Penderita Diabetes Perlu Berhati-hati saat Pedikur, Lebih Rentan Terkena Masalah Kaki

Penderita diabetes perlu berhati-hati saat sedang melakukan perawatan kaki pedikur. Perawatan ini rentan menyebabkan masalah kaki pada para penderita diabetes, karena berkurangnya aliran darah dan kerusakan saraf.

oleh Winda Syifa Sahira diperbarui 16 Okt 2023, 04:00 WIB
Pedikur/boldsky

Liputan6.com, Jakarta - Hidup dengan diabetes membawa tantangan unik, dan salah satu hal yang memerlukan perhatian khusus adalah perawatan kaki. Dilansir dari Hindustan Times, Selasa 10 Oktober 2023, menurut pakar kesehatan, diabetes dapat berdampak pada berbagai bagian tubuh, termasuk kaki, sehingga membuat individu yang terkena diabetes lebih rentan mengalami masalah kaki akibat berkurangnya aliran darah dan kerusakan saraf.

Dalam sebuah wawancara dengan HT Lifestyle, Dr Rajiv Kovil, Ketua Zandra Healthcare dan salah satu pendiri inisiatif Rang De Neela, mengungkapkan, "sirkulasi darah yang buruk merupakan kekhawatiran yang signifikan bagi penderita diabetes tipe 2, karena dapat menyebabkan peningkatan risiko amputasi."

Lebih lanjut ia menjelaskan, "orang mungkin mengalami nyeri saat berjalan, serta kesemutan atau penurunan sensasi pada kaki. Penderita diabetes tipe 2 juga menghadapi risiko lebih tinggi terkena infeksi kaki, bisul, dan penyembuhan luka yang tertunda. Kerusakan saraf, yang dikenal sebagai neuropati, adalah masalah besar yang semakin meningkatkan kemungkinan amputasi."

Banyak wanita penderita diabetes merasa bahwa pedikur adalah bagian penting dari rutinitas perawatan kaki mereka, namun Dr Kovil menyarankan untuk tidak melakukan pedikur di salon kecantikan. Sebaliknya, ia merekomendasikan untuk mengunjungi ahli penyakit kaki atau ahli ortotis  khusus dalam perawatan kaki untuk mendapatkan perawatan yang tepat.

Dr Rajiv Kovil menjelaskan, alasan di balik peringatan ini terletak pada kenyataan bahwa penderita diabetes, terutama mereka yang kadar gula darahnya tidak terkontrol, rentan terhadap masalah kaki seperti penurunan sirkulasi dan kerusakan saraf.

"Kondisi ini mengurangi kemampuan kaki untuk melawan infeksi dan mengganggu kemampuan merasakan cedera. Selama pedikur, luka dan goresan kecil sekalipun pada kulit dapat meningkatkan risiko infeksi. Selain itu, kebersihan di salon sangat penting, terutama bagi penderita diabetes," terangnya.

 

Kebersihan Salon Pedikur Harus Diperhatikan

Ilustrasi perawatan pedikur. (dok. unsplash/runejohs)

Ia menegaskan, rendaman kaki harus dibersihkan dan didisinfeksi dengan cermat di antara pelanggan dan alat pemotong. Peralatan lainnya juga harus dicuci dan disanitasi secara menyeluruh menggunakan larutan disinfektan atau autoklaf bedah, yang menggunakan uap bertekanan untuk mensterilkan alat-alat tersebut."

Pemotongan kuku sebaiknya dilakukan dengan hati-hati dan hindari kuku yang terlalu pendek yang dapat menyebabkan kuku kaki tumbuh ke dalam dan infeksi. "Tepi kuku kaki harus dibulatkan dengan kikir, bukan dibiarkan tajam. Terakhir, penting untuk dicatat bahwa mengecat kuku kaki untuk menyembunyikan infeksi jamur harus dihindari," tambahnya.

Dr Rajiv Kovil juga mengatakan bahwa selain pedikur, pijat ekstrem di bagian tubuh bawah juga perlu dihindari. Kehati-hatian serupa harus dilakukan ketika mempertimbangkan pijat ekstrem di bagian tubuh bawah di spa dan pusat kesehatan. Penderita diabetes sebaiknya menghindari layanan ini dan berkonsultasi dengan ahli penyakit kaki atau ahli ortotis.

Ia juga menyebutkan ada beberapa hal yang harus diperhatikan bagi para penderita diabetes, Kontrol glukosa darah yang tepat, olahraga teratur, nutrisi yang sehat, penggunaan kaus kaki diabetes, dan berhenti merokok dapat membantu meningkatkan sirkulasi darah pada bagian tubuh bawah.

"Jika seseorang masih menginginkan pijatan pada bagian tubuh bawah, dapat mencari nasihat profesional, dan sangat penting untuk memastikan keamanan dan efektivitas perawatan," ujarnya.


Tanda-tanda Sirkulasi Darah Buruk pada Penderita Diabetes

Ilustrasi Pemeriksaan Diabetes Credit: freepik.com

Menemukan gejala gangguan sirkulasi darah bisa jadi sulit, namun pengenalan lebih dini dapat membantu mencegah komplikasi parah, termasuk amputasi. Oleh karena itu, Dr Rajiv Kovil menyarankan, untuk memerhatikan hal-hal berikut.

"Waspadai indikator-indikator nyeri pada betis saat berjalan, rapuh kuku, kaki dingin, kulit kering atau pecah-pecah (terutama pada kaki), rambut rontok pada kaki, perubahan warna kulit, luka yang lambat sembuh dan kesemutan atau mati rasa pada kaki," terangnya.

Ia menyimpulkan, tetaplah waspada dan segera atasi permasalahan apapun, dan pastikan penderita diabetes mendapatkan perawatan yang diperlukan untuk kaki mereka, sehingga mengurangi risiko dan konsekuensi buruk. "Dalam hal perawatan kaki, sangat penting untuk memprioritaskan bimbingan ahli dan perawatan yang dipersonalisasi daripada memilih layanan kecantikan umum. Kaki Anda layak mendapatkan perhatian dan perawatan maksimal, terutama jika Anda menderita diabetes," sambungnya.

Pasien diabetes perlu memperhatikan kadar gula darah harian mereka. Apakah ini artinya pasien diabetes tak boleh sama sekali mengonsumsi gula pasir?

Dilansir dari kanal Health, Liputan6.com, Selasa, 10 Oktober 2023, Dietisien Instalasi Pelayanan Gizi RS Cipto Mangunkusumo Jakarta Sri Rejeki Wahyuningrum SKM, RD mengatakan, pasien diabetes masih boleh mengonsumsi gula pasir sebagai pemanis. Tentu saja takarannya harus disesuaikan.

 

Konsumsi Kadar Gula Bagi Penderita Diabetes

Ilustrasi Diabetes Credit: pexels.com/pixabay

"Jadi sebetulnya komposisi glukosa atau sukrosa, gula pasir salah satu contohnya, itu dalam kebutuhan kalori kita sehari-hari masih boleh diberikan sebanyak 5 persen dari total kebutuhan kalori sehari," jelas Sri, dilansir dari Antara.

Jika kebutuhan kalori harian pasien diabetes atau diabetesi adalah 1.700 kalori, maka 5 persen dari asupan karbohidrat bisa digunakan untuk gula pasir. Sri mengatakan, satu sendok gula pasir setara dengan satu porsi buah. Artinya, bila pasien diabetes ingin minum teh dengan satu sendok gula pasir, maka hal itu setara dengan konsumsi satu porsi buah.

Penting untuk diingat, saat mengonsumsi gula pasir, pasien diabetes hanya akan mendapat rasa manis saja, tanpa serat atau vitamin seperti yang ada di dalam buah-buahan. Oleh karena itu, mengonsumsi buah-buahan masih tetap jadi pilihan yang lebih sehat karena mengandung nutrisi tambahan. 

"Kembali lagi bahwa kalau kita minum manis atau gula pasir, kita hanya mendapat manisnya saja, karbohidrat saja. Tapi kalau kita makan buah, di buah itu ada serat, ada vitamin jadi lebih banyak keunggulan zat gizinya. Tapi sesekali kalau mau gula ya gampangnya seperti itu," jelas Sri.

Ia juga menyampaikan, dalam mengatur diet pasien diabetes, penggunaan gula menjadi kunci penting. Gula bisa ditemui dalam berbagai bentuk, mulai dari gula pasir, gula merah, sirup, madu, hingga kue-kue yang mengandung gula.

 

Infografis Journal: Gaya Hidup Buruk, Diabetes Mengancam Kaum Muda (Liputan6.com/Trie Yasni)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya