Liputan6.com, New York - Bursa saham Amerika Serikat (AS) atau wall street kembali menguat pada perdagangan Senin,9 Oktober 2023. Investor mengabaikan tekanan yang didorong konflik Israel-Hamas.
Pada penutupan perdagangan wall street, indeks Dow Jones menguat 0,59 persen atau 197,07 poin ke posisi 33.604,65. Indeks S&P 500 bertambah 0,63 persen ke posisi 4.335,66. Indeks Nasdaq melompat 0,39 persen ke posisi 13.484,24. Demikian dikutip dari CNBC, Selasa (10/10/2023).
Advertisement
Tiga indeks acuan di wall street melemah pada perdagangan sebelumnya. Pada perdagangan sesi terendah, indeks Dow Jones tergelincir 153,89 poin sedangkan indeks S&P 500 susut 0,6 persen. Indeks Nasdaq merosot 1,15 persen.
Saham-saham berada di bawah tekanan sebelumnya pada Senin, 9 Oktober 2023 setelah konflik Israel-Palestina meningkat pada Sabtu, 7 Oktober 2023. Kelompok militan Hamas melancarkan invasi yang tampaknya membuat Israel lengah.
Lebih dari 700 Warga Israel meninggal, dan 687 Warga Palestina kehilangan nyawa dalam serangan balasan Israel di Jalur Gaza. Serangan itu membuat Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menyatakan negaranya sedang berperang.
Hamas adalah kelompok teroris yang didukung oleh Iran dan telah memerintah Jalur Gaza sejak 2007.
Meningkatnya ketegangan geopolitik yang disebabkan oleh konflik tersebut dapat berdampak pada pasar energi. Sejumlah ahli prediksi akan terjadi lonjakan harga minyak dalam waktu singkat tetapi secara keseluruhan dampaknya terbatas.
Meningkatnya ketegangan juga dapat memicu volatilitas lebih lanjut di pasar yang membuat pedagang khawatir dengan inflasi yang terus berlanjut dan suku bunga lebih tinggi.
Harga minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) naik 4,3 persen ke posisi USD 86,38. Harga Brent berjangka menguat 4,2 persen menjadi USD 88,15. WTI dan Brent mencatat hari terbaiknya sejak 3 April.
Sektor Saham Energi Melonjak
Semua sektor pada Senin, 9 Oktober 2023 berakhir di zona hijau, dipimpin oleh kenaikan di sektor saham energi dan industri yang masing-masing naik 3,5 persen dan 1,6 persen.
Halliburton menjadi pemenang di sektor energi. Saham Halliburton naik 6,8 persen, diikuti Marathon Oil Corp, dan ConocoPhilips.
Selain raksasa minyak dan gas, perusahaan pertahanan besar juga ikut melonjak di tengah konflik Timur Tengah. Saham Lockheed Martin dan Northrop Grumman masing-masing naik 8,9 persen dan 11,4 persen.
“Saya pikir ada reaksi spontan. Saya pikir perlu waktu beberapa hari untuk benar-benar memahami dampak sebenarnya,” ujar Chief Investment Officer CBIZ Investment Advisory Services, Anna Rathbun.
Rathbun mengamati dengan cermat Iran, produsen utama OPEC untuk menentukan pergerakan minyak mentah seiring berlanjutnya konflik.
Beberapa investor menyatakan keyakinannya kalau pasar telah menilai dampak serangan Hamas pada akhir pekan. Saham kapitalisasi kecil naik pada Senin, 9 Oktober 2023 meningkatkan kepercayaan terhadap ekonomi yang lebih luas. Indeks Russell 2000 naik 0,6 persen.
Advertisement
Investor Menanti Laporan Keuangan
"Selama pasar melihat hal ini dapat diatasi dan upaya diplomatic terus fokus mengendalikan konflik. Pasar akan melihatnya dan kita telah melihat hal ini sebelumnya. Pasar tidak melihat ke belakang tapi melihat ke depan. Itu tugas pasar,” ujar Chief Global Strategist LPL Financial, Quincy Krosby.
Adapun pasar obligasi tutup pada Senin untuk peringati Hari Columbus. Ini berarti wall street harus menanti hingga Selasa untuk mengetahui informasi terkini soal suku bunga.
Investor juga menantikan laporan laba perusahaan agar ketahui sinyal lebih lanjut mengenai kesehatan perekonomian. Perusahaan yang laporkan kinerja antara lain PepsiCo, Walgreens, JPMorgan dan BlackRock.
Penutupan Wall Street pada 6 Oktober 2023
Sebelumnya diberitakan, bursa saham Amerika Serikat (AS) atau wall street menguat pada Jumat, 6 Oktober 2023. Wall street melejit bahkan setelah rilis data pekerjaan AS yang lebih kuat dari perkiraan dan kenaikan imbal hasil obligasi AS.
Dikutip dari CNBC, Sabtu (7/10/2023), pada penutupan perdagangan wall street, indeks Dow Jones melonjak 288,01 poin atau 0,87 persen ke posisi 33.407,58. Indeks S&P 500 menguat 1,18 persen ke posisi 4.308,50. Indeks Nasdaq bertambah 1,6 persen ke posisi 13.431,34.
Ekonomi AS menambah 336.000 pekerjaan pada September, demikian disampaikan Departemen Tenaga Kerja. Ekonom yang disurvei Dow Jones prediksi ada 170.000 pekerjaan. Yang pasti, kenaikan upah kurang dari perkiraan bulan lalu.
Saham berbalik arah menjelang akhir pekan ini. Awal sesi perdagangan, wall street sempat anjlok karena laporan pekerjaan yang lebih kuat dari perkiraan. Pada sesi terendahnya, indeks Dow Jones anjlok 272 poin. Indeks Dow Jones melambung lebih dari 400 poin. Indeks Nasdaq dan S&P 500 turun 0,9 persen pada titik terendahnya.
Pelaku pasar tidak mengetahui alasan pembalikan intraday tersebut. Sejumlah pihak menilai, upah yang lebih lemah dalam laporan tenaga kerja yang membuat investor kembali memikirkan aksi sebelumnya. Selain itu, imbal hasil obligasi yang melemah juga dinilai memberikan sumbangan terhadap tekanan wall street.
Bagian dari reli tersebut mungkin disebabkan oleh pasar yang telah menjadi sangat oversold atau jenuh jual dengan indeks S&P 500 turun lebih dari 8 persen dari level tertingginya pada awal tahun ini.
Imbal hasil obligasi awalnya melonjak setelah laporan itu. Imbal hasil obligasi AS bertenor 10 tahun mendekati level tertinggi dalam 16 tahun. Suku bunga acuan kemudian merosot dari level itu, tetapi naik sekitar 6 basis poin menjadi 4,78 persen.
Advertisement