Warga Thailand, Nepal dan Amerika Serikat Tewas dalam Serangan Hamas ke Israel

Thailand mencatat 12 warganya tewas dalam serangan Hamas terhadap Israel pada Sabtu 7 Oktober 2023, sementara Nepal 10 orang dan Amerika Serikat sembilan orang.

oleh Khairisa Ferida diperbarui 09 Okt 2023, 23:24 WIB
Roket ditembakkan dari Kota Gaza menuju Israel pada 7 Oktober 2023. (SAID KHATIB / AFP)

Liputan6.com, Tel Aviv - Dua belas warga Thailand tewas dan 11 lainnya dilaporkan diculik oleh Hamas pasca serangan kelompok militan itu terhadap Israel pada Sabtu 7 Oktober 2023.

Kementerian Luar Negeri Thailand mengonfirmasi bahwa delapan warga negara Thailand lainnya terluka dalam serangan tersebut.

Ada sekitar 30.000 warga Thailand di Israel yang bekerja di bidang pertanian, banyak di antaranya berada di dekat perbatasan Gaza.

Menteri Tenaga Kerja Thailand Phiphat Ratchakitprakarn mengatakan kepada kantor berita AFP bahwa sekitar 5.000 pekerja Thailand bekerja di zona tempat terjadinya pertempuran, namun pasukan Israel telah mulai memindahkan mereka ke tempat yang aman. Dia menambahkan, sudah ada 1.099 pekerja yang mendaftar untuk pulang kampung.

Terkait hal itu, pesawat Angkatan Udara Thailand disebut bersiaga untuk melakukan penjemputan.

Para pekerja di sebuah peternakan di Mivtahim, sebuah kota dekat Jalur Gaza, menggambarkan militan Hamas menyerbu pertanian mereka setelah roket ditembakkan pada Sabtu pagi.

"Militan Hamas pertama-tama menembakkan roket, lalu menyerbu pertanian. Saya lari dan bersembunyi di kamar tidur saya," kata Udomporn Champahom kepada BBC, seperti dilansir Senin (9/10).

Udomporn kemudian berhasil diselamatkan oleh tentara Israel.

Warga Thailand lainnya, Wanida Maarsa, mengatakan kepada BBC Thai bahwa suaminya Anucha Angkaew - yang telah bekerja di perkebunan alpukat selama hampir dua tahun - adalah salah satu dari mereka yang ditawan oleh militan Hamas. Dia muncul dalam video yang dirilis Hamas pada akhir pekan.

"(Pria dalam video itu) benar-benar dia," kata Wanida. "Saya belum bisa menghubunginya ... Saya berbicara dengannya tepat sebelum putri kami tidur."

Lebih dari 50 negara diperkirakan memiliki warga negara yang bekerja di Israel.


10 Warga Nepal Tewas

Tembakan roket diluncurkan dari beberapa lokasi di Gaza mulai pukul 06:30 pagi (0330 GMT) dan berlanjut selama hampir setengah jam, wartawan AFP melaporkan. (MAHMUD HAMS / AFP)

Nepal mengonfirmasi pada Minggu (8/10), 10 warganya tewas. Mereka datang ke Israel untuk bekerja dan memperoleh keterampilan di sebuah perusahaan pertanian.

Salah satu warga Nepal yang jadi korban tewas adalah Rajesh Kumar Swarnakar (27). Dia adalah mahasiswa pertanian tahun terakhir yang ingin pergi ke Australia, kata saudaranya, Mukesh, kepada BBC Nepali.

"Saya tidak menyetujui pengiriman saudara laki-laki saya ke Israel. Dia bersikeras kepada kami bahwa dia telah menerima beasiswa dan mengatakan kepada kami bahwa dia akan menabung sejumlah uang untuk mendaftar ke Australia setelah menyelesaikan program di Israel," tutur Mukesh.

Ayah mereka Raj Kumar Swarnakar merasa pemerintah Israel lalai mengirimkan putranya untuk pelatihan di daerah rawan konflik.

Sebanyak 265 mahasiswa Nepal juga bekerja di berbagai pertanian Israel dan 4.500 warga Nepal lainnya tercatat bekerja sebagai pengasuh.

Polisi Israel dilaporkan juga memberi tahu Kedutaan Besar Nepal bahwa seorang warga negara Nepal lainnya hilang dan empat lainnya terluka, salah satunya serius.

Secara terpisah, India mengatakan bahwa mereka bekerja secara aktif untuk memulangkan warga negaranya di Israel. Menurut laporan media, ada sekitar 18.000 orang India yang tinggal dan bekerja di Israel.


9 Warga AS Tewas

Warga Palestina memeriksa kerusakan di sekitar masjid yang diratakan oleh serangan udara Israel di Kota Gaza pada 9 Oktober 2023. (Mahmud HAMS/AFP)

Sementara itu, Kementerian Luar Negeri Amerika Serikat (AS) pada Senin mengatakan bahwa setidaknya sembilan warganya tewas dalam serangan Hamas pada 7 Oktober. Belum diketahui persis berapa jumlah warga AS yang masih hilang.

Pada Minggu, seorang pejabat AS menuturkan bahwa jumlahnya berkisar antara enam sampai 12 orang. Belum diketahui apakah mereka tewas, disandera atau bersembunyi. Demikian seperti dikutip dari AP.

"Kementerian Luar Negeri berkomunikasi dengan keluarga dan memberikan semua bantuan konsuler yang dibutuhkan," ungkap juru bicara Kementerian Luar Negeri AS Matthew Miller.

Menteri Pertahanan AS Lloyd Austin pada Minggu pula mengumumkan bahwa dia telah memerintahkan kelompok kapal induk penyerang USS Gerald R. Ford ke Mediterania timur, yang mencakup USS Gerald R. Ford yang merupakan kapal perang terbesar di dunia, kapal penjelajah berpeluru kendali kelas Ticonderoga USS Normandy dan empat kapal perusak berpeluru kendali kelas Arleigh-Burke, yakni USS Thomas Hudner, USS Ramage, USS Carney, dan USS Roosevelt.

"AS mempertahankan kesiapan pasukannya secara global untuk lebih memperkuat postur pencegahan jika diperlukan," kata Austin.

Bagaimanapun, pemerintah Israel secara resmi telah menyatakan perang pada hari Minggu dan memberikan lampu hijau atas langkah militer yang signifikan untuk membalas Hamas.

Dalam pernyataannya, Austin mengonfirmasi pula bahwa AS akan segera menyediakan peralatan dan sumber daya tambahan kepada Pasukan Pertahanan Israel (IDF), termasuk amunisi. Bantuan keamanan pertama, sebut Austin, akan tiba dalam beberapa hari mendatang.

Sedikitnya 700 korban jiwa berjatuhan di sisi Israel pasca serangan Hamas, sementara 2.506 lainnya terluka. Adapun serangan balasan Israel ke Jalur Gaza menewaskan sedikitnya 493 orang, termasuk puluhan anak-anak, dan menyebabkan 2.651 orang terluka.

Infografis Israel melanggar hukum internasional (Liputan6.com/Abdillah)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya