Meneropong Prospek Saham Emiten Energi di Tengah Konflik Hamas-Israel

Pengamat Pasar Modal Desmond Wira menilai masih ada potensi kenaikan harga minyak dalam waktu dekat. Lalu bagaimana dampak ke saham emiten energi?

oleh Elga Nurmutia diperbarui 10 Okt 2023, 15:05 WIB
Harga minyak mentah naik lebih dari 4 persen seiring konflik Israel-Hamas memasuki hari ketiga.(Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Harga minyak mentah naik lebih dari 4 persen seiring konflik Israel-Hamas memasuki hari ketiga. Konflik ini terjadi di depan pintu wilayah yang memproduksi minyak mentah bagi kebutuhan dunia.  Lantas, bagaimana prospek saham emiten energi ke depan?

Harga-harga saham energi pun ikut terdongkrak pada Senin, 9 Oktober 2023 sejalan dengan kenaikan harga minyak tersebut.

Phillip Sekuritas Indonesia pun mencermati harga minyak masih berpotensi naik, jika negara-negara barat secara resmi menghubungkan keterlibatan dinas intelijen Iran dengan serangan Hamas, maka pasokan minyak dari Iran akan menghadapi risiko embargo. 

"Ekspor minyak dari Iran sudah terbatas sejak mantan Presiden AS, Donald Trump, pada 2018 keluar dari kesepakatan nuklir dengan Iran dan menjatuhkan kembali sanksi yang bertujuan mengurangi pendapatan dari ekspor migas Iran,” tulis Riset Phllip Sekuritas Indonesia. 

Sementara itu, Pengamat Pasar Modal Desmond Wira menilai masih ada potensi kenaikan harga minyak dalam waktu dekat. Perang yang baru diumumkan di Israel dapat berdampak pada harga minyak dan gas, mirip seperti invasi Rusia ke Ukraina yang menyebabkan harga minyak dan gas melonjak tahun lalu. 

"Trader komoditas sudah menaikkan harga minyak hingga lebih dari 4 persen ketika pasar dibuka di minggu ini. Saham emiten energi berpotensi mendapat sentimen positif dari hal ini,” kata Desmond. 

Menurut ia, untuk saham komoditas sebenarnya sudah masuk fase downtrend dalam jangka pendek. Untuk kenaikan harga minyak kali ini kemungkinan dapat dimanfaatkan untuk profit taking khususnya saham energi. 

"Jika harga minyak tembus level USD 94 per barel baru pertimebangkan untuk akumulasi saham energi kembali. Jika belum terjadi, profit taking atau wait and see dahulu,” tandasnya. 

 


Respons Pemimpin Bisnis di AS Terkait Serangan Hamas ke Israel

Tentara Israel mengatakan bahwa mereka telah menyerang lebih dari 500 target di Jalur Gaza dalam serangan semalam. (Mahmud HAMS/AFP)

Sebelumnya diberitakan, sejumlah pemimpin perusahaan di Amerika Serikat (AS) menyatakan kemarahan dan solidaris terhadap Israel setelah serangan mendadak yang dilakukan kelompok militan Hamas.

Dikutip dari CNN, Selasa (10/10/2023), CEO JPMorgan Chase Jamie Dimon menuturkan, pihaknya mendukung Israel. Perseroan juga menginstruksikan karyawan di sana untuk bekerja dari jarak jauh ke depan. Hal itu disampaikan sumber kepada CNN.

“Serangan akhir pekan lalu terhadap Israel dan rakyatnya serta perang dan pertumpahan darah yang diakibatkannya adalah tragedi yang mengerikan,” ujar Dimon kepada seluruh karyawannya dalam sebuah memo yang diperoleh CNN.

Dimon menambahkan, pihaknya mendukung karyawan dan keluarganya, serta Warga Israel selama masa penderitaan dan kehilangan yang besar ini.

JPMorgan memiliki sekitar 230-240 karyawan di Israel dan telah meminta staf di sana untuk bekerja dari rumah dalam waktu dekat. Hal itu disampaikan seorang sumber kepada CNN.

Dimon menuturkan, seluruh karyawan JPMorgan dan semua pihak yang bepergian di wilayah tersebut telah dipastikan aman.

“Kami berdoa untuk keselamatan mereka dan keluarga serta orang terkasih. Kerugian manusia akibat perang dan terorisme sangat besar dengan terlalu banyak nyawa hilang dan berubah selamanya. Kami bersatu dalam harapan kami suatu hari nanti dapat mengakhiri kekerasan dan terciptanya perdamaian di seluruh Timur Tengah.

Kepada CNN, Morgan Stanley juga telah menyarankan beberapa karyawan yang berada di Israel untuk tinggal di rumah saat ini.

Goldman Sachs juga telah instruksikan karyawan di kantornya di Tel Aviv untuk bekerja dari jarak jauh, menurut sumber.

“Kami semua di Goldman Sachs memikirkan Anda dan keluarga dalam hadapi agresi yang mengejutkan yang ditujukan kepada Warga Israel,” ujar CEO Goldman Sachs David Solomon.


Bakal Beri Bantuan Kemanusiaan

Militan Palestina Hamas meluncurkan roket menuju Israel dari Rafah, di Jalur Gaza selatan, Rabu (12/5/2021) dinihari. Hamas menyatakan mereka telah menembakkan lebih dari 200 roket ke Israel sebagai pembalasan atas serangan di sebuah blok menara di Gaza. (SAID KHATIB / AFP)

Ia menilai, dinamika di Timur Tengah selalu sulit dan kompleks. “Namun, serangan-serangan ini adalah terorisme dan melanggar nilai-nilai paling mendasar kami,” ujar dia.

Sementara itu, Presiden dan CEO the Partnership untuk Kota New York, Kathryn Wylde menuturkan, pihaknya sedih dan marah terhadap tindakan terorisme yang tidak masuk akal seperti yang dirasakan saat 9/11 terhadap World Trade Center. “Bagi Warga New York, ini bersifat pribadi,” ujar Wylde.

The Partnership mewakili lebih dari 300 pemimpin bisnis dan perusahaan di New York yang mempekerjakan lebih dari 1 juta warga New York.

“Tidak ada yang bisa membenarkan kekerasan terencana yang terjadi di Israel akhir pekan ini,” ujar dia.

Sementara itu, Business Roundtable, kelompok perdagangan yang mewakili CEO terkemuka AS menuturkan, pihaknya bergabung dengan pemerintah AS dan komunitas global dalam mengutuk serangan mengerikan terhadap Israel dan berdiri dalam solidaritas dengan Warga Israel.

Kamar Dagang AS mengatakan, pihaknya mengutuk keras serangan keji itu.”Kami menyampaikan belasungkawa yang tulus kepada Warga Israel dan berdiri dalam solidaritas dengan mereka saat memerangi terorisme,” kata Dewan.

Adapun kelompok bisnis tersebut sedang berhubungan dengan mitra dari Pemerintah Israel dan Kamar Dagang Israel-Amerika Serikat untuk mencari cara memberikan bantuan kemanusiaan.


Bank Sentral Israel Lepas Cadangan Devisa USD 30 Miliar Usai Mata Uang Syikal Anjlok

Bendera Israel berkibar di dekat Gerbang Jaffa di Kota Tua Yerusalem (20/3). Gerbang Jaffa adalah sebuah portal yang dibuat dari batu yang berada dalam deret tembok bersejarah Kota Lama Yerusalem. (AFP Photo/Thomas Coex)

Sebelumnya diberitakan, Bank of Israel atau Bank Sentral Israel mengumumkan akan jual cadangan devisa hingga USD 30 miliar atau sekitar Rp 470,49 triliun (asumsi dolar Amerika Serikat terhadap rupiah di kisaran 15.683).

Langkah Bank Sentral Israel sebagai upaya menopang mata uangnya yang anjlok setelah serangan militan Hamas pada akhir pekan lalu.

"Bank sentral akan beroperasi di pasar selama periode mendatang untuk mengurangi volatilitas nilai tukar syikal dan menyediakan likuiditas yang diperlukan agar pasar dapat terus berfungsi baik,” tulis bank sentral dikutip dari CNBC, Senin (9/10/2023).

Shekel atau Syikal Israel melemah 1,63 persen dan diperdagangkan 3,90 terhadap dolar AS. Mata uang Israel itu berada di posisi terendah dalam tujuh bulan. Selain program senilai USD 30 miliar, bank sentral akan sediakan likuiditas ke pasar melalui mekanisme SWAP di pasar hingga USD 15 miliar.

“Bank Israel akan terus memantau perkembangan, melacak semua pasar dan bertindak dengan alat yang tersedia jika diperlukan,”

Sementara itu, pada Minggu, 8 Oktober 2023, indeks acuan TA-35 Israel melemah 6,47 persen dan mencatat koreksi terbesar dalam tiga tahun lebih, sejak Maret 2020.

"Perekonomian Israel sangat kuat. Kecuali jika ada serangan fisik dari Iran, kemungkinan besar Israel akan kembali berfungsi penuh secara ekonomi dalam waktu satu atau dua minggu,” ujar Mantan Wakil Gubernur Bank Sentral Israel, Zvi Eckstein kepada CNBC.

"Mata uang Israel akan sedikit terdevaluasi karena baik masyarakat Israel maupun asing akan mengurangi paparan mereka terhadap Israel seiring dengan meningkatnya risiko Israel,” ujar Eckstein yang kini menjabat sebagai Profesor di Tel Aviv University.

Saat fajar pada Sabtu, 7 Oktober 2023 tepatnya hari libur besar Yahudi, kelompok militan Hamas melancarkan serangan ke Israel melalui darat, laut dan udara memakai paralayang. Serangan itu terjadi beberapa jam setelah serangan roket dari Gaza ke Israel.

Infografis Perang Hamas Vs Israel Kembali Berkecamuk. (Liputan6.com/Gotri/Abdillah)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya