Liputan6.com, Jakarta Ada yang bertanya-tanya, di mana Pasukan Pertahanan Israel, pada jam-jam yang panjang ketika militan Hamas berkeliaran di sekitar komunitas di dekat Gaza?
“Tentara benar-benar gagal sebagai kekuatan yang bereaksi cepat,” kata seorang warga Israel, sambil menunjuk pada bagaimana beberapa komunitas yang diserang harus bergantung pada pasukan perlindungan sipil mereka sendiri sementara mereka menunggu kedatangan militer.
Advertisement
Jawaban lengkap mengapa hal ini terjadi memerlukan waktu untuk terungkap. Namun tampaknya kejutan, skala, dan kecepatan membuat pertahanan kewalahan dan tidak siap menghadapi apa yang mereka hadapi.
Menurut laporan BBC, kejutan adalah kunci penting dalam serangan Hamas ke Israel di hari Sabtu itu.
Intelijen Israel gagal memahami rencana serangan Hamas. Kelompok ini tampaknya telah melakukan program penipuan jangka panjang untuk memberikan kesan bahwa mereka tidak mampu atau tidak mau melancarkan serangan ambisius.
Mereka juga menerapkan keamanan operasional yang baik, mungkin menghindari komunikasi elektronik. Hamas kemudian mengandalkan skala dan kecepatan yang belum pernah terjadi sebelumnya.
Ribuan roket diluncurkan sebagai perlindungan. Namun ada juga serangan drone terhadap peralatan pemantauan yang digunakan Israel di pagar perbatasan untuk mengawasi apa yang terjadi. Bahan peledak berat dan kendaraan kemudian menciptakan sebanyak 80 pelanggaran di pagar keamanan.
Pesawat layang gantung bermotor dan sepeda motor juga terlibat, ketika antara 800 dan 1.000 pria bersenjata keluar dari Gaza untuk menyerang beberapa lokasi. Taktik pengeroyokan ini nampaknya berhasil melumpuhkan pertahanan Israel – setidaknya untuk sementara waktu.
Serangkaian aktivitas seperti itu akan menyebabkan kekacauan di dalam pusat komando dan kendali Israel, yang sudah sepi pada Sabtu pagi yang juga merupakan hari libur keagamaan.
Beberapa pejuang Hamas menargetkan komunitas sipil sementara yang lain menargetkan pos-pos militer. Ada kejutan bahwa pos-pos terdepan ini dijaga dengan sangat lemah sehingga bisa diserbu, dengan beberapa foto tank Israel yang jatuh ke tangan Hamas dipamerkan oleh mereka.
Dan lubang-lubang di perbatasan tetap terbuka cukup lama sehingga memungkinkan para sandera dibawa ke Gaza sebelum tank-tank akhirnya digunakan untuk menutupnya.
Pertahanan yang tak merata
Pertahanan tampaknya tidak merata - pasukan keamanan dan pertahanan Israel dalam beberapa bulan terakhir lebih fokus di Tepi Barat dibandingkan Gaza, sehingga berpotensi menimbulkan kesenjangan. Dan Hamas mungkin memperhitungkan perpecahan dalam masyarakat Israel mengenai kebijakan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu untuk lebih mengalihkan perhatian pihak keamanan.
Kemampuan militer dan intelijen Israel telah lama dinilai sebagai yang terbaik di Timur Tengah dan salah satu yang terbaik di dunia. Namun mereka mungkin juga meremehkan kemampuan lawannya.
Serangan tersebut disamakan dengan serangan 9/11 di AS, ketika tidak ada seorang pun yang memperkirakan bahwa pesawat dapat digunakan sebagai senjata. Hal ini sering disebut sebagai "kegagalan imajinasi".
Dan kegagalan imajinasi serupa mungkin juga menjadi salah satu masalah bagi Israel, sehingga membuat Israel tidak siap menghadapi sesuatu yang begitu ambisius dari musuhnya.
Kekhawatiran tersebut tentunya akan menjadi bagian dari penyelidikan jangka panjang yang kemungkinan besar akan dilakukan. Namun dalam jangka pendek, fokusnya adalah memikirkan apa yang harus dilakukan selanjutnya daripada melihat ke belakang.
Advertisement
Update Perang Hamas Vs Israel: 1.600 Orang Tewas hingga Indonesia Minta WNI Tinggalkan Israel-Palestina
Perang Israel dan Hamas masih berlangsung pada Selasa 10 Oktober 2023. Korban tewas maupun terluka dari kedua belah pihak, Israel dan Palestina khususnya di Jalur Gaza pun dilaporkan semakin bertambah.
Warga Palestina di Gaza menyadari hari keempat pemboman Israel yang tak henti-hentinya, yang dikelilingi oleh reruntuhan rumah mereka.
Penduduk setempat Shadi al-Hassi mengatakan kepada Al Jazeera bahwa tidak ada tempat yang aman di daerah kantong yang terkepung.
"Saya kabur dari rumah pada jam 1 dini hari, bersama anak dan istri saya," kata al-Hassi.
"Kami lolos dari sasaran dan datang ke tempat sasaran lain. Kami terkejut dengan segalanya, ketika api dan nyala api dilemparkan ke arah kami. Tidak ada tempat yang aman di Jalur Gaza," tambahnya al-Hassi.
Jokowi Desak Perang Hamas vs Israel Segera Dihentikan
Presiden Joko Widodo atau Jokowi mendesak agar perang Israel dan Hamas segera dihentikan untuk mencegah bertambahnya korban jiwa. Jokowi mengingatkan eskalasi konflik dapat menimbulkan dampak kemanusiaan yang lebih besar.
"Indonesia mendesak agar perang dan tindakan kekerasan agar segera dihentikan untuk menghindari semakin bertambahnya korban manusia dan hancurnya harta benda. Karena eskalasi konflik dapat menimbulkan dampak kemanusiaan yang lebih besar," jelas Jokowi melalui Youtube Sekretariat Presiden, Selasa (10/10/2023).
Dia meminta Menteri Luar Negeri Retno Marsudi segera mengambil tindakan cepat untuk melindungi warga negara Indonesia (WNI) yang ada di wilayah konflik. Jokowi menyebut pendudukan wilayah Palestina dan Israel yang menjadi akar dari konflik tersebut, harus segera diselesaikan sesuai parameter PBB.
Advertisement