Liputan6.com, Jakarta - PT Pulau Subur Tbk (PTPS) mengincar laba Rp 29 miliar dan pendapatan Rp 67 miliar usai menggelar penawaran umum perdana saham (initial public offering/IPO).
Direktur Utama Pulau Subur Felix Safei menuturkan, pihaknya membidik pertumbuhan kinerja keuangan pada 2023. Dia meyakini, tren peningkatan nilai penjualan PTPS yang terjadi dari tahun ke tahun akan mendongkrak laba bersih tahun berjalan pada 2023 mencapai Rp29,11 miliar atau bertumbuh 5,2 persen (year-on- year).
Advertisement
"Semoga ke depan PT Pulau Subur Tbk dapat semakin maju dan menjadi perusahaan yang lebih profesional," ujar dia saat ditemui di BEI, Senin (9/10/2023).
Sebagaimana diketahui, hingga 31 Maret 2023, PT Pulau Subur Tbk mencatat laba komprehensif tahun berjalan Rp 5,98 miliar. Laba tersebut naik 9,6 persen dari periode sama tahun sebelumnya Rp 5,40 miliar. Penjualan perseroan tumbuh 12,36 persen menjadi Rp 13,8 miliar hingga semester I 2023 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 12,32 miliar.
Perseroan mencatat total aset Rp 76,02 miliar hingga Maret 2023 dari Desember 2022 Rp 73,06 miliar. Perseroan mencatat liabilitas Rp 22,01 miliar hingga Maret 2023 dari Desember 2022 senilai Rp 19,04 miliar. Sedangkan ekuitas tercatat Rp 54 miliar hingga 31 Maret 2023 dari Desember 2022 sebesar Rp54,01 miliar.
Sementara itu, dalam rangka menggenjot ekspansi, Perseroan bakal membangun pabrik pengolahan kelapa sawit (PKS) berkapasitas 10 ton per jam. Adapun PTPS menargetkan produksi sekitar 30 ribu per tahun.
Pembangunan pabrik tersebut akan dimulai pada awal 2024 yang berlokasi di dalam kawasan HGU milik Perseroan di Sumatera Selatan. "Kemungkinan sekitar 30 ribu ton per tahun (untuk tandan buah segar)," kata dia.
Mengutip laman BEI, Perseroan telah mencatatkan saham di papan pengembangan dengan jumlah saham yang ditawarkan ke publik 450 juta saham. Lalu, emiten dengan kode saham PTPS akan mencatatkan 2.167.500.000 saham.
Dana IPO
Dalam melancarkan aksinya, calon emiten dengan kode saham PTPS menunjuk PT NH Korindo Sekuritas Indonesia sebagai penjamin pelaksana emisi efek dan penjamin emisi efek.
Perseroan akan memakai dana IPO antara lain untuk belanja modal sebanyak 50 persen yang dipakai untuk membangun pabrik pengolahan kelapa sawit (PKS) berkapasitas 10 ton per jam.
Sisanya sebanyak 50 persen digunakan untuk modal kerja seperti untuk pembelian tandan buah segar (TBS), pemeliharaan jalan, pembelian tractor dan peralatan produksi.
Sedangkan dana yang diperoleh perseroan dari pelaksanaan waran seri I jika dilaksanakan oleh pemegang waran akan dipakai untuk modal kerja.
Advertisement
Harga IPO Pulau Subur
Sebelumnya diberitakan, PT Pulau Subur Tbk, perusahaan bergerak di usaha perkebunan sawit akan menggelar penawaran umum perdana saham atau initial public offering (IPO).
Mengutip laman e-ipo.co.id, Kamis (5/10/2023), PT Pulau Subur Tbk akan melepas maksimal 450 juta saham dengan nominal Rp 20 per saham dalam rangka IPO. Jumlah saham IPO itu setara 20,76 persen dari modal ditempatkan dan disetor penuh dalam perseroan setelah IPO.
Pulau Subur menawarkan harga perdana di kisaran Rp 198 per saham. Dengan demikian, perseroan maksimal akan meraup dana segar sebanyak Rp 89,10 miliar.
Selain itu, PT Pulau Subur Tbk juga menerbitkan waran maksimal 225 juta saham atau setara 13,10 persen dari total jumlah saham ditempatkan dan disetor penuh.
Waran seri I diberikan secara cuma-Cuma sebagai insentif bagi pemegang saham baru yang namanya tercatat dalam daftar pemegang saham pada tanggal penjatahan.
Adapun setiap pemegang dua saham baru perseroan berhak memperoleh satu waran seri I. Setiap satu waran seri I memberikan hak kepada kepada pemegangnya untuk membeli satu saham baru perseroan.
Perseroan menawarkan waran Rp 218 yang dapat dilakukan setelah enam bulan sejak efek dimaksud diterbitkan yang berlaku mulai 9 April 2024-9 Oktober 2024.
Perseroan akan memakai dana IPO antara lain untuk belanja modal sebanyak 50 persen yang dipakai untuk membangun pabrik pengolahan kelapa sawit (PKS) berkapasitas 10 ton per jam.
Sisanya sebanyak 50 persen digunakan untuk modal kerja seperti untuk pembelian tandan buah segar (TBS), pemeliharaan jalan, pembelian tractor dan peralatan produksi.
"Sedangkan dana yang diperoleh perseroan dari pelaksanaan waran seri I jika dilaksanakan oleh pemegang waran akan dipakai untuk modal kerja," tulis perseroan.
Jadwal IPO
Hingga 31 Maret 2023, PT Pulau Subur Tbk mencatat laba komprehensif tahun berjalan Rp 5,98 miliar. Laba tersebut naik 9,6 persen dari periode sama tahun sebelumnya Rp 5,40 miliar.
Penjualan perseroan tumbuh 12,36 persen menjadi Rp 13,8 miliar hingga semester I 2023 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 12,32 miliar.
Perseroan mencatat total aset Rp 76,02 miliar hingga Maret 2023 dari Desember 2022 Rp 73,06 miliar. Perseroan mencatat liabilitas Rp 22,01 miliar hingga Maret 2023 dari Desember 2022 senilai Rp 19,04 miliar. Sedangkan ekuitas tercatat Rp 54 miliar hingga 31 Maret 2023 dari Desember 2022 sebesar Rp54,01 miliar.
Terkait kebijakan dividen, PT Pulau Subur Tbk akan membagikan dividen maksimal 30 persen dari laba bersih tahun berjalan perseroan.
Besarnya pembagian dividen akan bergantung pada hasil kegiatan usaha dan arus kas perseroan, prospek usaha, kebutuhan modal kerja, belanja modal dan rencana investasi.
Jadwal
- Tanggal efektif pada 29 September 2023
- Masa penawaran umum perdana saham pada 3-5 Oktober 2023
- Tanggal penjatahan pada 5 Oktober 2023
- Tanggal distribusi pada 6 Oktober 2023
- Tanggal pencatatan pada Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 9 Oktober 2023
Advertisement