Serangan Roket Gaza Picu Israel Serukan Perang, Kedubes Palestina di Jakarta Desak Intervensi dari Komunitas Internasional

Sabtu 7 Oktober 2023 Israel menyatakan keadaan perang setelah mengklaim Hamas Palestina meluncurkan 5.000 roket dan serangan dengan pasukan darat.

oleh Tanti Yulianingsih diperbarui 09 Okt 2023, 18:35 WIB
Seorang pria Palestina berdiri di antara reruntuhan di samping masjid yang diratakan oleh serangan udara Israel di Kota Gaza pada 9 Oktober 2023. (Mahmud HAMS/AFP)

Liputan6.com, Jakarta - Sabtu 7 Oktober 2023 Israel menyatakan keadaan perang setelah mengklaim serangan roket Gaza dari Hamas Palestina meluncurkan 5.000 roket dan serangan dengan pasukan darat.

Sejak itu, bombardir roket dari Israel terus terjadi ke Jalur Gaza menargetkan Hamas.

"Deklarasi perang oleh Israel, negara penjajah, terhadap warga sipil yang telah mereka duduki dan tindas secara ilegal dan paksa selama beberapa dekade, merupakan kelanjutan dari catatan kriminalitas dan impunitas mereka," ungkap Kedutaan Besar (Kedubes) Palestina di Jakarta Indonesia melalui pernyataan tertulisnya yang diterima Senin (9/10/2023).

Hal itu, sambung pernyataan tersebut, ditegaskan oleh para pejabat Israel yang telah mengeluarkan seruan genosida dan penuh kebencian untuk melakukan pembersihan etnis secara terbuka dan tanpa rasa malu.

Palestina, melalui kedutaan besarnya di Jakarta Indonesia kemudian menyerukan komunitas internasional untuk memberikan bantuan kepada mereka.

"Dengan adanya deklarasi perang secara terbuka oleh Israel terhadap rakyat Palestina di Gaza, situasi yang semakin memburuk yang dihadapi rakyat Palestina di bawah pendudukan kolonial Israel, dan rezim apartheid di seluruh wilayah Palestina, termasuk Yerusalem Timur, maka komunitas internasional harus segera melakukan intervensi dan memberikan perlindungan internasional kepada rakyat Palestina dan mengakhiri kampanye tak bermoral Israel yang mematikan dan menghancurkan," jelas pihak kedutaan besar.

"Komunitas internasional juga harus bertindak berdasarkan tanggung jawab kolektif politik, hukum, kemanusiaan, dan moral terhadap ketidakadilan yang berkepanjangan ini. Pemerintah mempunyai tanggung jawab untuk mendorong akuntabilitas, yang merupakan satu-satunya solusi yang layak untuk situasi ilegal dan mengerikan ini," sambung pihak kedubes.

Rakyat Palestina, disebutkan pihak kedubes, akan terus membela diri, rumah, dan hak dasar untuk hidup dalam kebebasan dan bermartabat, bebas dari penjajahan, apartheid, dan penganiayaan.

 

 


Kehancuran Warga Sipil di Gaza Sangat Mengerikan

Warga Palestina memeriksa kerusakan di sekitar masjid yang diratakan oleh serangan udara Israel di Kota Gaza pada 9 Oktober 2023. (Mahmud HAMS/AFP)

Pihak Kedubes Palestina di Jakarta menggambarkan kehancuran yang menimpa warga sipil di Jalur Gaza sangatlah mengerikan. "Impunitas internasional yang diberikan kepada Israel merupakan penghinaan moral, politik, dan hukum terhadap kemanusiaan dan kesusilaan serta prinsip-prinsip hukum internasional," jelas pihak kedubes.

"Segala upaya untuk mengampuni dan menutupi kejahatan-kejahatan ini tidak dapat diterima dan sangat tercela," imbuh kedubes.

Kedubes Palestina di Jakarta kemudian memaparkan bahwa Israel, sebagai penjajah, bertanggung jawab penuh atas situasi ini karena mereka bersikeras menahan rakyat Palestina dan merampas hak-hak mereka selama lebih dari setengah abad.

"Israel secara ilegal telah menggunakan kekerasan, ancaman, perampasan tanah, penganiayaan, hukuman kolektif, mengabaikan hak-hak dasar rakyat Palestina, dan melakukan kepentingan umum mereka dengan penggusuran rakyat Palestina, yang merupakan pelanggaran atas hak untuk menentukan nasib sendiri dan norma-norma hukum internasional lainnya yang seharusnya ditaati."

 


Serangan Balasan Terhadap Warga Sipil dengan Persenjataan Lengkap adalah Hal Ilegal

Roket ditembakkan dari Kota Gaza menuju Israel pada 7 Oktober 2023. (SAID KHATIB / AFP)

Kedubes Palestina di Jakarta kemudian mengungkap bahwa situasi saat ini merupakan dampak dari tidak jua tercapainya kemerdekaan Palestina.

"Kami berada di situasi seperti ini akibat dari kegagalan dunia untuk mengembalikan hak-hak rakyat Palestina," kata pihak kedubes Palestina.

Pernyataan-pernyataan sederhana yang mengabaikan kehidupan dan hak-hak warga Palestina serta mendorong pelanggaran terhadap hal-hal tersebut harus dihentikan.

Sebagai penjajah, sambung pihak kedubes Palestina di Jakarta, Israel tidak berhak dan tidak dibenarkan untuk menjadikan para warga sipil yang tak berdaya sebagai target di Gaza dan di wilayah Palestina lainnya.

"Serangan balasan terhadap warga sipil dengan menggunakan persenjataan lengkap merupakan tindakan ilegal di mata hukum kemanusian internasional dan harus dihentikan," tegas pihak kedubes.


Perang Israel Hamas Masih Berkobar, Ini Respons 7 Pemimpin Dunia

Warga Palestina berkumpul dekat reruntuhan bangunan yang hancur selama konflik antara Hamas dan Israel pada Mei 2021 di Beit Hanun, Jalur Gaza, Senin (7/6/2021). Hamas dan Israel gencatan senjata setelah perang selama 11 hari. (MAHMUD HAMS/AFP)

Para pemimpin dunia bereaksi berbeda terhadap serangan Hamas dan pembalasan Israel. Dikutip dari laman BBC, Senin (9/10/2023) berikut selengkapnya:

Amerika Serikat: Presiden Joe Biden menyatakan dukungan negaranya terhadap Israel "sangat kuat dan tak tergoyahkan".

AS telah mengerahkan kapal dan pesawat ke wilayah tersebut dan mengatakan akan mengirim amunisi tambahan ke Israel.

Inggris: Perdana Menteri Rishi Sunak telah menjanjikan "dukungan teguh" kepada Benjamin Netanyahu.

“Kami akan melakukan segala yang kami bisa untuk membantu. Terorisme tidak akan terjadi,” katanya.

Iran: Presiden Ebrahim Raisi mengatakan, Iran mendukung hak warga Palestina untuk membela diri dan memperingatkan bahwa Israel harus bertanggung jawab karena telah membahayakan wilayah tersebut selama bertahun-tahun.

Hamas didukung oleh Iran.

Lebanon: Hizbullah, kelompok bersenjata kuat yang juga didukung oleh Iran, saling baku tembak artileri dan roket dengan Israel pada Minggu (8/10).

Hal ini memicu kekhawatiran akan konflik yang lebih luas antara Israel dan negara-negara lawannya.

China: Beijing telah meminta kedua belah pihak untuk "menahan diri" dan "segera menghentikan tembakan". Media pemerintah menegaskan kembali “solusi dua negara”, yang mencakup pembentukan Negara Palestina yang merdeka.

Rusia: Kementerian luar negeri menyerukan "gencatan senjata segera" dan negosiasi menuju "perdamaian yang komprehensif, abadi dan telah lama ditunggu-tunggu".

Indonesia: Indonesia mendesak agar tindakan kekerasan dihentikan untuk menghindari semakin bertambahnya korban manusia.

Akar konflik tersebut, yaitu pendudukan wilayah Palestina oleh Israel harus diselesaikan, sesuai parameter yang sudah disepakati PBB.

Infografis Rentetan Konflik Terbaru Israel - Palestina. (Liputan6.com/Abdillah)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya