Liputan6.com, Jakarta - Ketegangan pada sejumlah bagian seperti pundak, leher dan wajah sering dikaitkan dengan istilah salah bantal. Padahal terdapat dua faktor seseorang merasakan ketegangan bagian tersebut bisa jadi stres dan posisi tubuh yang buruk.
Peneliti dari Universitas Tel Aviv dan Universitas Wroclaw di Polandia mengungkapkan stres dan kecemasan menyebabkan peningkatan signifikan pada nyeri wajah dan rahang. Sedangkan wanita lebih banyak menderita gejala tersebut dibandingkan pria.
Advertisement
Ahli kiropraktik pediatrik dan kehamilan, David J. Calabro, DC juga menambahkan, bahwa stres fisik menjadi pengaruh ketegangan anggota tubuh.
“Hal ini mencakup kecelakaan dan trauma seperti terjatuh dari sepeda, kepala terjepit saat keluar dari mobil, atau menjalani operasi caesar yang memberikan tekanan ekstra pada leher,” jelas Calabro yang juga seorang praktisi pengobatan fungsional di Linwood.
Selain faktor stres, kehidupan modern juga mempengaruhi seseorang untuk mengalami ketegangan. Seperti duduk fokus melihat ponsel dan mengemudi, membuat seseorang berada di posisi tubuh yang buruk. Hal itulah yang memicu ketegangan.
Bahkan jika ketegangan tidak terkendali, dapat menyebabkan masalah kesehatan yang serius.
“Pada dasarnya hal ini dapat menyebabkan rasa sakit, pegal, kaku, nyeri tekan, radang sendi, kehilangan mobilitas, kejang ketidakseimbangan bahkan kehilangan otot, mati rasa, kesemutan dengan rasa terbakar di lengan, serta nyeri dan gejala neurologis lainnya.”
“Hal ini juga dapat memperburuk kondisi yang sudah ada seperti tekanan darah tinggi, sakit kepala, migrain, dan masalah sinus,” lanjut Calabro.
Gejala Sakit Leher Setiap Orang Berbeda-beda
Berikut ini adalah beberapa penyakit yang memunculkan gejala leher kaku dan kepala pusing:
- Ketegangan otot
- Kemungkinan adanya cedera kepala dan leher
- Radang sendi
- Saraf terjepit
- Adanya penyakit tertentu seperti, meningitis & rheumatoid arthritis
Gejala leher kaku yang dirasakan akan berbeda-beda pada setiap orang. Cleveland Clinic dan WebMD menyebutkan bahwa ada beberapa gejala umum yang muncul, seperti:
- Muncul rasa nyeri yang tidak kunjung hilang.
- Muncul rasa sakit seperti ditusuk atau terbakar.
- Meningkatnya sensitivitas pada area leher sehingga terasa sakit ketika ditekan dengan lembut.
- Sakit pada leher disertai dengan sakit kapala dan rasa kebas atau kram pada salah satu atau kedua lengan.
- Meningkatnya ketegangan pada otot leher.
- Ketidakmampuan atau berkurangnya kemampuan untuk menggerakkan kepala.
- Sakit yang terasa semakin parah ketika kepala dalam posisi yang sama dalam jangka waktu yang lama.
- Sakit kepala yang tidak kunjung hilang.
Advertisement
Latihan Pernapasan Membantu Atasi Ketegangan Leher
Ketegangan yang meliputi leher, wajah, dan rahang sangat tidak membuat nyaman aktivitas. Sehingga perlu dilakukan lima cara ini untuk mengendalikan ketegangan yang dilansir dari Real Simple:
1. Latihan Pernapasan
Ada alasan mengapa setiap pakar kesehatan merekomendasikan latihan pernapasan.
Latihan pernapasan membantu menenangkan otak dan meredakan respons dari pemicu ketegangan. Selain itu sangat berengaruh untuk kesehatan lainnya.
“Latihan pernapasan dapat menurunkan tekanan darah, meningkatkan sirkulasi, menurunkan kadar kortisol, dan membuat seseorang merasa nyaman dibandingkan stres,” kata Calabro. Cobalah latihan pernapasan dengan:
- Menarik napas dalam-dalam selama empat detik.
- Tahan selama tujuh detik.
- Embuskan dengan kuat selama delapan detik.
2. Cobalah Pijatan Rahang dengan Lembut
Meregangkan atau memijat rahang memang jarang dilakukan, tetapi Calabro merekomendasikan pijatan mudah dan menenangkan ini dengan:
- Buka mulutmu sedikit.
- Letakkan telapak tangan di depan telinga.
- Buka mulut secara perlahan sambil memijat lembut lurus ke bawah wajah.
Lalu untuk seseorang yang mengatupkan gigi sepanjang hari, ini mungkin terasa sedikit tidak nyaman, jadi lakukan dengan santai saja.
3. Ganti Posisi
Berdiri atau duduk sepanjang hari dengan satu posisi terlalu lama akan menimbulkan masalah.
“Kita dimaksudkan untuk menjadi makhluk yang berubah-ubah,” ungkap ahli terapi fisik Sean Joyce, PT, DPT.
Pasiennya melihat hasil terbaik ketika mereka bergantian dari duduk ke berdiri atau sebaliknya setiap 30 menit.
“Melakukan hal ini akan membantu meringankan ketegangan di leher, rahang, wajah, dan mengurangi kemungkinan adaptasi jaringan lunak yang menghalangi dalam mencapai postur optimal,” lanjutnya.
Joyce menyarankan agar setel pengatur waktu berulang setiap 30 menit sebagai pengingat berganti postur.
Advertisement
4. Kelola Tingkat Stres
“Memaksa untuk melepaskan diri dari pikiran yang stres, akan memberikan kesempatan pada otot yang tegang agar lebih rileks,” kata Joyce.
Seperti ketika meredakan gejala stres mental dan fisik, seseorang mungkin merasakan penurunan signifikan pada ketegangan wajah dan rahang.
Meskipun setiap orang memiliki cara berbeda untuk mengendalikan stres, Joyce menyarankan untuk bermeditasi, mendengarkan musik, mandi, membaca, mengajak hewan jalan-jalan, dan berolahraga.
5. Regangkan Leher dan Bahu Setiap Hari
Biasakan meregangkan otot leher dan bahu setiap hari. Berikut dua peregangan dari Joyce yang bisa lakukan kapan dan di mana saja.
Peregangan pertama:
- Ambil posisi duduk yang benar.
- Dudukanlah tangan kiri untuk membantu menambatkan bahu kiri.
- Miringkan kepala ke kanan sehingga telinga dan bahu mengarah yang sama.
- Letakkan tangan kanan di atas kepala. Lalu tarik perlahan kepala lebih jauh ke kanan untuk mengintensifkan peregangan di sisi kiri.
- Tahan selama 30 detik. Ingat untuk bernapas dalam-dalam, lalu ulangi tiga kali sebelum beralih ke sisi yang lain.
Peregangan kedua:
- Mulailah dengan posisi duduk yang sama seperti di atas
- Putar kepala ke bawah sehingga hidung mengarah ke ketiak kanan.
- Letakkan tangan kanan di atas kepala kemudian tarik perlahan ke bawah. Ini membantu agar meningkatkan regangan di bagian leher dan tulang belakang.
- Tahan selama 30 detik, tarik napas dalam-dalam, lalu ulangi tiga kali berturut-turut sebelum beralih ke sisi lainnya.