) untuk tampil dalam iklan pertukaran mata uang kripto FTX yang runtuh. 

Dilansir dari Bitcoin.com, Sabtu (7/10/2023), rincian pembayaran besar Brady dan Curry dari pertukaran kripto Sam Bankman-Fried (SBF) dipublikasikan oleh penulis Micheal Lewis. 

Dalam komentarnya selama wawancara, Lewis, yang mengaku telah melihat dokumen rahasia yang mendukung ceritanya, mengatakan sebagai bagian dari kesepakatan Brady akan mencurahkan hanya 20 jam waktunya setiap tahun selama tiga tahun.

Meskipun menerima saham FTX senilai jutaan dolar sebagai pembayaran tepat sebelum bursa kripto runtuh, Brady diperkirakan menderita kerugian sebesar USD 30 juta atau setara Rp 468,3 miliar. 

Seperti yang dilaporkan sebelumnya, istri Brady saat itu, Gisele Bündchen, juga mengalami penurunan kekayaan bersih sebesar USD 18 juta atau setara Rp 280,9 miliar setelah saham FTX-nya naik.

Namun, menurut Lewis, setelah keruntuhan FTX yang tiba-tiba pada akhir 2022, Brady yang marah berpendapat Bankman-Fried telah menipunya untuk mendukung pertukaran kripto.

 

 


Jaksa Bakal Sita Jet Pribadi Milik Mantan Bos Kripto FTX, Sam Bankman-Fried

Ilustrasi kripto (Foto: Kanchanara/Unsplash)

Sebelumnya diberitakan, Jaksa Federal bakal menyita jet pribadi milik mantan bos kripto FTX yang bangkrut, Sam Bankman-Fried. Pengajuan di pengadilan federal New York mencantumkan dua jet pribadi yang menurut jaksa dapat disita yaitu sebuah Bombardier Global 5000 dan Embraer Legacy. 

Dilansir dari Coinmarketcap, Jumat (6/10/2023), Jaksa mengatakan pesawat tersebut dapat disita berdasarkan undang-undang perampasan pidana karena hubungannya dengan dugaan kejahatan yang dilakukan oleh Bankman-Fried.

Bombardier Global 5000 adalah jet bisnis super besar yang diproduksi oleh Bombardier Aerospace. Ini pertama kali diperkenalkan pada tahun 2005. Memiliki kapasitas tempat duduk hingga 17 penumpang dan dapat melakukan perjalanan dengan kecepatan tinggi, dengan kecepatan jelajah maksimum Mach 0,89. 

Kabinnya dirancang untuk penerbangan jarak jauh dengan jangkauan 5.200 mil laut (9.630 km). Global 5000 dilengkapi dengan dek penerbangan Bombardier Vision, yang dilengkapi rangkaian avionik yang lengkap.

Embraer Legacy adalah serangkaian jet bisnis yang diproduksi oleh pabrikan Brasil Embraer. Seri ini mencakup beberapa model, namun Legacy 600/650 dapat mengangkut hingga 13 penumpang dalam kabin tiga zona. 

Pesawat ini memiliki kecepatan jelajah Mach 0,80 dan jangkauan 3.900 mil laut (7.223 km). Kisaran ini memungkinkan penerbangan nonstop antara pasangan kota seperti London dan New York atau Dubai dan London. Seri Legacy terkenal dengan kenyamanan, keandalan, dan pengoperasiannya yang ekonomis.

Menurut AircraftBluebook, harga Bombardier Global 5000 baru mencapai USD 50 juta atau setara Rp 781,3 miliar (asumsi kurs Rp 15.625 per dolar AS) untuk model yang diproduksi antara 2017 dan 2022. Harga sebuah jet bergantung pada tahun produksi.

Harga Embraer Legacy 650 baru mencapai USD 19,75 juta atau setara Rp 308,6 miliar untuk model yang diproduksi antara tahun 2015 dan 2019.

 

 


Pertukaran Kripto Coinbase Bakal Akuisisi FTX Eropa

Ilustrasi Kripto. Foto: Ada beberapa cara yang bisa dilakukan untuk mendapatkan kripto, mulai dari membelinya hingga menambang. Tapi ada cara lain yaitu melalui Faucet Kripto.Freepik/Rawf8.com

Sebelumnya diberitakan, setelah kebangkrutan FTX pada November tahun lalu, bursa saingannya yang berbasis di Amerika Serikat (AS), Coinbase, mempertimbangkan untuk mengakuisisi unit perusahaan FTX yang gagal di Eropa.

Dokumen menunjukkan Coinbase mempertimbangkan untuk membeli FTX Eropa saat mereka menjajaki perluasan penawaran derivatif kripto. Meskipun begitu, pembicaraan tersebut tidak pernah mencapai tahap akhir.

Meskipun Coinbase tidak lagi mengejar kesepakatan potensial, bursa yang berbasis di AS terus menyatakan minatnya untuk melakukan akuisisi selama bulan ini. 

“Ketertarikan Coinbase pada FTX Eropa menunjukkan semakin pentingnya derivatif terhadap rencana bisnis globalnya karena volume perdagangan spot telah anjlok selama pasar bearish,” isi laporan Fortune, dikutip dari Bitcoin.com, Selasa (3/10/2023).

Laporan tersebut lebih lanjut menunjukkan instrumen keuangan berdasarkan nilai mata uang kripto seperti bitcoin (BTC) dan ethereum (ETH) kini menjadi bagian penting dari perdagangan kripto, mencapai volume enam kali lebih besar daripada volume perdagangan spot pada kuartal kedua.

Masa depan peraturan turunan kripto masih belum pasti di AS sementara UE belum menerapkan serangkaian peraturan komprehensifnya sendiri di bawah undang-undang Pasar Aset Kripto (MiCA) yang baru diadopsi. 

FTX Europe, dibeli seharga USD 376 juta atau setara Rp 5,7 triliun (asumsi kurs Rp 15.357 per dolar AS) pada 2021, adalah satu-satunya platform yang menawarkan derivatif kripto yang disebut kontrak berjangka abadi di Benua Lama sebelum keruntuhan FTX.

Fortune juga mengutip keuangan FTX Eropa yang menunjukkan platform tersebut terus menambah puluhan ribu pengguna hingga perusahaan induknya bangkrut. Dengan warisan debitur FTX yang menjual sebagian dari FTX, nilai lisensi Eropa telah menarik minat pembeli potensial lainnya serta perusahaan kripto bernama Trek Labs. 

Batas waktu penawaran telah diperpanjang hingga 24 September, menurut sumber lain yang dikutip dalam artikel tersebut.

 

 

 

INFOGRAFIS: 10 Mata Uang Kripto dengan Valuasi Terbesar (Liputan6.com / Abdillah)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya