Liputan6.com, Jakarta - PT Mandiri Sekuritas kembali dipercaya oleh Kementerian Keuangan RI sebagai mitra distribusi Surat Berharga Negara (SBN) Ritel jenis Obligasi Negara Ritel (ORI) seri 024 (ORI024) yang dapat dibeli dengan mudah melalui platform digital Mandiri Online Securities Trading (MOST) SBN atau sbn.most.co.id. Penawaran ORI024 dibuka dari 9 Oktober hingga 2 November 2023.
ORI024 juga ditawarkan dalam 2 tenor atau jangka waktu investasi, yakni, ORI024-T3 dengan tenor 3 tahun yang akan jatuh tempo pada 15 Oktober 2026 dan ORI024-T6 dengan tenor 6 tahun yang jatuh tempo pada 15 Oktober 2029. Dengan kupon yang cukup tinggi sebesar 6,10 persen persen untuk ORI024- T3 dan 6,35 persen ORI024-T6 per tahun.
Advertisement
Direktur Retail Mandiri Sekuritas Theodora VN Manik mengatakan, sebagai mitra distribusi SBN Pemerintah, Mandiri Sekuritas berkomitmen untuk secara aktif mendukung pertumbuhan ekonomi nasional sekaligus memberikan alternatif investasi yang aman dan menguntungkan bagi para nasabah.
Menurut ia, ORI024 sesuai untuk para investor dengan risiko konservatif ke moderat karena terjangkau dan menawarkan imbal hasil per tahun yang cukup tinggi.
"Kehadiran ORI024 di akhir tahun 2023 ini dapat menjadi salah satu resolusi finansial untuk meraih kemapanan di masa depan. ORI024 merupakan alternatif diversifikasi investasi yang aman, mudah, dan menguntungkan serta likuid. Aman karena dijamin oleh negara, mudah karena investasi dapat dilakukan secara online melalui platform Mandiri Online Securities Trading (MOST), dan menguntungkan karena imbal hasil yang tetap," ujar dia dalam keterangan resminya, Selasa (10/10/2023).
Nilai Pembelian
Sementara itu, investor dapat membeli kedua jenis ORI024 dengan mudah dan aman melalui platform MOST SBN, dengan harga mulai dari Rp1 juta dan maksimum pemesanan sebesar Rp 5 miliar untuk ORI024-T3 dan Rp 10 miliar untuk ORI023-T6. Karakteristik produk ini diyakini dapat mendukung kestabilan kinerja investasi para investor individu.
Penawaran ORI024 akan dibuka pada 9 Oktober pukul 10.00 WIB. Pembayaran kupon pertama ORI023 akan dibayarkan pada 15 Desember 2023 dan akan terus dibayarkan pada tanggal 15 setiap bulan hingga masa jatuh tempo.
Melalui platform MOST SBN, masyarakat dapat berinvestasi di ORI024 dengan empat langkah mudah, yaitu melalukan registrasi daring di register.most.co.id, melakukan pemesanan SBN, melakukan pembayaran melalui Bank Persepsi, dan monitor transaksinya.
Advertisement
Mandiri Sekuritas Ungkap Minat Obligasi Ritel Tak Kalah dari War Tiket Konser
Sebelumnya diberitakan, minat investor terhadap obligasi ritel rupanya cukup tinggi. Head of Fixed Income Research Mandiri Sekuritas, Handy Yunianto bahkan mengatakan penjualan obligasi ritel tak kalah menarik dibandingkan perang (war) tiket konser. Dalam catatannya, penjualan obligasi ritel berlangsung lebih cepat dari penawaran yang dijadwalkan.
"Sebelumnya selalu lebih cepat. Targetnya itu lebih cepat kesampaian dibandingkan masa book building-nya. Jadi yang laris tidak hanya tiket konser, obligasi ritel juga laris," kata Handy dalam Jumpa Pers Equity and Fixed Income Markets Outlook 2023, Rabu (7/6/2023).
Secara umum, pasar surat utang atau obligasi dinilai memiliki prospek menarik di tengah sinyal suku bunga The Fed yang landai. Perkiraan arah kebijakan suku bunga ini merujuk pada tren inflasi yang juga mulai turun, sehingga Bank Sentral AS atau The Fed tak memiliki alasan kuat untuk terus menaikkan suku bunga acuan secara agresif.
Aliran Dana Investor Asing
"Konsekuensi dari inflasi yang turun, tekanan suku bunga berkurang. ini positif untuk pasar obligasi. Karena kalau suku bunga sudah tidak naik, biasanya yield obligasi sudah pick. Jadi kita lihat ke depannya yield akan turun berarti harga obligasinya akan naik,” ujar Handy.
Pada kondisi tersebut, Handy mengatakan aliran dana masuk dari investor asing juga akan tumbuh. Sebagai gambaran, asing mencatatkan net buy 67,8 triliun hingga Mei 2023. Terdiri dari net buy SUN senilai Rp 74,8 triliun dan net sell SBSN senilai Rp 7 triliun.
Ritel mencatatkan net buy Rp 22 triliun, terdiri dari ney buy pada SUN sebesar Rp 2,6 triliun dan net buy SBSN Rp 19,4 triliun. Lainnya mencatatkan total net buy 6,2 triliun, terdiri dari nervus pada SUn RP 1,5 triliun dan net buy pada SBSN Rp 4,7 triliun.
"Asing sudah masuk Rp 70 triliun. Saya pikir ini masih akan masuk lagi karena meskipun asing sudah masuk banyak, sudah relatif terhadap kondisi pre-covid level, tapi asing belum masuk semua,” imbuh Handy.
Advertisement