Liputan6.com, Jakarta - Dalam perjalanannya menuju 112 tahun, Taiwan telah banyak melalui banyak hal. Salah satunya menunjukkan ketahanannya dalam banyak tantangan global yang muncul setelah pandemi COVID-19.
Advertisement
“Mulai dari mengatasi pandemi, merespons restrukturisasi ekonomi global, hingga menjaga perdamaian regional, Taiwan selalu menghadapi tantangan seperti itu dengan cara rasional dan tenang,” ujar John Chen, Kepala TETO. dalam sambutannya di perayaan Double Tenth Day atau Hari Nasional ke-112 Taiwan yang digelar Taipei Economic and Trade Office (TETO) di Hotel Borobudur Jakarta, pada Senin 9 Oktober 2023 malam.
Acara tersebut dihadiri oleh sejumlah pejabat pemerintah Indonesia, anggota parlemen, diplomat, komunitas Tionghoa, pengusaha dari Taiwan, cendekiawan, seniman, budayawan, media, serta sekitar 800 tamu undangan lainnya.
Upaya yang telah dilakukan oleh Taiwan, sambung John Chen, menunjukkan bahwa Taiwan memiliki tingkat stabilitas yang tinggi dan memberitahu dunia akan pentingnya Taiwan. Hal ini juga menjelaskan mengapa Taiwan pernah dipuji sebagai ‘small country big nation’.
John Chen juga menyatakan bahwa Taiwan dikenal sebagai negara yang meraih banyak prestasi di berbagai sektor, termasuk kesehatan, yang juga memberikan pelayanannya bagi masyarakat Indonesia.
"Taiwan menduduki peringkat pertama di dunia selama lima tahun berturut-turut dalam Global Health Care Index by Country pada tahun ini. Sistem layanan kesehatan yang kuat tidak hanya membantu kita melewati pandemi, tetapi juga memberikan pelayanan yang baik kepada masyarakat yang tinggal di Taiwan, termasuk teman-teman kita di Indonesia,” jelas John Chen.
Taiwan juga telah menjadi kekuatan pendorong dalam ekonomi global dengan memanfaatkan keunggulan teknologi di berbagai sektor.
“Dengan memanfaatkan kehebatan teknologi di sejumlah bidang, seperti teknologi informasi dan komunikasi (TIK), kecerdasan buatan (AI), semikonduktor, manufaktur pintar, energi terbarukan, pertanian, dan bioteknologi, Taiwan telah menjadi kekuatan pendorong global ekonomi,” ujar John Chen.
Kebijakan Arah Selatan Mendorong Kemitraan Kuat antara Taiwan dan Indonesia
Pada tahun 2016, Taiwan memperkenalkan Kebijakan Arah Selatan (New Southbound Policy/NSP) untuk memperkuat kerja sama yang berfokus pada masyarakat di wilayah sekitar. Indonesia adalah salah satu mitra yang menjadi prioritas dalam inisiatif ini.
John Chen mengemukakan bahwa NSP telah memacu Taiwan dan Indonesia untuk menjadi mitra pembangunan yang kuat, sehingga menciptakan hubungan antar-masyarakat yang erat di berbagai bidang.
“Selama enam tahun terakhir, sejak diluncurkannya New Southbound Policy, 26 MoU dan rencana aksi ditandatangani antara Taiwan dan Indonesia di bidang perdagangan dan pembangunan ekonomi, ketenagakerjaan, pertanian, peningkatan kapasitas, pendidikan, penerbangan sipil, teknologi, dan sebagainya. MoU dan rencana aksi tersebut meletakkan dasar kerja sama yang komprehensif di antara kedua negara,” ujar John Chen.
Taiwan dan Indonesia memiliki kemitraan bisnis yang kuat dalam hal investasi dan perdagangan. Taiwan menduduki peringkat ke-10 sebagai mitra dagang terbesar bagi Indonesia.
“Volume perdagangan bilateral kedua negara mencapai US$14,5 miliar (sekitar Rp228,2 triliun) pada tahun lalu, dengan peningkatan luar biasa sebesar 37% dari 2021. Adapun untuk penanaman modal, yakni penanaman modal asing langsung dari Taiwan ke Indonesia, tahun lalu mencapai US$236 juta (sekitar Rp3,71 triliun), yang menjadikan Taiwan sebagai negara investor asing terbesar ke-14 di Indonesia," papar John Chen.
Advertisement
Kerja Sama Taiwan-Indonesia di Bidang Pertanian dan Pembangunan IKN
Dengan panduan NSP, Taiwan turut menerapkan kebijakan yang sesuai dengan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) PBB. Salah satunya adalah kerja sama Taiwan-Indonesia dalam bidang pertanian yang telah berlangsung selama puluhan tahun.
"Selama 47 tahun terakhir, Taiwan Technical Mission (TTM), bekerja sama dengan pemerintah dan swasta di Indonesia, melaksanakan banyak inisiatif dan proyek berharga di Indonesia, meliputi Pulau Jawa, Bali, Sulawesi, dan Sumatra. Saya bangga karena banyak petani Indonesia yang merasakan manfaat besar program kerja sama ini, seperti peningkatan mutu dan hasil panen padi, sayuran, dan tanaman lainnya dengan bantuan TTM,” jelas John Chen.
Taiwan juga turut mendukung Indonesia dalam membangun IKN yang berkelanjutan, mendorong para pebisnis untuk membuka kerja sama.
“Dalam hal pengembangan ibu kota baru Nusantara, saya memimpin delegasi bisnis Taiwan mengunjungi Kalimantan Timur pada Agustus tahun ini. Kami mendorong para pelaku usaha untuk terus menjajaki peluang kerja sama saling menguntungkan dalam membantu Indonesia membangun ibu kota baru yang berkelanjutan,” ujar John Chen.
Investasi Taiwan untuk Mendorong Ekosistem Kendaraan Listrik Indonesia
Inisiatif Indonesia dalam memajukan ekosistem kendaraan listrik (EV) juga mendapat dukungan dari Taiwan. John Chen menyatakan bahwa perusahaan Taiwan akan segera menyuntikkan investasi untuk memajukan ekosistem kendaraan listrik di Indonesia.
"Indonesia sedang berupaya mengembangkan ekosistem kendaraan listrik (EV) dalam negeri. Perusahaan Taiwan, Hon Hai Precision, bekerja sama dengan Indika Energy dari Indonesia, diharapkan segera berinvestasi di industri kendaraan listrik di sini. Semoga kerja sama joint venture ini dapat segera terealisasi dan diwujudkan di Indonesia," ujar John Chen.
Dalam perayaan National Day ke-112 Taiwan ini, John Chen turut menyatakan bahwa Taiwan mendukung upaya menuju perdamaian dunia.
"Perdamaian, rasa saling percaya, nilai-nilai demokrasi bersama, serta penghormatan terhadap kebebasan, hak asasi manusia, dan supremasi hukum adalah fondasi dari pertumbuhan hubungan Taiwan-Indonesia. Seperti yang dikatakan Presiden Jokowi, harus berani dan bernyali," pungkas John Chen.
Perayaan Taiwan Double Tenth Day yang diselenggarakan oleh TETO di Indonesia diharapkan semakin memperkuat hubungan bilateral antara Taiwan dan Indonesia.
Advertisement